Keesokan harinya Sello memancarkan kebahagiaan, Sello sudah memberikan nafkah batin pada Melodi.
Pagi-pagi seperti biasa dia sudah bersiap untuk ke kantor, dengan setelan jas dan celana hitam lengkap dengan kemeja dan dasi yang senada warna maroon. Sello tampak gagah dengan kumis tipisnya.
Muah..... Kecupan manis dari belakang di pipi kanan Melodi, kemudian di susul dengan pelukan masih pelukan dari belakang.
Melodi yang sedang mengoleskan selai cokelat kesukaannya di roti tawarnya seketika terjatuh karena kaget dengan perlakuan Sello.
"Aku merasa sudah menjadi laki-laki sejati bisa menafkahimu lahir batin". Bisik Sello pada Melodi di telinga kanannya.
Melodi hanya tersenyum meringis melihat perlakuan suaminya itu. Sello kemudian duduk di samping Melodi.
"Gimana tidurnya sayang? Nyenyak ??". Tanya Sello pada Melodi.
"Nyenyak pak". Jawab Melodi lirih
Pipi Melodi kembali memerah karena rayuan suaminya itu.
"Aku janji akan selalu menjaga kamu dan selalu mencintaimu". Ungkap Sello dan mencium keningnya.
"Bap.....". Sepertinya Melodi ingin mengatakan sesuatu tapi di hentikan Sello.
"Ssssssttttt". Sello membungkam mulut Melodi dengan jari telunjuknya.
"Jangan sekali-kali kamu panggil aku bapak di luar kantor, kamu harus ingat aku ini suamimu". Sambung Sello sambil mengelus rambut Melodi.
Melodi tersenyum "Iya".
"Iya apa ???". Tanya Sello mengoda
"Iya aku ngak akan panggil bapak kalau di luar kantor". Jawab Melodi
"Terus panggil aku apa ???".
Melodi hanya diam dan mengigit bibirnya, pipinya kembali memerah.
"Hentikan jangan mengigit bibirmu, nanti akan terluka". Cegah Sello sambil mencubit lirih hidung munggilnya.
"Aku mencintaimu sejak pertama kita bertemu Melodi. Aku bersyukur kepada Tuhan karena sudah di berikan bidadari secantik dan sebaik kamu". Ungkap Sello memeluk Melodi.
Melodi dengan ragu-ragu membalas pelukan Sello.
"Mungkin kamu belum sepenuhnya mencintaiku, tapi aku yakin kamu akan mencintaiku dengan sepenuhnya". Sambung Sello.
Melodi hanya diam dan meneteskan air mata.
"Kenapa kamu nangis ???". Tanya Sello mengusaap air matanya yang sudah semakin deras.
"Sudah belasan tahun aku tidak merasakan cinta, mama meninggal saat aku masih berumur 5 tahun. Papa juga ninggalin aku saat aku berusia 11 tahun". Melodi mengungkapkan isi hatinya.
Sello terus meyakinkan Melodi bahwa ia akan selalu bersamanya dan menjaganya sampai ia mati.
Dengan penuh kemanjaan Sello meminta sesuap roti yang di buat Melodi. Dengan malu-malu Melodi menyuapkan roti pada suaminya yang sedang manja itu.
Karena sudah pukul 7 mereka segera berangkat bersama ke kantor.
Karena mereka masih pengantin baru, seperti biasa setibanya di kantor mereka selalu menjadi sorotan orang-orang kantor.
"Yang, aku keluar duluan ya!". Melodi minta salim di dalam mobil.
"Kamu panggil aku apa sayang ?". Tanya Sello mengoda
Melodi tersipu malu dan memaksa meminta tangan Sello untuk salim dan keluar.
Seperti sudah kebiasaan Iraa dan Sasa selalu menunggu kedatangan Melodi di parkiran agar bisa berjalan bersama.
Melodi dan kedua temannya sudah berada di meja kerjanya masing-masing, Sasa dan Ira sudah ready dengan handphone nya untuk mengosip.
Group "pengagum pria tamvan"
Sasa : Cie yang nyium suaminya
Ira : Sasa ngiri tuh Di :D
Melodi : Kalian juga aku cium :*
Lagi-lagi pak Der memperhatikan mereka bertiga.
"Hmmmmmm". Pak Der melirik ke arah mereka bertiga
Mereka bertiga tergesa-gesa meletakkan handphone mereka, dan pura-pura memainkan laptop di depannya.
Sesaat kemudian ada seorang wanita dengan dress maroonnya yang ketat dan sexy masuk ke ruangan Sello. Tak lama hanya beberapa menit ia keluar wanita itu keluar dan membanting pintu ruangan Sello.
Deg...,...., Jantung Melodi hampir copot melihat kejadian itu, antara rasa cemburu, gelisah dan kaget campur aduk menajadi satu.
Seharian ini Melodi tidak fokus bekerja, ingin sekali rasanya ia masuk ke ruangan Sello dan menanyakan perihal wanita itu. Tapi di sisi lain ia tidak punya alasan untuk masuk ke ruangan Sello.
"Permisi". Sapa Pak Der
Melodi diam, terlihat seperti melamun padangannya kosong menatap layar laptop.
"Ibu Melodi". Sapa pak Der lagi.
"Permisi Ibu Melodi". Pak Der mengeraskan suaranya hingga karyawan di sekeliling meja kerja Melodi menatap Melodi.
"Maaf pak, saya ngak denger. Ada apa ya pak ??". Tanya Melodi sehabis terbangun dari lamunannya.
"Kalau kerja jangan melamun buk. Nanti saya laporin bos , ibu bisa di pecat heheh". Goda Pak Der.
"Ibu di suruh ke ruangan bos, bawakan laporan keuangan bulan ini". Perintah pak Der pada Melodi.
Melodi mengangguk menandakan bahwa ia mengiyakan perintah pak Der.
Melodi tersenyum lega karena akhirnya bisa ke ruangan suami tercintanya itu.
Tokk....tokk.tokkkk.
Tidak ada jawaban dari dalam ruangan Sello, namun beberapa saat ia membukakan pintu untuk Melodi.
"Silahkan masuk isteriku tercinta". Bisik Sello agar tak terdengar karyawan lain.
Sello menyuruh Melodi masuk dan mengunci pintu ruangannya.
"Kenapa di kunci? Tanya Melodi.
Sello hanya mengandeng Melodi dan mengajaknya untuk duduk sedangkan ia duduk di meja kerjanya.
"Karena aku kangen kamu". Ungkap Sello sambil mencium keningnya
"Bap.......". Ucapan Melodi di hentikan Sello dengan jari telunjuknya.
"Aku mencintai mu sayang. Jangan jauh -jauh dariku". Sello kembali memeluk Melodi.
Melodi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya karena tingkah suaminya itu.
Sampai-sampai dia lupa kalau mau menanyakan perihal wanita sexy yang masuk ke dalam ruangannya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Love (Sello & Melodi)
RomansaCerita ini mengandung unsur dewasa +21 Melodi adalah seorang gadis malang, kehidupannya sungguh malang. Keinginan terbesarnya bebas dari penderitaan, mencari kebahagiaan dan menikah dengan cinta sejatinya.