💝 Belajar Masak

1.4K 160 13
                                    

"SSSHHH... SAKIT, SUNGHOON!"

"AW, PELAN-PELAN DONG!"

"DIBILANGIN PELAN-PELAN! NGERTI BAHASA INDONESIA GAK SIH?!"

Sunghoon meringis kala kepalanya dipukul oleh Ningning saat ia sedang mengobati jari istrinya yang terluka karena terkena cipratan minyak.

Hari ini adalah hari Minggu, hari dimana semua manusia menikmati waktu libur dengan rebahan. Tetapi tidak dengan Sunghoon. Laki-laki itu terpaksa berada di dapur karena Ningning, istrinya, bilang kalau wanita itu ingin belajar masak.

Sebenarnya, Ningning sudah cukup bisa masak walau wanita itu lebih jago dalam hal membuat kue. Namun waktu dua hari setelah mereka menikah, Ningning sudah merusak tiga penggorengan yang gosong. Padahal penggorengan tersebut adalah hadiah pernikahan dari Hyunjin.

Jangan tanya reaksi Hyunjin seperti apa saat tahu sang adik menggosongkan penggorengan pemberiannya, karena Hyunjin pun langsung mengamuk waktu Sunghoon meneleponnya.

Iyalah marah, harga tiga penggorengan itu bisa buat beli satu jam tangan merek Rolex. Alias mehong banget, shay~~~

"Lagian kamu ngapain sih coba belajar gini? Biasanya juga mesen onlen." ujar Sunghoon setelah selesai memasangkan plester ke jari Ningning yang terluka.

Ningning mengerucutkan bibirnya. "Ya masa kita tiap weekend harus mesen onlen terus? Nanti uangnya habis, Hoon."

"Gak mungkin habis. Kita kan orang kaya."

Ningning langsung mencubit pipi Sunghoon dengan kencang membuat laki-laki itu mengaduh kesakitan.

"Gak boleh sombong gitu ah."

"Gak sombong. Kan emang fakta."

Sunghoon berdiri sambil menenteng kotak P3K, berjalan menuju ruang tamu untuk meletakkan kotak P3K tersebut ke rak.

Ningning sendiri kembali menuju kitchen set. Menyalakan kompor lalu mengecilkan apinya. Dengan bantuan dari aplikasi youtube, Ningning berencana ingin membuat ayam goreng yang baik dan benar.

"Apa aku minta bantuan ke Jay aja, ya? Dia kan jago masak tuh." gumam Ningning pelan. Ia mengambil ponsel dari dalam saku celemek yang ia gunakan. Baru saja ia membuka password, ponselnya sudah direbut oleh Sunghoon.

"Ih! Kok diambil?!" protes Ningning lalu berusaha mengambil ponselnya dari genggaman Sunghoon. Wanita itu kesulitan, pasalnya sang suami dengan sengaja mengangkat ponselnya tinggi-tinggi.

Sunghoon tertawa melihat usaha Ningning yang ingin mengambil ponselnya. "Coba ambil kalo kamu tinggi."

"Ngehina banget ya?!"

"Loh? Aku gak ada ngehina. Cuman bilang, kalo kamu tinggi ya coba aja ambil."

Ningning menggeram kesal lalu ia meloncat untuk mengambil ponselnya dan berhasil. Ningning bersorak senang, berencana untuk menuju kitchen set kembali. Tetapi, Sunghoon menarik pinggangnya. Membalikkan tubuhnya lalu memeluknya.

Sunghoon mengusak hidungnya ke lekukan leher Ningning sambil menghirup aroma tubuh istrinya itu.

"Hoonie, lepas. Aku mau masak."

"Sebentar aja, please."

Ningning pun membiarkan Sunghoon memeluknya. Ia mengusap punggung suaminya itu dengan lembut.

Hingga bau tidak sedap membuat mereka melepas pelukan. Sunghoon dan Ningning saling bertatapan lalu menoleh ke kompor dengan ragu.

"PENGGORENGANNYA!!!"

● ● ●

"Kalian ini, ya. Astagaaa... Udah berapa penggorengan yang dibikin hangus?!" tanya Mami Jennie pada Sunghoon dan Ningning.

Mami Jennie terkejut saat bel pintu rumahnya berbunyi di jam enam sore ini. Mana ia tinggal sendiri dan sang suami belum balik dari studio musiknya. Ternyata pas dibuka, yang datang adalah anak bungsu dan menantunya.

"Gara-gara Sunghoon, mi! Tadi aku lagi mau masak ayam, eh dia malah meluk-meluk aku!"

Sunghoon membulatkan kedua matanya. Tidak terima dengan pengaduan Ningning yang memojokkannya. Tetapi melihat pelototan dari sang istri, Sunghoon menghela napasnya lalu tersenyum kecil ke Mami Jennie yang sekarang menggelengkan kepala.

"Kita tidur disini dulu gapapa kan, Mi?" tanya Ningning dibalas anggukkan kepala oleh Mami Jennie. "Boleh dong, sayang. Tidur di kamar kamu aja kalian."

"Oke, Mi. Siap!"

Ningning berdiri dari posisi duduknya lalu menyerahkan bagpack berisi pakaiannya dan Sunghoon pada sang suami.

"Kalian udah makan belum?" tanya Mami Jennie. "Udah, Mi. Tadi kita makan di lesehan dulu sebelum kesini, hehe..." jawab Ningning.

"Yaudah sana istirahat. Besok kan Sunghoon harus ke sekolah skatingnya."

"Oke, Mi. Kita tidur duluan, ya."

Setelah pamit kepada Mami Jennie, Sunghoon dan Ningning berjalan menuju kamarnya Ningning yang dulu.

Sunghoon menaruh bagpack di lantai kemudian langsung duduk di ranjang.

"Capek banget." keluh Sunghoon sambil menggerakkan kepalanya yang sedikit pusing. Melihat itu, Ningning berjalan mendekati Sunghoon lalu memijit kepala sang suami dengan pelan.

"Pusing, ya?"

"Hm."

"Maaf ya ngerepotin kamu."

"Hm."

Ningning mengerucutkan bibirnya mendengar respons dari Sunghoon. Tetapi ia terkejut saat suaminya itu membawanya ke ranjang lalu menindihnya.

"Ning..."

"TADI KATA KAMU CAPEK!"

"Enggak ada tuh aku ngomong gitu."

"TADI YA! LIMA MENIT YANG LALU!"

"Udah aku unsend."

Sunghoon langsung mencium bibir Ningning saat wanita itu ingin membalas perkataannya.

Well, kalian tahu apa yang terjadi selanjutnya.

● ● ●

Hai, kangen tidak? :(

[✅] Daily Life of S3 Perbucinan - AeshypenklyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang