Bab 27

639 18 0
                                    

Hari ini adalah hari yang sangat spesial karena Sello mengajak Melodi untuk dinner di sebuah restaurant mewah bernuansa romantis.
Sello sudah merencanakan segala sesuatunya dengan baik, dinner ini adalah salah satu ungkapan rasa cinta Sello terhadap Melodi.
Karena dinner ini menjadi surprice untuk Melodi, Sello berusaha membuat Melodi sibuk dengan pekerjaannya di kantor.
Sello sudah menyuruh pak Der untuk memberikan pekerjaan yang amat banyak, agar Melodi sama sekali tidak tau kejutan yang sudah di buat Sello.
Dengan sikap sok gagah dan humornya pak Der menuju meja kerja Melodi.
"Halo bu Melodi". Sapa pak Der sambil tersenyum sumringah.
"Eh bapak ada apa kok senyum-senyum sendiri". Tanya Melodi bingung
"Iya pak. Bapak kenapa senyum-senyum sendiri??". Tanya Melodi
"Ibu ini selesaikan laporan buat hari ini nanti kalo udah selesai bawa laporan ini ke Alamat yang sudah saya wa ke ibu". Perintah pak Der masih senyum-senyum
Melodi menatap jam tangan yang melingkar di tangannya.
"Jam berapa saya kesana pak, apa keburu. Ini udah jam 4 kurang 10 menit". Melodi tampak gelisah akan pekerjaan yang di berikan pak Der.
"Iya nanti masih jam 5 kok buk. O iya dapat pesan dari pak Sello katanya ibu suruh nganterin sendiri soalnya beliau ada meeting di tempat lain". Pak Der sudah mulai menampakkan wajah seriusnya
"Berarti saya nganterin laporannya sediri sama clien pak ???". Melodi memperjelas pertanyaannya.
Pak Der mengangguk dan berpamitan kembali ke ruang kerjanya.
Melodi tampak begitu tergesa-gesa karena jam terus berputar laporannya tak kunjung usai.
Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, pak Der sudah berpamitan untuk pulang duluan.
"Buk saya duluan ya". Pamit pak Der sambil melambaikan tangan
"Iya pak ati-ati". Jawab Melodi dengan tenang.
Ruangan ber AC itu tampak tetap gerah baginya karena yang ada di kantor tinggal dirinya OB dan para satpam.
Jam terus berputar, kini sudah menunjukkan pukul 5.14
"Huhhhh. Akhirnya selesai juga". Nada menarik nafas lega.
Melodipun segera memesan taxi, karena walaupun ia mempunyai mobil sendiri Melodi tidak pernah mengendarai mobil sendiri.
Melodi selalu pergi bersama Sello walaupun mengenakan mobil Melodi.
Sesampainya di tempat yang Melodi tuju ia tampak kebingungan mencari tempat yang di WA kan oleh pak Der.
Maklum saja Melodi baru pertama kali ke restaurant mewah, bukan karena kampungan tapi karena ia selama ini memang di batasi pergaulannya oleh mama Luna.
Jadi wajar saja kalau Melodi tidak punya banyak teman apalagi bermain ke sana ke sini. Dulu sewaktu masih kuliah kalau mau main ke mall atau ke kafe saja harus sembunyi-sembunyi dari mama Luna dan Nada, tentunya Melodi juga tak bisa bermain lama-lama karena kalau sampai Melodi pulang telat pasti di marahi mama Luna.
Melodi berjalan masuk ke restaurant mewah itu, tiba-tiba ada seorang pelayan yang menyambutnya.
"Permisi". Sapa Seorang pelayan perempuan itu
"Dengan Ibu Melodi ya ??". Tanya  pelayan itu.
"Iya saya Melodi. Saya mau........". Ucapan Melodi di hentikan oleh pelayan tersebut.
"Ibu sudah di tunggu sebelah sana". Tangan pelayan itu sambil menunjukkan tempatnya
"Mari saya antar". Ajak pelayan perempuan tersebut.
Melodi mengikuti pelayan tersebut ke salah satu meja, tampaknya meja itu sudah di booking karena ada tatanan makanan dan minuman dengan lilin dan lampu serta bunga-bunga di sekelilingnya yang menambah keromantisan tempat tersebut.
Tapi di meja tersebut belum ada orangnya sama sekali, Melodi tampak kebingungan. Menatap kanan kiri mencari clien yang sudah berjanjian dengannya.
"Maaf mba, ini meja siapa yang booking". Tanya Melodi pada pelayan yang berdiri di belakangnya.
Namun pelayan tersebut tidak menjawab pertanyaan Melodi karena sudah pergi duluan.
Melodi pun membalikkan badannya, alangkah terkejutnya Melodi di belakangnya ada sosok laki-laki tampan dengan setelan kemeja dan celana abu-abu yang berdiri membawa bucket bunga.
Melodi hanya melonggo diam tanpa kata, Melodi masih belum mengetahui siapa yang membawa bucket bunga itu karena saking besarnya bucket bunga itu menutupi wajah laki-laki tampan tersebut.
Laki-laki tersebut menurunkan bucket bunga yang di bawanya agak kebawah sehingga menampakkan wajah tampannya.
"Surprice.............!". Sapa laki-laki tampan itu
Melodi takjub, hampir meneteskan air matanya tak di duga orang tersebut adalah suami tercintanya.
Sello langsung memeluk erat Melodi, Melodi hanya bisa sesenggukan mengeluarkan air matanya.
"Ini surprice buat kamu sayang". Sello sambil memeluk Melodi
"Terimakasih kamu selalu buat aku bahagia sayang". Jawab Melodi masih menangis.
Sello pun melepaskan pelukannya dan mengelap air mata Melodi yang sedari tadi sudah berjatuhan.
"Kalau bahagia, jangan nangis dong". Sello mengusap air mata Melodi
Melodi mengangguk dan mengusap air matanya itu kemudian menerima bucket bunga yang di berikan oleh Sello dan duduk di meja yang sudah di siapkan.
"Terus ini laporannya gimana ?". Melodi menyodorkan laporan yang ia garap dengan buru-buru tadi.
"Kamu tau ngak kenapa aku nyuruh kamu ngerjain semua sekarang ???". Tanya Sello kepada Melodi.
Melodi hanya menggelengkan kepalanya tidak paham dengan maksud Sello.
"Karena besok sore kan aku harus ke Bogor, jadi kamu besok seharian harus libur kerja nemenin aku di rumah sampai aku berangkat ke Bogor". Penjelasan Sello.
"Nggak ada alasan lagi kan buat bolos kerja, kan kerjaan kamu besok udah selesai di garap sekarang". Sambung Sello lagi.
Melodi tersenyum dengan ucapan Sello, betapa sempurnanya suaminya itu sudah tampan, tau dan memeahami keadaan yang Melodi inginkan.
Melodi dan Sello kemudian menikmati dinner mereka, dengan nuansa keromatisan yang membuat Melodi semakin bahagia.

The Last Love (Sello & Melodi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang