Bab 2

2.4K 33 0
                                    

Sama seperti kemarin sore ini sepulang kerja Melodi mampir istirahat di taman, ia duduk di bangku sambil menikmati segelas boba tea. Ia memajamkan matanya dan kepalanya sedikit menengok ke atas sambil menikmati angin sore itu.
"Enak ya anginnya". Seorang laki-laki juga ikut memejamkan mata duduk di samping Melodi menarik nafas dalam-dalam merasakan angin sore di taman.
Melodi kaget ia tak sadar kalau ada Sello di sampingnya.
"Mas Sello, udah lama ya di sini ngagetin aku aja". Melodi sontak kaget dan membuka matanya.
"Udah dari tadi subuh hehehe. Kamu suka ya duduk di sini sendirian". Sello mencoba mengajak bercanda Melodi.
Terdengar suara ponsel Melodi. Ia segera melihat isi pesan ternyata dari mamanya.
Mama : CEPET PULANG!!!!
Melodi cepat-cepat membalas pesan dari mamanya karena takut di marahi.
Melodi : iya ma, Melodi baru nunggu angkot pulang.
"Maaf ya mas, aku harus buru-buru pulang". Melodi berpamitan kepada Sello dan segera meninggalkannya.
"Aku antar ya". Ajak Sello kepada Melodi.
Melodi menoleh kebelakang dan tersenyum " gak usah mas, makasih".
Sello cukup senang sudah bisa berkenalan dengan Melodi walaupun belum sempat meminta nomer telponnya.
Sepulang dari taman Sello terus mimikirkan Melodi, senyumnya mampu meluluhkan sikap dingin Sello. Ya memang Sello adalah laki-laki yang dingin setiap bersama wanita,oleh karena itu sampai sekarang ia sudah berumur 33 tahun belum memiliki istri bahkan kekasih. Tapi kali ini ia justru memulai duluan untuk berkenalan dengan Melodi, baginya Melodi adalah gadis yang unik.

Setibanya dirumah Melodi langsung di suruh membuatkan makan malam oleh mamanya. Ia memasak makanan kesukaan mereka mama dan Nada ayam goreng dan ca kangkung pedas dikit.
"Cepet buatin mama makan malam, mama udah laper". Perintah mama Luna kepada Melodi agak sinis.
"Melodi, suruh masakin apa ma ?". Tanya Melodi karena ia seharian tidak berbelanja ke pasar.
"Masakin ayam goreng sama ca kangkung pedes dikit, jangan lama-lama". Mamanya meninggalkan Melodi di dapur dan memilih memainkan ponselnya sambil menonton TV.
Melodi menumis bumbu sambil melamun dan senyum-seny sendiri ia ingat senyuman Sello yang nampak gagah.
"ASTAGA Melodi!!!! Kalo masak jangan ngalamun senyum sendiri. Liat bumbunya gosong, untung cuma bumbu bukan makanan mama. Kalo gosong kamu mau ganti ???kamu punya uang". Mamanya yang sedang menonton TV mencium bau gosong masakan Melodi mengahampiri dan marah kesal dengan Melodi.
Deg.....
Jantung Melodi hampir copot mendengar omelan mamanyq, untung saja bukan makanan mamanya. Ia pun segera menyelesaikan masakan yang di perintahkan mamanya.
Masakan sudah matang, ia menyajikan di meja makan, 5 potong ayam paha atas goreng dan ca kangkung pedas sedikit sesuai permintaan mamanya.
Peraturan di rumah itu, Melodi tidak di perbolehkan ikut makan sebelum mama dan Nada selesai makan serta semua masakan harus di hidangkan di meja makan tidak boleh di sisakan di dapur untuk Melodi. Itu artinya Melodi harus makan sisa mereka.
Mama dan Nada sudah hampir selesai makan.
"Ayo sayang ayam gorengnya tinggal 1 kamu habiskan saja. Kamu kan seharian capek cari kerjaan". Mama sambil mengelus rambut Nada dan menyodorkan ayam yang ada di piring depannya.
"Makasih ma, Nada emang laper banget". Nada tanpa sungkan mengambil ayam dan memakannya sampai habis tanpa memikirkan Melodi yang belum makan.
Mereka sudah selesai makan dan pergi meninggalkan meja makan mencari kesibukan sendiri-sendiri.
Melodi yang mengetahui mereka sudah selesai bergegas menuju meja makan, apa yang di lihat Melodi?? Lauk dan sayur yang ia masak sudah habis tinggal kuah ca kangkung dan nasi.
Matanya sudah berkaca-kaca, mama dan saudara tirinya tidak pernah memikirkan Melodi.
Melodi mau tidak mau harus makan nasi,kuah ca kangkung dan kerupuk sebab tidak ada pilihan lain. Ia tidak di perkenankan makan ataupun memasak bahan makanan dari kulkas kecuali perintah dari mama atau Nada.
Hanya kerupuk, air putih dan es batu yang boleh ia ambil. Jikalau ia meletakkan makanan di kulkas atau di dapur berarti ia sudah memberikan kepada mama dan Nada, ia tidak di perkenankan mengambilnya kembali.
Ruang kebebasannya hanya di sebuah kamar sempit dengan satu ranjang kecil yang hanya muat untuk dirinya sendiri dan sebuah meja kursi dan lemari kayu tua dua pintu. Kalau di kamar ia bebas mengunci pintu kamarnya, dengan syarat jika mama dan Nada memanggil setiap saat harus melayaninya.
Sambil sesegukan menangis di kamar, Melodi menatap foto kedua orang tuanya. Setiap keluh kesahnya ia curahkan kepada foto itu dan ia torehkan di buku diarynya.
Dear Diary,
Walaupun mama sama Nada ngak sayang sama aku, tapi aku sayang sama mereka. Semoga mereka segera menyayangiku.
Tuhan, bukakan pintu hati Nada dan Mama, aku sayang Mereka.
~Senandung Melodi~

Keesokan harinya seperti biasa Melodi berangkat ke kantor naik angkot dan turun di seberang jalan kantor. Sementara itu, Sasa dan Ira sudah menunggu Melodi di parkiran.
"Ini dia orangnya, kemana aja lo baru dateng?". Ungkap Sasa agak kesal menunggu Melodi hampir seperempat jam di parkiran.
"Maaf ya. Aku tadi naik angkot, makanya agak lama". Melodi tersenyum kepada Sasa
"Udah apaan si lo Sa, lagian lo Di di suruh berangkat bareng kita gak mau. Udah sekarang kita masuk aja". Ira mengajak Sasa dan Melodi masuk kantor.
Mereka berjalan bertiga layaknya geng dengan gaya yang modis. Walaupun Melodi tidak bebas dari mama dan Nada dia tau fashion. Walaupun fashion yang ia kenakan bukan branded.
Jam sudah menunjukkan pukul 8 artinya mereka harus segera bekerja di posisi masing-masing.
Sasa sudah memasukkan Melodi di group Whatsapp "pengagum pria tamvan".
Pesan dari group pengagum pria tamvan
Sasa Imoet : Gila gua pusing sama kerjaan, gue butuh cuci mata nih.
Ira Cute : Ya elah gitu aja Sa, gue juga pusing tapi gue diem aja.
Sasa Imoet : Boss tamvan kemana ya, kok ngak keliatan
Melodi : Boss siapa maksudnya?
Sasa Imoet : Lo belom pernah liat boss tamvan kita ??? Sumpah ya lo sa.
Mereka sontak terkaget melihat pak Dering atau panggilan akrabnya pakder selaku Manajer perusahaan mereka lewat di depan mereka dan langsung meletakkan ponsel masing-masing.
Jam sudah menunjukkan pukul 4, Melodi bergegas pulang tak lupa ia mampir di taman dekat kantor. Ia duduk di bangku yang biasa ia duduki berharap Sello datang mengahmpirinya.
"Melodi, ternyata lo ada di sini". Teriak Ira yang menghampirinya bersama Sasa.
"Kok kalian ada di sini sih ??," Melodi tak menyangka akan di susul teman-temannya.
"Lagain main ninggal-ninggal aja kita jalan ke mall dulu, cuci mata". Ajak Sasa.
"Aku kira kalian udah pulang aku tadi nyari nga ada". Melodi agak menyesal pulang duluan
"Kita tadi ke toilet. Udah ayok!!". Ajak Ira.
"Aku ngak ikut, besok lain kali aja". Melodi menolak karena alasannya sama dia takut mamanya.
Sementara itu Ira dan Sasa tidak menghiraukan ucapan Melodi. Masing-masing menggandeng tangan Melodi dan mengajak ke mobil. Mau tak mau Melodi ikut untuk menghargai mereka.
Sementara itu ada seorang laki-laki tampan yang memperhatikan Melodi dari kejauhan, Sello. Ia nampak kecewa karena Melodi sudah pergi meninggalkannya.
Melodi senang bisa jalan-jalan bersama teman-temannya tapi disisi lain ia juga gelisah memikirkan mamanya kebetulan juga hpnya sedang low batt.
Melodi di antar pulang oleh Ira dan Sasa.
Deg....
Mama Melodi sudah menunggu di depan teras, Melodi sudah hampir panas dingin.
"Makasih ya udah nganterin aku". Melodi segera turun dari mobil
Ira dan Sasa belum pergi karena kebetulan Ira mengangkat telponnya dan masih parkir di depan teras.
Melodi menunduk di depan mamanya, mamanya menjambak rambut Melodi agar melihatnya.
"Darimana aja kamu, keluyuran ngak jelas". Dengan nada yang keras mama memarahi Melodi.
Di mobil Sasa dan Ira tidak sengaja melihat kejadian itu yang membuat Sasa spontan keluar dari mobil.
"Tante keterlaluan Melodi salah apa tante kaya gitu". Sasa tidak terima atas perlakuan mama Melodi.
"Kalian gak usah ikut campur". Mamanya segera menarik Melodi dan masuk ke rumah dengan membanting keras pintu rumahnya.
"Udah kita pulang aja, nanti kalo kita ikut-ikutan bisa-bisa Melodi tambah kenapa-kenapa". Ira mengandeng tangan Sasa masuk kemobil agar tidak ada keributan..
Group pengagum pria tamvan
Ira Cute : Lo gapapa kan Di ??,
Sasa Imoet : Kalo ada apa-apa biar kita bantuin.
Melodi agak malam membalas pesan mereka
Melodi : Besok aku ceritakan di kantor ya. Selamat istirahat

The Last Love (Sello & Melodi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang