Shaka memejamkan matanya sambil meleguh keenakan. Sesekali ia meminta Dean untuk pindah memijat di bagian lain. Dean menatap Shaka yang keenakan menikmati pijatannya. Sudah dua jam Dean memijati Shaka, tangannya sudah pegal karena tidak berhenti memijat.
Pasalnya sejak semalam Shaka merasakan tubuhnya pegal-pegal dan nyeri di beberapa bagian. Jadilah tadi setelah selesai meeting Shaka meminta Dean untuk memijatnya. Entah karena pijatan Dean atau karena Shaka yang keenakan, jadilah dia terus saja meminta Dean memijatnya sampai dua jam.
"Udah belum bos? Saya pegel nih." tanya Dean protes, tetapi tangannya masih tetap saja memberikan pijatan di bahu Shaka.
Shaka membuka matanya,"Baru sebentar saja udah protes." ujar Shaka memutar kursinya.
Dean mendengus, apanya yang sebentar? Dia sudah memberi pijatan selama dua jam. Di tambah sekarang gantian tangannya yang pegal.
"Dua jam loh bos, lama itu." protes Dean
Dean mengulur tangannya ke hadapan Shaka. Shaka menatap tangan Dean dan wajahnya bergantian.
"Gantian dong bos, ini tangan saya jadi pegel habis pijatin bos loh."
Shaka mendengus, tetapi tetap mengambil tangan Dean lalu meremasnya pelan.
"Nah iya, gini kan e—Nak!! Aduh boss!!!" rintih Dean saat Shaka meremas tangannya kuat.
Dean dengan cepat menarik tangannya dari genggaman Shaka, mengelus tangannya yang sakit sambil meniup-niupkannya.
Shaka dengan tenang menatap Dean, jelas sekali dia tidak merasa bersalah setelah sedikit mencederai tangan sekretarisnya itu.
"Bos niat pijatin tangan saya apa mau matahin tangan saya, huh?!" sinis Dean menatap Shaka.
Shaka terkekeh lalu memasang tampang serius. "Masih untung di pijatin, jarang-jarang ada bos yang mau mijatin bawahannya." kata Shaka. Dean mendengus kesal.
Shaka merogoh ponselnya yang berdering di saku jasnya, Shaka melihat siapa yang meneleponnya dan tertera nama sang Mami yang menelepon.
Shaka segera mengangkat panggilan dari sang Ibu Negara dan mendekatkan ponselnya di telinga.
"Halo mi, ada apa?" tanya Shaka begitu mengangkat panggilan.
"Kenapa lama banget sih ngangkat telepon dari mami?!" cerocos Mami di Seberang.
Shaka menjauhkan ponselnya dari telinga mendengar omelan sang Mami. Kemudian kembali mendekatkan ponselnya di telinga.
"Iya, maaf mi." ucap Shaka.
Terdengar helaan napas di seberang lengkap dengan decakan sebal dari Mami. "Calon mantunya mami, namanya siapa? Mami lupa." tanya Mami.
Kening Shaka berkerut, "Shafara maksudnya mami?" tanya Shaka, balik bertanya.
"Emangnya mami punya berapa calon mantu sih?" tanya Mami bingung mendengar Shaka yang malah bertanya padanya.
Shaka terkekeh pelan, "Satu aja cukup mami." jawab Shaka.
"Jadi siapa namanya? Shafara, shafira? " tanya Mami terdengar tidak sabaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me! Shafara [SELESAI]
RomanceGenre romansa yang sedikit di bumbui humor. Yuk dibaca dulu. Siapa tau jadi suka. Konfliknya ringan kok. Jika berkenan bisa follow akunnya. ***** Bagaimana perasaanmu jika tiba-tiba datang seorang pria melamarmu? Shock, gak percaya, berpikir bah...