Chapter 45: You're Worth The Risk

12K 925 134
                                    

(Song by Lyn - Love Story)

Jennie sangat menyukai malam. Walaupun gelap, keheningan membuat makna tersembunyi. Pada saat itu orang-orang mulai beranjak untuk beristirahat dan siap untuk terlelap lalu pergi kedunia mimpi. Ada pula yang memiliki perang dikepalanya sebelum tidur entah memikirkan hari esok apa yang terjadi atau hanya sekedar memikirkan seseorang.

Tapi malam ini begitu spesial bagi Jennie. Apakah ia ada mengatakan tentang sinar rembulan tadi? Tidak? Nampaknya tidak ada. Jennie benar-benar menyukai sinar rembulan malam ini. Apalagi ada seseorang disampingnya yang hanya sekedar duduk sembari menutup mata. Mereka berdua kini berada dibalkoni apartemen Jennie tepat pada jam 12 malam. Entah, mereka berdua juga tidak mengerti apa yang mereka lakukan sekarang. Namun nampaknya pembicaraan yang dalam lah yang menjadi pelakunya. Jennie sangat menyukai saat ia berbicara dengan Lisa. Apapun itu topiknya, namun apa yang membuat Jennie bahagia adalah Lisa itu sendiri. Jennie adalah sosok yang banyak bicara apabila bertemu dengan orang yang tepat. Dan Lisa, ia dengan senang hati mendengarkan celotehan kekasihnya itu, walaupun ia tahu topik pembicaraan mereka sangatlah acak.

Keheningan diantara mereka berdua kini bukanlah hal yang canggung melainkan sebuah kenyamanan.

"The moon is beautiful isn't it?" ucap Jennie.

Lisa yang sedari tadi memejamkan matanya, lalu tersenyum simpul. Ia membuka matanya perlahan lalu menatap Jennie.

"I love you" ucap Lisa singkat. Nampaknya Jennie tidak akan pernah bosan mendengar kalimat itu. "Kemarilah jangan duduk jauh disana, biarkan aku memelukmu, malam ini sangat dingin"

Jennie lalu tertawa geli. Ia lalu bergabung dengan kehangatan tubuh Lisa dan mendekap erat.

"Lagi pula mengapa kita masih disini? Hari sudah larut. Apa kita harus masuk kedalam dan bersiap tidur?"

"Aku tahu, tapi seperti yang kamu bilang bulan nya sangat cantik malam ini. Aku masih ingin menikmati momen ini"

"Aku lebih cantik dari bulan" bisik Jennie, suara itu sangat kecil. Namun Lisa dapat mendengarnya. Bahkan ia cemburu pada bulan. Benar-benar acak, bukan?

Lisa tertawa lalu mengecup dahi Jennie.

"Maafkan aku tadi tertidur"

"Tidak apa" dengan manja Jennie mencium leher Lisa.

"Tapi kamu tahu apa yang lebih cantik dari bulan malam ini?"

"Pasti diriku, bukan?" jawab Jennie dengan percaya dirinya.

"Tentu saja aku" ucap Lisa dengan nada bercanda.

Jennie memukul lembut perut Lisa.

...

Hubungan mereka berjalan lancar, dan Jennie tentu saja sangat berhati-hati dengan pergerakannya. Walaupun dalam benaknya ia sangat ingin menunjukan pada dunia bahwa ia memiliki wanita yang luar biasa, ia tidak bisa. Setidaknya untuk sekarang. Dan Lisa sangat memahami itu. Namun berbeda dengan Lisa yang sangat mudah menerimanya, terkadang Jennie bisa sakit kepala memikirkan itu. Jennie tidak ingin mengulang kesalahan yang sama yang membuatnya kehilangan Lisa. Dengan kesempatan ini tentu saja Jennie tidak ingin membuat biasa saja, ia ingin menunjukan kepada Lisa bahwa ia layak. Selain merasa bersalah oleh kesalahan yang lalu, ia ingin memastikan hubungan kali ini berhasil sampai akhir. Namun apa boleh buat karirnya tidak bisa diganggu gugat. Jennie tidak bisa membayangkan jika hari itu akan datang, hari dimana dunia mulai menghakiminya. Tapi satu yang pasti, ia tidak akan kembali kemasa sekolahnya dulu, yang tidak mengakui Lisa. Kali ini ia akan berani, apapun itu resikonya. 

Because you're worth the risk, Lisa.

"Sayang?"

Suara itu membuyarkan pikiran. Jennie tersenyum. "Hm?"

Love Ends Hate (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang