Bab 38

553 11 0
                                    


Sejak kejadian kemarin, Melodi hanya terbaring di tempat tidurnya karena dia sampai sekarang masih lemah dan agak demam. Mama Ara menjenguk Melodi di apartemen Sello, untuk mengetahui keadaan menantu kesayangannya tersebut.
Sello POV.
Wajah Melodi sangat pucat, tangan dan kakinya juga biru keunguan lebam karena di ikat kuat dengan tali.
Aku sangat tidak tega melihat Melodi seperti ini, sejak kemarin dia belum bisa bangun tubuhnya melemah. Aku sudah panggil dokter pribadi ke sini, kata dokter ia hanya butuh istirahat yang cukup.
Nada memang sungguh keterlaluan, dia juga sudah gila. Untung saja dia sekarang sudah di bekuk oleh polisi.
"Sello, kenapa pintunya tidak di kunci ??" Tanya mama Ara padaku yang tiba-tiba saja muncul
"Maaf ma, Sello lupa" ungkapku.
"Kebetulan mama ada disini, Sello boleh minta tolong sama mama buat jagain Melodi ???" Tanyaku pada mama Ara.
"Memangnya kamu mau kemana ??" Tanya mama Ara.
"Sello mau ketemu sama pak Der dulu mah, ada urusan penting" pamitku pada mama.
"Ya udah kamu hati-hati ya nak" mamaku dengan penuh perhatian.
Aku lega meninggalkan Melodi karena sudah menjaga, aku harus segera menemui pak Der karena katanya ada sesuatu yang sangat penting yang ingin ia bicarakan.
***
Di Kantor Sello.
Di kantor Sello banyak orang yang sangat terkejut akan kehadiran Sello, ada yang sempat berpikir Sello adalah hantu yang bangkit dari kubur. Ada juga yang mengira kalau Sello selama ini bersandiwara dan lain-lain.
Sello POV.
"Pak Sello.... " Sapa seorang karyawan pada Sello.
"Iya saya, saya kembali" jawabku dengan penuh kewibawaan.
"Maaf pak Sello, lalu bu Melodi kemana. Mengapa beberapa hari ini beliau tidak hadir ???" Tanyanya lagi.
"Melodi baru sakit, saya mohon doanya agar Melodi lekas sembuh" pintaku pada mereka.
"Iya pak, semoga bu Melodi lekas sembuh. Kami sudah rindu bu Melodi memimpin perusahaan ini lagi" salah seorang karyawan ada yang menyahut.
Aku tersenyum akan semua itu, ternyata sekepergianku Melodi mampu memimpin perusahaan ini dan bisa meninggalkan jejak kerinduan.
Aku segera ke ruanganku, pak Der yang mengetahuiku langsung menyusul diriku.
"Pak Der mau ngomong apa ??" Tanyaku penasaran.
"Saya langsung to the point aja ya pak" pak Der menembak.
"Jadi selama bapak masa pemulihan, saya sangat prihatin dengan keadaan bu Melodi yang terlihat hancur dan lemah. Tubuhnya sekarang semakin kurus dan dia jadi lebih pendiam dari biasanya" pak Der mulai bercerita.
"Saya menyesal pak karena harus sembunyi dari dirinya, nyawanya menjadi celaka" jawabku penuh penyesalan.
"Sudah pak itu semua sudah berlalu, yang terpenting sekarang bu Melodi sudah aman" pak Der menenangkanku.
"Jadi pokok permasalahannya begini pak, penyebab Nada sekarang berbuat senekat ini karena dia sakit hati dengan Chord". Sambung pak Der.
"Chord ??? Orang yang pernah menipu kita pak ??" Tanyaku kaget.
"Ya benar pak, jadi Nada berpacaran dengan Chord kemudian dia hamil. Tapi setelah itu Chord tidak mau bertanggung jawab, makanya Nada menghalalakn segala cara untuk mendapatkan Chord. Sampai dia memohon-mohon dan akhirnya Chord mau menikahi Chord dengan s syarat, Nada harus membantu bisnis Chord yaitu pengedar narkoba sebab Chord adalah bandar besar serta harus menghabisi nyawa bapak. Nada kala itu tidak tahu, mungkin sampai sekarang dia juga tidak tahu kalau barang yang selalu ia antarkan ke clien Chord adalah narkoba. Pada suatu saat yang di janjikan oleh Chord, Chord tetap tidak mau menikahi Nada malah terang-terangan berhubungan dengan Merdu. Nada memang nekat, dia sampai menyekap Chord dan mati kelaparan di sebuah gudang kemudian kebetulan mamanya sangat membutuhkan donor ginjal dan dia memilih bu Melodi sebagai pendonor untuk mamanya. Dan permasalahan akhirnya Merdu sekarang juga menjadi buron tersangka pengedar narkoba dan saya dengar-dengar dia kabur ke luar negeri" cerita pak Der.
"Astaga pak Der, tapi saya lega karena Nada sudah di tangkap polisi" ucapan kelegaanku.
"Makasih ya pak atas infonya, hari sudah mulai gelap. Saya mau pulang dulu pak, kasihan Melodi masih lemah" pamitku pada pak Der.
Aku kala itu menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk mengobrol dengan pak Der, walaupun begitu aku sebenarnya juga sangat gelisah karena meninggalkan Melodi. Rasanya ingin cepat-cepat pulang bertemu Melodi dan merawat serta menjaganya.
Aku buru-buru pulang ke apartemenku untuk menengok Melodi. Sesampainya disana dia masih tertidur lelap, mama Ara juga ku suruh istirahat dan aku tidur di samping Melodi.

The Last Love (Sello & Melodi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang