27. Nasi Padang

4.8K 429 56
                                    

Bismillah

Koreksi typo

Happy reading

***

Tentang masa. Tidak ada yang bisa menghentikan masa yang terus bergerak maju, sama halnya dengan waktu yang terus berjalan. Tidak ada yang dapat menghentikan masa dan waktu. Keduanya saling terhubung satu sama lain. Bila masa dipaksa berhenti maka waktu pun akan ikut berhenti juga.

Kehidupan pun demikian, akan terus berlanjut meninggalkan orang-orang yang hanya berdiam diri di tempatnya. Di kehidupan ini sudah menjadi takdir bagi Shafa untuk hidup bersama dengan Shaka—suaminya. Menjadikan Shaka sebagai poros dunianya, pun sebaliknya.

Kalau ditanya alasan apa Shafa menerima pinangan Shaka, padahal dulu sebelumnya ia kukuh menolak. Maka Shafa akan tersenyum dan menjawab bahwa Shaka adalah pria terbaik yang dikirim Allah dalam hidupnya. Iya, Allah memang penuh rahasia, dulu Shafa memang menolak Shaka untuk masuk ke dalam kehidupan tapi siapa yang menyangka. Allah maha membolak-balikkan hati hamba-Nya.

"Mas udahan berenangnya udah dari pagi loh." kata Shafa yang duduk di pinggir kolam renang dengan mencelupkan kakinya ke dalam air, di tangan Shafa terdapat sebuah handuk.

Matahari semakin terik dan Shaka sudah berada di dalam kolam renang sejak Shafa pamit untuk belanja sayur keliling yang biasa lewat di depan rumah. Shaka berenang mendekat pada Shafa dan berhenti tepat di depannya. Shaka menyugar rambutnya yang basah ke belakang.

"Sebentar lagi."

Shafa mencebikkan bibirnya, dari tadi katanya sebentar lagi tapi entah kapan selesainya. Shaka meraih tangan Shafa membawa tangan hangat Shafa ke wajahnya.

"Dingin." Shafa menarik tangannya dari wajah dingin Shaka tapi Shaka menahannya.

"Tangan kamu hangat."

"Iyalah."

Shaka tertawa lalu dengan tiba-tiba dia memeluk Shafa.

"Ih, mas jangan peluk aku, baju aku jadi basah, kaaaan."

"Cebur aja biar sekalian basah."

"Enggak mau."

"Kenapa?"

"Dalem, aku gak bisa berenang nanti kelelep."

Shaka tertawa lagi, kali ini dia menarik tangan Shafa untuk masuk ke dalam air. Shafa menggeleng, berusaha keras agar tidak beranjak.

"Jangan di tarik mas!"

"Enggak papa, kan ada saya."

"Ish, mas yang udahan berenangnya. Udah panas gini, nanti sakit loh."

"Ayo Sunshine, saya ajarin."

"Enggak!"

Tapi yang namanya Shaka si tukang paksa memang tidak akan menyerah sebelum dapat mewujudkan keinginannya. Shaka kembali memeluk Shafa kemudian membawanya masuk ke dalam air.

"Mas Shakaaaa!" jerit Shafa memeluk leher Shaka erat dengan kakinya yang sudah melingkari pinggang Shaka.

Shaka tertawa puas melihat wajah ketakutan Shafa. Lalu bergerak ke tengah-tengah kolam.

"Turunin kaki kamu."

Shafa menggeleng,"Enggaaaak!"

"Saya pegangin kok."

Shaka menurunkan kaki Shafa yang melingkari pinggangnya, juga melepaskan tangan Shafa dari lehernya.

"Jangan di lepas, ih."

Marry Me! Shafara [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang