20. Menjelang Pernikahan

4.5K 454 35
                                    

"Pernikahan itu bukan cuma menyatukan kedua orang yang berbeda jenis kelamin tapi juga menyatukan segala perbedaan yang ada. Perbedaan yang akan saling melengkapi satu sama lain."

-Bunda-

Marry Me! Shafara

Bismillah

Happy reading


***

Hari ini Shafa mengambil izin cuti seharian. Pasalnya hari ini dia bersama dengan Shaka akan mengurus beberapa hal menyakut persiapan pernikahan. Sebenarnya semua urusan persiapan pernikahan sudah ditangani langsung oleh Mami. Beliau sendiri yang mengatakan akan mengurus segalanya mulai dari gaun pengantin, katering, gedung dan undangan serta lainnya pun sudah Mami yang mengurus.

Awalnya keluarga Shafa menolak dan meminta agar mereka juga dilibatkan dalam hal pernikahan ini tapi memang Mami bersikukuh tidak membiarkan keluarga besan yang mengurusnya. Katanya beliau senang dan tidak merasa keberatan. Maka pada akhirnya Bunda dan Ayah pun mengalah tidak ingin berdebat.

Shafa dan Shaka rencananya akan pergi ke toko perhiasan untuk memesan cincin pernikahan. Lalu selanjutnya mereka akan menjumpai pihak wedding organizer untuk mendiskusikan tentang dekorasi pernikahan, dan selanjutkan ke toko percetakan untuk menentukan pilihan kartu undangan pernikahan mereka. Sebenarnya untuk kartu undangan bisa saja mereka mengirimkan lewat email, tapi Shaka kukuh ingin pergi langsung ke tempatnya.

Saat ini mereka sudah berada di toko perhiasan, dan sedang melihat-lihat cincin yang mereka inginkan.

" Yang ini bagus deh mas." Shafa menunjukkan cincin tersebut pada Shaka.

Shaka menggeleng pertanda tidak setuju. " Enggak, desainnya jelek. Yang lain saja."

Shafa memutar bola matanya malas, dia sudah lelah. Sudah sejak satu jam yang lalu belum ada cincin yang sekiranya menarik minat Shaka. Berbagai alasan pun di utarakannya sebagai penolakan. Mulai dari yang katanya; Enggak bagus, gak elegan, terlalu simpel, permatanya terlalu kecil, lingkarannya gak sempurna dan lain-lain. Cukup untuk membuat Shafa pusing tujuh keliling.

" Yaudah mas aja yang pilih." putus Shafa akhirnya.

" Kok saya? Kamu dong, Kan kamu juga yang pakai."

Shafa menggeram kesal lalu mengambil asal salah satu cincin secara acak dan memberikannya pada Shaka.

" Yang ini aja. Kalau mas masih gak suka, aku mau pulang aja, capek. Mas sendiri aja yang milih."

" Iya-iya, sini saya lihat dulu. "

Shafa menatap sebal pada Shaka yang tengah memperhatikan sebuah cincin di tangannya dengan teliti.

" Ini cincin kurang simetris bundarnya, yang lain. "

Nah kan.

Sudah, Shafa menyerah. Ia beranjak bangun dari duduk dan berjalan menghampiri Abangnya Rama yang sedari tadi duduk di sebuah Cafe menunggu mereka selesai memilih cincin. Shafa memang tidak datang hanya berdua bersama Shaka, ada Rama juga yang memaksa untuk ikut menemani.

Marry Me! Shafara [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang