They meet again

1.4K 100 0
                                    

Sasa, asisten pribadi Aby menyodorkan HP Aby saat Aby sedang memimpin rapat direksi. Jika tidak penting sekali Sasa pasti tidak berani. Telpon itu dari rumah.

Wajah Aby yang dingin sempat berubah saat menerima telpon. Tapi mengingat dimana dia sekarang, ia mengencangkan wajah kembali. Aby menutupi rasa paniknya.

"Mohon maaf rapat hari ini saya tunda." Ucap Aby lalu langsung keluar ruangan.

Dengan disupiri Sasa, Aby duduk gelisah dikursinya. Ibunya kena serangan jantung dan dilarikan ke RS.

" Kamu bisa cepat sedikit nyetirnya,Sa?" Hentak Aby.  Sasa hanya melirik bos nya sekilas,lalu menambah kecepatannya.

Begitu sampai di RS, Aby langsung mencari informasi keberadaan ibunya. Ibunya langsung dibawa ke ICU. Ia bertemu Mbok Ima, ART yang sudah ikut ibunya sejak menikah.

"Mbok, gimana mama mbok? Kenapa bisa begini?" Tanya Aby.
"Maaf non, mbok tadi temuin ibu udah jatuh sambil peluk foto non Aby" jawab Mbok Ima.

Dokter keluar dari ruang ICU.
"Keluarga ibu Kasih?" Panggil dokter itu. Aby dan mbok Ima langsung menghampiri.

Aby dan dokter itu, ya dokter Antariksa saling menegur lewat  tatapan.

" Gimana mama saya?" Tanya Aby.
" Ibu Kasih masih belum sadar. Kami masih menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Kondisi jantungnya lemah saat ini." Jawab dokter Antariksa
"Boleh saya lihat kedalam?" Tanya Aby.
"Mari ikut saya!"
Antariksa mengantar Aby melihat ibunya. Disana ada perawat yang sedang memeriksa ibunya. Aby menahan tangisnya, tapi airmatanya tetap turun.

Inilah titik terlemah Aby. Melihat orang yang paling disayanginya terbaring lemah. Saat ini ia merasa sendiri. Tidak ada tempat bersandar menghadapi ini.

Entah siapa menarik siapa, Aby sudah berada diperlukan Antariksa. Menangis dalam pelukannya. Setelah cukup tenang, Aby melepaskan diri.

"Maaf dokter." Ucap Aby canggung.
"Kamu sudah tenang?" Tanya Antariksa sambil mengusap punggung Aby. Aby hanya mengangguk sambil membersihkan wajahnya dari air mata. Ia mendekati ibunya.

"Ma, bangun ya ma. Jangan tinggalin Aby ma." Isak Aby dan air matanya kembali menetes.

Antariksa merasa hatinya ikut sedih melihat Aby sekarang.
"Dokter, pasien di 211 membutuhkan anda." Panggil salah satu perawat. Antariksa tersentak dari lamunannya

" Baik sus. Saya kesana. Terima kasih."

Antariksa menyentuh pundak Aby.
"Saya tinggal dulu ya." Pamitnya. Aby hanya mengangguk dan mengucapkan terima kasih.

******

Sampai jam 11 malam ibunya belum juga sadar. Aby menunggu diluar ICU seorang diri. Mbok Ima sudah pulang dengan Sasa. Walau tadi Mbok Ima dan Sasa ngotot mau menemaninya.
Aby mengingat pembicaraannya semalam dengan ibunya sebelum tidur
"Anak mama kan cantik,pintar, masa ga ada sih yang naksir?" Goda mamanya.
"Ih..mama apaan sih?" Sungut Aby sambil memeluk lengan mama.
"Kamu harus cari pasangan,By. Masa udah besar masih tidur sama mama?"
"Aduh ma. Aby ga ada pikiran buat cari pasangan. Ada mama aja cukup buat Aby "
"Jangan dingin-dingin jadi cewek,by. Nanti pada takut semua cowoknya. Yang penting cari pasangan yang bisa menerima kelemahan dan kelebihan diri kamu.  Gak perlu ganteng,ga perlu kaya karena kamu udah kaya. Hehehe" nasihat mama sambil menggoda Aby.
"Aby belum ada pikiran kesana ma. Nanti nantilah urusan itu."
" Ingat umur,By. Mau punya anak umur berapa nanti? Percuma punya harta banyak kalo ga ada yang nemenin di hari tua,by."
"Aby adopsi anak aja ma. Kan gampang"
"Kamu kira adopsi gampang? Biar kamu punya uang seabrek juga kalo kamu sendiri tanpa suami, susah prosesnya."
"Pasti bisa ma."
" Mama mau kamu ada yang nemenin by. Ada tempat berbagi cerita. Nanti kalo mama nggak ada, kamu cerita sama siapa?"
" Mama kok ngomongnya gitu? Aby nggak suka,ah!" Sungut Aby.
" Umur kan nggak ada yang tau,sayang" jawab mama sambil mengusap kepala putri semata wayangnya.
"Pokoknya mama harus sehat terus. Dampingi Aby terus. Aby rela kehilangan semua, asal jangan mama." Isak Aby. Mama menarik Aby dalam pelukannya.

Love You and Always Love You (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang