17. Calon Besan

4.1K 471 22
                                    

"Meski pada awalnya tidak memiliki rasa namun yakin saja perasaan cinta akan tumbuh dengan seiring waktu kebersamaan."

-Bunda-

Marry Me! Shafara

Bismillah

***

Shafa duduk termenung di depan jendela kamarnya yang terbuka. Membiarkan angin sepoi-sepoi masuk ke dalam kamar. Di tangan Shafa terdapat sebuah kotak brudu navy pemberian Shaka. Cukup lama Shafa menatap kotak di tangannya.

Shakala Damar Adimadja.

Nama itu yang kerap kali membuat Shafa kesal acap kali mendengarnya di sebut atau pun berhadapan langsung dengan orangnya. Dan Shaka jugalah yang membuat hidupnya jauh berbeda dari sebelumnya. Tingkah menyebalkan Shaka tak urung membuatnya kesal juga ingin tertawa disaat yang bersamaan.

Shakala yang di kenal Shafa adalah makhluk penuh kejutan. Hingga membuat Shafa harus berpikir kejutan apa lagi nantinya yang akan Shaka ciptakan dalam hidupnya.

"Ara, lagi melamunin apa sayang?" tanya Bunda mengelus kepala putrinya pelan.

Shafa menatap sang Bunda yang tak di ketahui sejak kapan sudah berada di dalam kamarnya.

"Eh bunda."

Bunda tersenyum ikut duduk di samping Shafa. "Ngelamunin apa sih? Sampe bunda dateng kamu gak sadar." kata Bunda menatap putrinya lembut.

Shafa menggeleng pelan.

"Melamun itu gak baik sayang. Jangan di biasakan."

"Ara lagi gak melamun bun, tapi lagi kepikiran."

"Mikirin apa sampe serius gitu? Mikirin nak Shakala yah?" goda Bunda mencolek dagu putrinya.

Shafa berpaling menghindari tatapan menggoda sang Bunda. "Enggak bun. Siapa juga yang mikirin dia?" elak Shafa.

Bunda tertawa pelan, dia tahu putrinya sedang mengelak.

"Iya deh, bunda percaya."

Shafa mencebikkan bibirnya sebal. Sang Bunda mengatakan percaya padanya tapi malah terus saja menggodanya.

"Sudah siapkan hati kamu, Ara? Tadi nak Shakala menelepon ayah, katanya besok malam akan datang melamar bersama orang tuanya."

Shafa terdiam menatap sang Bunda. Bunda tersenyum menenangkan mengelus surai Shafa.

"Bunda paham betul apa yang sedang kamu rasain sekarang, bunda juga pernah berada di posisi kamu." kata Bunda mulai bercerita.

Bunda mengambil sebelah tangan Shafa untuk di genggam."Keraguan itu pasti ada. Dulu juga bunda sempat ragu sama ayah, tapi bunda menyerahkan segalanya kepada Allah. Yakinin hati kamu, dan serahkan segala urusan kepada Allah. Bunda yakin, Ara akan menemukan jawabannya." lanjut Bunda.

"Apa saat itu bunda sudah mencintai ayah?" tanya Shafa.

Bunda tersenyum simpul dan menggelengkan kepalanya pelan.

Marry Me! Shafara [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang