"We used to be happy, not until..."
Apa yang begitu membuat Jennie benar-benar membenci Lisa sebegitu jahatnya?
Lisa dan Jennie adalah siswi-siswi yang saling bersaing dalam hal akademik maupun non-akademik disekolah.
Apakah ada alasan tertentu meng...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tiga minggu telah berlalu setelah pertemuan antara Lisa dan Jennie. Masih lekat diingatan Lisa, Jennie memohon kepadanya agar bisa menemui dirinya lagi. Namun sampai detik ini tidak ada keberanian di diri Lisa untuk melakukan itu. Hal terakhir yang Lisa katakan pada Jennie pada saat dibalkoni adalah...
"Jika waktu mengijinkannya, maka cepat atau lambat kita akan bertemu lagi, Jennie"
Memang terdengar dramatis, namun jujur saja saat Jennie memohon kepadanya tidak ada kepastian yang bisa ia berikan kepada wanita bermata tajam itu. Terlepas Lisa masih mengingat rasa takut itu, rasa sakit itu, rasa... benci. Tidak, benci adalah kata yang terlalu kuat. Jauh dari dalam lubuk hatinya ia tidak bisa melupakan Jennie begitu saja dengan mudahnya.
Well, setidaknya perasaan nya bukan cinta monyet seperti apa yang ia tuliskan disurat itu. Setidaknya bagi Lisa.
"Terima kasih, Tzuyu. Aku tahu kamu sibuk, tapi kamu masih bersedia membantuku" ucap Lisa sembari membuka kotak kardus mengeluarkan perabotan dapurnya. Empat hari yang lalu Lisa memutuskan untuk pindah dari asrama militernya ke sebuah apartemen. Dan selama empat hari itu juga Tzuyu membantunya. Sayangnya, Chaeng tidak dapat ikut serta karena ia mulai sibuk dengan kegiatan tur konsernya. Alasan Lisa pindah adalah karena selain ia sudah lama berada diasrama itu ia juga ingin memiliki suasana baru, dan dengan ini saudarinya, Somi akan mudah berkunjung setiap harinya. Tinggal diasrama memang memiliki beberapa keuntungan seperti gratis dan dekat dengan tempat kerjanya, namun pengunjung akan dibatasi dan asramanya tidak memiliki ruang yang besar untuk buku-bukunya.
"Sama-sama, Lisa. Sudah seminggu ini aku memiliki waktu luang. Jadi mengapa tidak?"
Lisa tertawa lembut.
"Ini bukan karena kamu masih menyukaiku, kan?" Lisa masih saja suka menggoda wanita Taiwan itu dengan lawakan yang terkadang membuat Tzuyu salah tingkah. Namun tidak kali ini.
"You wish" Tzuyu memutar matanya. "Lagi pula kamu tahu sekarang aku dengan siapa saat ini"
"Iya... iya, ngomong-ngomong, kamu tidak pernah memperkenalkan kekasihmu padaku? Siapa namanya? Jeong-yun?"
"It's Jeongyeon, Lisa"
"Oops, my bad. Maka nya ajaklah dia jika kita berkumpul"
"Baiklah, tapi aku tidak bisa menjamin. Dia sangat sibuk"
"Terserah kamu saja, yang penting kenalkan lah dia padaku dan Chaeng. Aku hanya ingin melihat apa kau berada ditangan yang benar" ucap Lisa sombong.
"Memangnya kamu siapa..." Tzuyu terlihat kesal, namun sebenarnya ia sangat senang bahwa Lisa sangat peduli dengannya.
Setelah itu mereka bersantai disofa ruang tengah sekedar menonton film.
