" Perkara jodoh udah ada yang atur. Enggak ada kata dilangkahin, kalau belum ketemu jodoh berarti belum takdirnya. Cepat atau lambat itu urusan waktu."
-Abang Fatih-
Marry Me! Shafara
Bismillah
Happy reading
***
Lama mereka bercakap-cakap melempar obrolan dan guyonan ringan. Kedua keluarga itu tampak sangat akrab dan sudah seperti teman lama. Tidak ada kecanggungan. Cukup lama mereka mengobrol ringan sampai akhirnya Mami memberi kode pada Papi untuk membuka obrolan mengenai niat dan tujuan mereka berada disini.Papi berdeham pelan lalu meminum sisa minumannya hingga tandas.
" Jadi begini bapak dan ibu calon besan. Kedatangan kami kemari membawa niat baik, yaitu Saya mewakili putra saya, ingin meminang putri bapak Shafara Ayunia untuk putra kami Shakala Damar Adimadja." ujar Papi memasang tampak serius terlihat jauh berbeda dengan beberapa saat yang lalu.
Ayah menatap bunda sejenak lalu menatap Fatih. Kedua orang tersebut mengangguk pelan. Ayah pun mulai buka suara.
" Kami senang mendengar niat baik bapak dan keluarga untuk meminang putri kami. Saya sendiri tidak keberatan dengan niat baik ini, putri kami pun belum ada terikat dengan siapapun. Tetapi, semuanya keputusan ada di tangan putri kami. Kami tidak bisa memaksa kehendak kami pada Shafara." jelas Ayah panjang lebar.
Papi dan Mami mengangguk memahami. Sementara Shaka sejak tadi mempertanyakan keberadaan Shafa yang tidak kunjung muncul. Dia ingin segera melihat Shafa.
Ayah yang memperhatikan itupun memberi kode pada Bunda. Bunda mengangguk lalu menyuruh Fatih untuk memanggil Shafa di kamarnya. Fatih pun beranjak bangun menuju kamar adiknya.
" Shafara ada di kamarnya sedang bersiap." ujar Bunda.
Shaka tersenyum kikuk karena ternyata gelagatnya ketahuan.
" Nak Shakala ini orangnya pendiam ya?" tanya Ayah dengan kekehan diakhir kalimatnya.
" Hahaha ... Shakala kami aslinya tidak sependiam ini kok pak besan." jawab Papi menepuk punggung Shaka.
Kalau Shafa mendengar pertanyaan Ayah barusan pasti dia akan langsung membantahnya. Shaka yang dikenalnya itu selain pemaksa dan suka semaunya, dia juga merupakan orang yang cerewet. Ada saja dari setiap perkataannya yang membuat Shafa menjadi kesal.
Di dalam kamar, Shafa masih terduduk di depan meja rias. Shafa sudah nampak cantik dan anggun dengan gaun panjang selutut warna abu-abu dipadukan dengan rok batik cokelat kemerahan. Shafa mengenakan phasmina senada dengan gaunnya menutupi kepala hingga menjulur menutupi bagian dada dan Shafa terlihat rupawan oleh make up tipis yang terpoleh di wajahnya.
Saat ini Shafa tengah menatap kotak brudu di tangannya. Mendengar suara pintu kamarnya di ketuk dari luar kemudian terbuka lebar menampakkan Fatih dan Rama yang berdiri di ambang pintu.
Fatih dan Rama masuk ke dalam lalu duduk di pinggiran ranjang.
Rama menggelengkan kepalanya,
" Enggak nyangka ya bang, kita mau di langkahin sama adek." ujar Rama dramatis.Fatih menoyor pelan kepala Rama membuat Rama mengaduh sakit.
" Adaw! Sakit bang. Hobi banget deh nyiksa aku. Enggak Ara, bunda dan abang pun sama aja." kata Rama mengusap bagian kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me! Shafara [SELESAI]
Любовные романыGenre romansa yang sedikit di bumbui humor. Yuk dibaca dulu. Siapa tau jadi suka. Konfliknya ringan kok. Jika berkenan bisa follow akunnya. ***** Bagaimana perasaanmu jika tiba-tiba datang seorang pria melamarmu? Shock, gak percaya, berpikir bah...