💨 Soon To Be Papa

1.5K 127 33
                                    

Ini sudah hari ketiga Zoa merasakan ada yang aneh dengan dirinya. Ia selalu mengalami mood swing dan pola makannya berantakan.

Jika biasanya Zoa selalu sarapan di pagi hari, tiga hari ini ia melewatkan jam sarapannya. Setelah ia sarapan, ia selalu memuntahkan makanan yang baru saja ia telan di wastafel.

Staminanya pun seperti sedang menurun. Ia sering lebih memilih untuk duduk berdiam diri ketimbang beres-beres rumah, padahal biasanya ia tidak suka hanya bengong tanpa melakukan apapun.

"Capek banget." keluh Zoa yang sedang duduk di long sofa sambil menyandarkan punggungnya.

Padahal dia belom ngapa-ngapain, selain baru bangun tidur dan menunggu Niki yang sedang mandi.

"Sayang, kamu masak apa?" tanya Niki sembari menuruni tangga. Laki-laki itu sepertinya baru saja selesai mandi.

"Gak ada. Aku capek banget." jawab Zoa seadanya. Mendengar itu, Niki pun mengernyitkan keningnya.

"Lah? Capek ngapain kamu? Baru bangun tidur kok udah capek aja?"

"Gatau... Dari kemaren aku sering langsung capek padahal aku gak ngelakuin aktivitas yang berat-berat gitu."

"Sakit?"

"Enggak. Tapi emang sering mual-mual sih."

"Jangan-jangan... kamu hamil?"

Mendengar itu, Zoa langsung membuka kedua matanya dan mengubah posisi duduknya menjadi tegak.

"Gak mungkin lah! Kita kan ngelakuinnya aja gak sering-sering banget!"

"Who knows? Gini-gini aku tokcer tau."

Zoa memutar kedua matanya lalu menaruh kepalanya diatas bahu sang suami. Zoa memegang tangan kanan Niki lalu memainkan kelima jari laki-laki itu. Bibirnya pun mengerucut, menahan mual yang sedang ia rasakan saat ini.

"Kenapa, hm?"

"Aku pengen makan dessert box."

"Mahal, sayang. Lagian masa pagi-pagi makannya dessert box? Mana ada yang buka jam segini..."

Zoa semakin mengerucutkan bibirnya.

"Ni-Niki..."

"Hah? Kamu kenapa? Kok suara-"

"HUWEEEEKKKK..."

Zoa tanpa sengaja memuntahkan isi perutnya ke celana yang sedang dipakai oleh Niki.

"Kita ke dokter sekarang."

● ● ●

Niki dan Zoa kini berjalan menuju parkiran setelah selesai dari dokter. Keduanya berpegangan tangan dengan Zoa menyandarkan kepalanya di bahu sang suami.

Pasutri ini akan menjadi seorang ayah dan ibu setelah dokter berkata jika Zoa sedang mengandung. Kandungannya pun baru berusia dua minggu yang membuat keduanya sedikit terkejut sekaligus bahagia.

"Kamu mau makan?" tanya Niki sambil menoleh ke Zoa yang terduduk lemas di bangku yang ada di sebelahnya.

"Makan apa..."

"Kamu mau apa?"

"Pengen rice bowl ayam asam manis deh."

"Pesen online kalo gitu?"

Zoa menggangguk kemudian memejamkan kedua matanya. Melihat itu, Niki menggelengkan kepalanya dan melajukan mobil meninggalkan area rumah sakit.

Sekitar satu jam perjalanan karena jalanan yang cukup ramai dan macet, mereka pun sampai di rumah.

"Zo, hey. Sayang, bangun. Udah nyampe nih." ujar Niki. Tangannya melepaskan seatbelt yang dipakai Zoa kemudian menepuk kedua pipi wanita itu.

"Zoaaa... Hey..."

Niki mencium seluruh wajah Zoa hingga istrinya itu menggeliat.

"Apasih."

"Bangunnn... Udah nyampe ini."

Zoa mengerjapkan kedua matanya lalu menatap sang suami. "Hehe... Gendong~~~"

Niki mendengus. Ia pun keluar dari mobil lalu membuka pintu sisi lain dan menggendong istrinya. Kakinya menutup pintu mobil itu kemudian keduanya memasuki rumah.

Cukup kesulitan dalam membuka pintu rumah apalagi Niki sedang menggendong sang istri yang lagi hamil. Tapi demi Zoa, apapun akan Niki lakukan.

Dasar bucin.

Niki mendudukkan Zoa di long sofa dengan hati-hati kemudian ikut duduk di sebelahnya.

"Jadi mau makan rice bowl, gak?"

Zoa menggeleng. Ia mendekatkan tubuhnya ke Niki kemudian memeluk pinggang suaminya itu.

"Mau tidur aja sambil meluk kamu."

"Dih manja banget."

"Bukan aku yang mau! Tapi anak kamu!"

"Iya deh iya."

"Kenapa?! Kamu gak percaya sama aku?!"

"Percaya, sayang."

"TERUS?"

"Udah, ya. Aku capek lagi gamau dengerin ocehan kamu."

"JADI AKU BANYAK NGOCEH GITU, HAH?!"

"Eh?"

Zoa menatap Niki dengan kesal, bahkan ia sudah melepas pelukannya. Zoa berdecak kemudian bangkit dari duduknya, berjalan menuju kamarnya, dan menutup pintu kamar dengan kencang.

Niki yang melihat itu menghela napas kemudian mengusap wajahnya.

"Ini gue salah lagi?"

● ● ●

Siapa kangen?

/gak ada/

Oiya guys, yg di chapt sebelumnya setuju diadain Q&A, silakan bertanya disini ya👉

Hehe, ayo nanya apa aja boleh kok. Jangan sampai flop please...😭😭😭

Thank you♡

Luv,

💋

[✅] Daily Life of S3 Perbucinan - AeshypenklyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang