Mutual simbolisme

1.4K 93 1
                                    

Antariksa pov

"Kamu mau nikah sama saya?" Tanya gadis itu.
Terang saja aku kaget. Dan yang lebih mengagetkan lagi jawabku "Saya mau" entah itu yang bicara otakku, hatiku atau hanya mulutku? Entahlah.

Jujur sejak aku lihat dia ketakutan dipesawat, aku merasa dia beda. Disisi lain, aku melihat dia wanita lemah yang setengah mati membentengi dirinya. Tapi dia kalah dengan ketakutannya. Dia mengalahkan gengsinya dengan berpegangan di lenganku.
Saat ngobrol pun aku tau dia wanita smart. Dia selalu bisa menjawab pertanyaan-pertanyaanku waktu kami ngobrol dipesawat.

Aku melihatnya bekerja waktu di Manado. Kebetulan aku menginap di hotelnya saat itu. Dia tidak melihatku. Dia sibuk dengan kerjaannya. Dia seperti orang yang berbeda dengan yang kutemui dipesawat. Sepertinya sangat disegani karyawan hotel disana.

Sayangnya setelah itu aku tidak bertemu dengannya lagi. Sampai aku melihat dia sebagai keluarga pasien yang kutangani.

Disana lagi aku melihat sisi lemahnya lagi. Sisi lain seperti yang ku lihat di hotel. Dia menahan isaknya saat melihat ibunya. Aku yakin, kalau anak lain mungkin sudah menangis meraung-raung.

Aku memegang lengannya untuk menguatkannya. Aku beneran nggak sadar,aku hanya memegangnya atau menariknya sampai dia bisa menangis di bahuku. Tumpahlah air mata itu.

*****

Aku datang sebelum mulai waktu praktek ku. Aku memeriksa laporan pasien di ruanganku saat pintuku diketuk. Aby masuk tanpa sepatah katapun langsung duduk di hadapanku.
"Mama mu baik-baik saja?" Tanyaku. Dia cuma mengangguk. Dia memikirkan sesuatu.
"Kenapa?" Tanyaku. Dia menatapku.
"Kamu serius mau?" Tanyanya
"Mau apa?" Balasku pura- pura nggak ngerti
Dia tampak gelisah mendengar pertanyaanku. Aku nggak tega melihat kegelisahannya. Aku menghampirinya dan jongkok didepannya. Dia menatapku
"Aku mau. Aku mau nikah sama kamu." Jawabku sambil menatapnya.
"Kenapa mau?"tanyanya.
Astaga cewek ini! Buat aku bingung jawab apa. Ga bisa apa dibuat mudah aja? Akupun sendiri bingung kenapa aku mau. Aku berdiri mencoba mencari jawabannya.
"Karena...karena...ibuku juga ingin aku cepat menikah"jawabku setelah aku menemukan alasan yang masuk akal. Karena nggak mungkin aku bilang karena cinta,suka,sayang atau apapun itu. Aku baru mengenalnya. Ga mungkin itu alasannya.
"Kenapa saya?" Tanyanya lagi
"Ya...karena kamu juga punya permasalahan yang sama dengan saya. Mau nikah tapi gak ada pasangan." Jawabku
"Bukan karena saya anak Rafael?" Sindirnya.
"Astaga! Emang kenapa kalo kamu anak Pak Rafael? Dengar Aby. Disini kita hanya saling bantu. Kamu mau nikah karena ibumu memintamu. Aku pun begitu. Aku rasa itu menguntungkan buat kita. Simbiosis mutualisme. Sama-sama saling menguntungkan,kan?"
Dia tampak mencerna perkataan ku.
"Gimana kalo kita nggak cocok?" Tanyanya lagi.
"Aku sangsi loh kamu itu beneran direktur apa bukan?"
"Maksud kamu?"
"Mana ada direktur yang begitu pesimis?"
"Ini bukan bisnis dokter. Ini pernikahan!" Desisnya seperti tersinggung.
"Saya tau bukan bisnis. Menurut saya, menikah itu butuh kerja sama dari pasangan agar berhasil. Kamu dan saya sama-sama harus kerja keras agar pernikahan ini berhasil."
"Gimana kalo kita coba dulu 1tahun untuk saling mengenal?" Tanyanya.
"Setelah itu?"
"Kalo kita tidak cocok kita bisa bercerai."
"Kalau saya keberatan?"
"Kenapa keberatan? Itu menguntungkan buat kamu kok. Kalo kamu ketemu dengan jodoh impian kamu,kamu bisa bersama dia."
"Terus,kalo saya ketemu jodoh saya,kamu udah cinta sama saya gimana?"
"Percaya diri sekali!" Ketusnya. Aku hanya tersenyum geli melihat ekspresinya.
"Saya tidak mau ada perceraian. Saya tidak mau mengecewakan ibu kamu dan ibu saya." Tegasku.
"Saya tidak percaya pernikahan selamanya." Aku wanita itu setengah berbisik.
"Saya kasih kamu untuk berpikir 3hari. Kalo kamu mau lanjut,kita lanjut. Kalo kamu takut, jangan lanjutkan. Karena bagi saya pernikahan adalah selamanya. Saya mau praktek dulu" Kataku,lalu kembali ke kursi ku. Dia masih berpikir dikursi depanku.
"Kamu mau pikirin disini 3hari?"  Sindirku.
Dia langsung berdiri dan melihatku kesal lalu meninggalkan ruanganku.
Apa yang terjadi denganku? Begitu ngotot akan pernikahan dengannya.

*****

Love You and Always Love You (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang