Bismillah
Koreksi typo
Happy reading
***
Shafa tengah menatap bayangan dirinya di depan cermin. Karena kehamilannya membuat proporsi tubuhnya tidak lagi seperti dulu. Pipinya semakin berisi, jemari tangannya terlihat kindut-kindut. Kakinya juga membengkak karena kehamilannya, hingga Shafa harus gonta-ganti sepatu karena sudah tidak muat lagi.
Shafa mengelus perut besarnya, berbalik ke belakang dan berjalan dengan menopang perutnya menuju ke arah Shaka yang duduk di tepi ranjang tengah membenarkan kemejanya. Semakin dekat dengan hari perhitungan lahir mengharuskan Shafa untuk kontrol kehamilan lebih sering.
Shafa langsung mendudukkan diri di atas pangkuan Shaka tanpa malu-malu seperti biasanya. Shaka mencium pipi berisi Shafa dengan tangan melingkari perut istrinya. Shafa mengalungkan tangannya di leher Shaka, menatap dalam netra suaminya. Shaka pun balas menatap istrinya.
"Mas."
"Yes sunshine."
Shafa mengelus rahang suaminya. Shaka memejamkan matanya merasakan elusan lembut tangan Shafa, sebelah tangannya di letakkan di atas punggung tangan Shafa yang berada di wajahnya.
"Aku gendutan gak mas?"
Shaka langsung membuka matanya dan duduk lebih tegak. Melihat reaksi Shaka yang demikian membuat Shafa mencebikkan bibirnya. Shaka mengecup cepat bibir itu dan mengelus lembut pipi berisi Shafa.
"Hm, mau jawaban jujur apa bohong?"
"Jujur lah mas. Mas mau bohong yah bilang aku gak gendut."
Shaka terkekeh tampan sembari menganggukkan kepalanya. Memang benar berat badan Shafa naik berkali-kali lipat tapi hal ini wajar terjadi karena saat ini Shafa tengah mengandung. Meski begitu Shafa tetaplah terlihat memesona di matanya.
Shafa menggembungkan pipinya, dia kesal dengan jawaban tersebut. Padahal dia sendiri yang menjawabnya. "Kalau gendutan berarti aku udah gak cantik lagi dong?" tanya Shafa dengan air muka mendung.
Shaka gemas sendiri dengan istrinya ini, di cubitnya pelan pipi berisi itu.
"Pertanyaan kamu itu konyol sayang. Kamu lagi hamil wajar dong kalau gendutan. Istri mas wanita yang paling cantik di dunia. " kata Shaka merayu istrinya agar tidak lagi bersedih tak lupa dengan memberikan ciuman singkat di pipinya.Senyum serta rona merah jambu terbit di kedua pipi berisi Shafa. Shafa senang mendengarnya, suasana hatinya kembali membaik. Shaka ikut tersenyum menatap Shafa, dielusnya perut besar Shafa.
Shaka menyergitkan keningnya dalam merasakan sesuatu yang membasahi pahanya. Di tatapnya Shafa yang wajahnya masih memerah.
"Kamu pipis ya?" tanya Shaka selidik.
Shafa menggelengkan kepalanya cepat. "Ish, enggak." jawab Shafa.
Shafa beranjak bangun, terlihat jelas paha Shaka yang basah juga gamis yang di kenakan oleh Shafa juga basah pada bagian belakangnya.
"Sunshinnnneee." pekik Shaka begitu melihat di bawah tempat Shafa berdiri telah di banjiri oleh cairan yang entah apa.
Shafa merunduk ikut melihat ke bawah, "Oh, air ketuban aku pecah mas." ujar Shafa santai belum menyadari sepenuhnya apa yang sedang di alaminya.
Shaka langsung melebarkan matanya. Ketuban Shafa pecah dan itu artinyaaa ...
Shafa akan melahirkan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me! Shafara [SELESAI]
Любовные романыGenre romansa yang sedikit di bumbui humor. Yuk dibaca dulu. Siapa tau jadi suka. Konfliknya ringan kok. Jika berkenan bisa follow akunnya. ***** Bagaimana perasaanmu jika tiba-tiba datang seorang pria melamarmu? Shock, gak percaya, berpikir bah...