(Song by K. Will - Pond Of Tears)
Didalam sebuah green house itu mereka dulu sering menghabiskan waktu bersama. Kini semua itu hanya tinggal sebuah bayangan yang akan selalu mengikuti keduanya. Jennie masih sering berkunjung ke tempat itu, mengingat Lisa tidak pernah lagi menginjak kakinya disana. Pernah suatu hari Jennie terus menunggu disana, namun semua itu hanya harapan. Ia tahu Lisa tidak akan datang. Jennie tidak menyalahkan Lisa jika ia memang tidak ingin menjumpainya lagi. Karena semua yang terjadi adalah kesalahannya. Ingin sekali rasanya ia menjumpai Lisa dan mengatakan maaf, tetapi satu hal yang selalu menahan Jennie yaitu perkataan Ibunya. Jennie merasa tak berdaya, karena ia tahu Ibunya serius mengenai itu. Ia masih muda, dan tidak memiliki apa-apa. Jika benar Ibunya akan mengusirnya, tamat sudah riwayat hidupnya. Reputasi keluarga mereka pun dipertaruhkan.
Semenjak kejadian itu, hampir setiap malam Jennie menangis sampai kelelahan dan akhirnya jatuh kedunia yang menurutnya lebih baik. Dan tiba pada waktu pagi, semua jiwa dan raganya merasa remuk karena ia tahu apa yang telah terjadi bukanlah sebuah mimpi melainkan kenyataan yang harus ia terima.
Sebuah dering ponsel menganggu lamunan nya. Jennie pun mengangkatnya.
"Bagaimana? Apa sudah ada kabar dari Lisa?" tanyanya.
"Bibinya telah meninggal dua hari yang lalu"
Jennie diam seribu bahasa, ia tidak tahu apa yang harus dirasakan. Ia kepal tangannya dengan keras.
"Kenapa kau baru memberitahuku sekarang!"
"Maafkan aku, Jennie. Aku pun baru tahu hari ini"
Jennie langsung menutup ponselnya dengan kasar. Matanya berkaca-kaca, ia mencoba duduk dan menarik napas dalamnya.
Seperti penderitaan yang datang silih berganti, Jennie benar-benar hancur. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Lisa sekarang. Jennie lalu berdiri dan meninggalkan rumah kaca itu.
Jennie berjalan menghampiri Irene.
"Jennie, kamu kemana saja? Aku mencarimu kemana-mana"
Bukannya menjawab pertanyaan itu, Jennie langsung memeluk Irene dengan erat. Irene benar-benar bingung.
"Jennie... ada apa?" Irene mengelus punggung Jennie.
"Jen..." panggil Irene sekali lagi. Irene bisa merasakan pundak sebelah kanannya basah karena air mata. Irene lalu melepaskan pelukan itu dan mengangkat wajah Jennie.
"Apa yang terjadi?"
Jennie hanya menggelengkan kepalanya dan kembali memeluk Irene.
"Rasanya sakit, Irene. Dan aku tidak bisa melakukan apa-apa" ujar Jennie didekapan Irene.
...
Sudah dua hari Lisa hanya berdiam diri tepat dihadapan foto Bibinya. Abu kremasi sang wanita tua yang ia cintai tertampung didalam sebuah guci. Masih sulit rasanya menerima kenyataan bahwa Bibinya telah tiada. Lisa hilang arah, serasa hilang tujuan dalam hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Ends Hate (JENLISA)
Fanfiction"We used to be happy, not until..." Apa yang begitu membuat Jennie benar-benar membenci Lisa sebegitu jahatnya? Lisa dan Jennie adalah siswi-siswi yang saling bersaing dalam hal akademik maupun non-akademik disekolah. Apakah ada alasan tertentu meng...