14. Pdkt 1

4.1K 501 18
                                    

"Saya gak bisa menjamin kalau Shafa gak akan mengeluarkan air matanya saat bersama saya. Tapi saya akan berusaha agar air mata yang keluar itu bukanlah kesedihan."

-Shakala-

Marry Me! Shafara


***

Pagi ini Shaka sudah rapi dengan setelah casualnya. Ia memakai kaus putih polos dengan celana joger berwarna mustard. Hari ini ceritanya Shaka mau bolos kerja, dia ada misi yang harus segera diselesaikan demi kelangsungan hidup bersama.

Shaka bersiul-siul turun ke lantai bawah dengan memutar-mutarkan kunci mobil di jari telunjuknya.

"Pagi Kala, kamu gak berangkat kerja?" tanya Mami melihat pakaian yang dikenakan Shaka bukanlah setelan yang biasanya di pakai Shaka untuk bekerja.

"Pagi juga mami, papi."

Shaka menggeleng mengambil sebuah apel dan menggigit dagingnya.

" Ada misi yang harus Kala selesaiin, mi."

"Misi apa? Udah kayak mission detection aja."

"Misi yang ini lebih dari sekedar dari itu mami. Ini demi kelangsungan hidup Kala."

Mami menggeleng pelan tidak mengerti dengan penjelasan sang anak. Bicaranya mutar-mutar udah kaya komedi putar.

"Haduh kamu ini, tinggal bilang aja apa." gerutu Mami sambil mengoleskan selagi kacang di atas roti.

Papi hanya menyimak saja pembicaraan ibu dan anak itu, beliau sibuk dengan koran ditangannya.

Setelah menyelesaikan saparannya Shaka beranjak bangun dan berpamitan pada Mami dan Papinya.

Shaka melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang membelah macetnya jalanan ibu kota. Masih pagi tapi sudah macet saja, begini jalanan kalau sedang jam kerja. Shaka memberhentikan mobilnya sampai di tempat tujuan. Shaka keluar dari mobil dan berdiri di samping mobil, Shaka melepaskan kata mata hitam yang dipakainya memperhatikan bangunan di depannya. Shaka membuka pintu penumpang di belakang dan mengambil barang bawaannya. Kemudian melangkah masuk ke dalam bangunan tersebut.

Seorang montir yang melihat kedatangan Shaka pun menghampirinya. Dilihatnya Shaka dari atas sampai bawah, meski di perhatikan begitu Shaka tidak ambil pusing. Dia memilih abai.

"Permisi mas, ada yang bisa dibantu?"

"Enggak ada. Yang punya bengkelnya ada?"

Sang montir tampak terdiam sejenak sebelum menjawab pertanyaan dari Shaka.

"Oh ada perlu sama si bos ya? Si bosnya belum dateng kalo jam segini, biasanya bentar lagi juga dateng. Kami juga baru aja buka."

Shaka mengangguk-angguk lalu menyerahkan barang bawaannya kepada montir yang tidak diketahui namanya itu, montir tersebut menerima pemberian dari Shaka dengan kebingungan. Sementara montir yang tadi kembali masuk ke dalam, Shaka duduk di kursi yang terletak disana.

Shaka tengah sibuk memeriksa email masuk dari sekretarisnya saat montir yang tadi kembali menghampirinya.

"Masnya tunggu di dalem ruangan bos aja. Nama saya Badrun, kalau perlu apa-apa panggil saya aja." jelas Badrun.

Marry Me! Shafara [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang