Hari sewaktu kecelakaan Sello perjalanan menuju Bogor.
Dengan santai Sello mengendarai mobilnya, hari ini tak begitu lelah karena seharian ia libur dan menghabiskan waktunya dirumah.
Sello lebih senang berkendara sendiri, menurutnya itu ada nilai lebihnya selain untuk hiburan ia juga bisa memiliki kepuasan tersendiri.
Orang lain lebih memilih santai pakai supir tapi ia berbeda, mungkin itu salah satu hal yang di sukai Sello.
Sello tak seperti biasanya, ia ingin sekali cepat-cepat sampai di Bogor dan kembali lagi ke Jakarta. Rasanya tak rela meninggalkan pujaan hatinya sendiri apalagi harus menggantikan pekerjaanya.
Pikir Sello pasti Melodi akan merasa begitu lelah besok karena menggantikan pekerjaannya yang sangat melelahkan.
Sekitar satu jam lagi Sello sampai di hotel tempatnya menginap di Bogor. Saat itu, Sello juga tak merasa kelelahan sedikit pun.
Jalan di bogor yang Sello lewati agak berkelok dan di setiap sisi kanan kirinya jurang, bagi Sello itu medan yang biasa ia lalui.
Tiba-bisa saja saat Sello akan melewati turunan jalan yang agak berkelok seketika setirnya susah di kendalikan.
Sudah berulang Sello mengendalikannya tapi mobil Sello mencari jalan sendiri. Karena takut mengambil resiko, sedangkan di sekelilingnya adalah jurang. Sello melepaskan safety beltnya dan berusaha membuka pintu mobilnya dan terjun keluar sebelum mobilnya masuk ke jurang.
Sempat susah keluar karena dasi Sello tersangkut pintu, tapi ia tarik kuat sehingga dasinya sobek beberapa bagian, sebagian ada yang terjatuh di pinggir jalan, sebagian ada yang ada di mobil, sebagian lain jatuh ke jurang dan sebagian lagi masih terikat di lehernya.
Tanganya sembat terbentur batang pohon dan beberapa luka kecil di kaki dan tangannya.
Karena jalan lumayn sepi, Sello agak minggir dari tempat kejadian kecelakaannya.
Tak berselang lama, terdengar suara ledakan yang agak keras. Sello menoleh ke bawah di dasar jurang, ternyata mobilnya meledak terbakar.
Sello menghela nafasnya panjang-panjang, karena bisa selamat dari kecelakaannya. Hanya saja tangannya terasa sakit, mungkin tulang tangannya agak retak karena benturan keras di pohon tadi.
Sello baru ingat kalau ponselnya ada di saku jasnya, kemudian ia meraih ponselnya.
Sempat ia mencari kontak Melodi tapi ia urungkan karena takut kalau dia khawatir, lalu dia memutuskan untuk mengubungi mamanya.
"Halo mah".... Nafas Sello agak terenggah-enggah.
"Halo, kamu kenapa sayang??". Tanya mama Ara terlihat panik di telphone.
"Sello kecelakan, tolong jemput Sello di sini. Tapi jangan bilang Melodi nanti alamatnya biar aku WA". Jawab Sello sambil menahan rasa sakitnya kemudian langsung menutup telpon mamanya.
Warga setempat yang mendengar suara ledakan tersebut berbondong-bondong mencari sumber suara.
Mereka segera menolong Sello dan mengajaknya untuk mendapat penanganan, Sello di bawa ke rumah sakit terdekat.
Mama gercep dan menyuruh orang-orang suruhannya menjemput Sello untuk di pindahkan ke rumah sakit di Jakarta.
Mama Ara sudah mulai panik , dia membungkam mulutnya untuk tidak memberitahu perihal Sello kepada Melodi.
Sesampainya Sello di rumah sakit di Jakarta mama langsung menemui Sello.
Awalnya sempat menolak untuk tak membeitahu perihal Sello pada Melodi, tapi Sello terus meyakinkan.
"Melodi itu isteri kamu, kenapa kamu larang mama ngasih tau sama dia ???". Tanya mama Ara yang duduk di samping ranjang Sello.
"Mama ikuti rencana Sello, Sello mau cari orang yang menyalahi mobil Sello. Sello yakin ada yang menyalahi mobil Sello. Karena baru saja tadi pagi mobilnya sudah di cek orang bengkel dan katanya tidak apa-apa". Jawab Sello meyakinkan.
"Maksud kamu Melodi yang melakukan ini??". Tanya mama Ara bingung.
"Pokonya mama jangan bilang kalau Sello kecelakaan dan baik-baik saja hanya patah tulang tangan, mama nanti habis ini ke apartemen Sello bilang sama Melodi kalau Sello tidak bisa di selamatkan". Pinta Sello.
"Selama masa pemulihan, Sello ikut mama ya ! Sambil Sello mau menyelidiki perihal kecelakaan ini". Sambung Sello lagi sambil terus memohon.
"Iya nak, mama doakan yang terbaik buat kalian". Jawab mama Ara memohon, sambil memegang tangan Sello.
Mama Ara pun segera menuju ke apartemen Melodi, sepanjang perjalanan dia terus memikirkan bagaimana dia nanti akan memberitahu perihal Sello pada Melodi.
Rasanya tak tega mama Ara berbohong dengan Melodi, karena sudah pasti Melodi akan sedih karena dia memiliki hati yang lembut.
Mama Ara menarik nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya, tapi dia masih belum tenang.
Setelah sedikit tenang, mama Ara keluar dari mobil untuk menemui Melodi. Namun sesampainya di lift ia memutuskan untuk putar balik ke mobil lagi.
"Ada apa buk ??". Tanya supir mama Ara
"Saya ngak tega sama Melodi pak, gimana ya ini?". tanya mama Ara yang masih panik.
"Ibuk pasti bisa, bayangkan kepanikan ibu ketika mendengar mas Sello kecelakaan dan tak bisa di selamatkan buk". Saran pak sopir.
"Ok pak". Jawab mama Ara sambil melepaskan nafasnya
"Bapak ke rumah sakit aja, nemenin anak saya. Kayanya saya bakalan nginep di sini!". Perintah mama Ara.
Pak sopir pun segera pergi ke rumah sakit Sello, mama Ara jalan ke atas menuju apartemen Melodi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Love (Sello & Melodi)
Любовные романыCerita ini mengandung unsur dewasa +21 Melodi adalah seorang gadis malang, kehidupannya sungguh malang. Keinginan terbesarnya bebas dari penderitaan, mencari kebahagiaan dan menikah dengan cinta sejatinya.