Bab 1

6K 67 0
                                    

Siang ini nampak mendung, angin bertiup sepoi-sepoi dan sepertinya mendung sudah hampir memuntahkan isinya, hujan.
Ya, gadis yang sedang duduk di depan kaca jendela kamar kecil itu nampak menatap langit, matanya nampak penuh kesedihan dan penderitaan. Matanya hampir juga meneteskan air mata seperti halnya mendung yang hampir saja meneteskan air hujan.
Anginnya sepoi-sepoi membuat Melodi agak kedinginan, gadis malang itu Melodi namanya. Merasa kedinginan, ia mejauhi jendela dan berbaring di tempat tidur. Nampaknya ia lelah dari pagi subuh sudah mengerjakan pekerjaan rumah sendirian.
Selang beberapa menit ada dua wanita baru saja turun dari taxi online.
Tok...tokk...tok....tok
Satu wanita parubaya itu mengetuk pintu agak sedikit kencang.
Karena tak kunjung pintu di buka, satu wanita yang berumur satu bulan lebih muda dari Melodi agak kesal.
Setelah beberapa menit pintu tidak di buka, perempuan parubaya itu menegetuk kencang jendela kamar Melodi.
"Melodi buka pintunya, dasar pemalas!!".
Melodi terbangun ia nampak kaget dan segera keluar rumah dan membukakan pintu untuk kedua wanita itu.
"Maaf ma, Melodi ketiduran".
Plakkkk...
Perempuan parubaya itu menampar Melodi. Perempuan parubaya itu adalah mama tiri Melodi, Aluna namanya. Sedangkan gadis yang berusia satu bulan lebih muda dari Melodi itu adalah adik tiri Melodi, Nada.
Papanya sudah meninggal 12 tahun yang lalu, sejak Melodi umur 11 tahun.
Melodi menundukkan kepalanya dan memegangi pipi bekas tamparannya.
"Maaf ma, Melodi tidak sengaja ketiduran".
"Dasar pemalas!! Baru di tinggal sebentar udah ngebo, bukannya cari kerja malah malas-malasan". Mamanya mencaci maki Melodi sambil menjambak rambut bagian kirinya.
Sedangkan Nada hanya sibuk bermain ponselnya tanpa memandang Melodi.
"Ijazah S1 Melodi baru keluar kemarin ma, hari ini hari sabtu. Melodi belum bisa cari kerjaan".
"Dasar kamu, kalo di bilangin jawab terus. Kamu tau ngak mama disini nunggu lama ini udah mau hujan. Kamu tau rasanya ???"
Mamanya bertanya namun Melodi hanya menggelengkan kepalanya.
"Sekarang kamu di luar sampai hujan reda, biar kamu tau rasanya gimana kedinginan di luar". Mamanya langsung menarik tubuh Melodi ke teras saat itu ia berdiri di depan pintu rumah.
"Ayok sayang kita masuk". Ajakan mamanya kepada putri kesayangannya, Nada.
Mamanya kemudian masuk, Nada menghadapkan wajahnya kepada Melodi dan menjulurkan lidahnya kepada Melodi dengan maksud meledeknya kemudian membanting pintu dengan sangat keras meninggalkan Melodi di luar.
Melodi yang saat itu hanya mengenakan celana kulot di bawah lutut dan kaos berbahan tipis merasa kedinginan karena hujannya semakin lebat. Teras rumah itu tidak terlalu besar sehingga Melodi tetap tertampu oleh percikan air hujan.
Rumah mereka memang tidak terlalu besar tetapi warisan papa Melodi cukup untuk biaya makan sehari-hari dan biaya sekolah Melodi dan nada. Melodi bisa sekolah sampai S1 karena uang pendidikan di serahkan kepada pengacara papanya.
"Semoga hujannya cepat Reda". Pinta Melodi kepada Tuhan dalam hati.
Beruntung hujannya tidak berlangsung lama hanya 1 jam. Melodi segera masuk rumah dan segera mandi dengan air hangat.
Pagi ini seperti biasanya Melodi bangun pagi subuh mengerjakan pekerjaan rumah mulai dari mencuci baju, mencuci piring, nyapu, ngepel, membersihkan rumah, memasak dan seluruh pekerjaan rumah Melodi yang mengerjakaan.
Jam sudah menunjukkan pukul segengah 7, hari ini ia masak nasi goreng.
Melodi sudah mandi tinggal menunggu Nada dan mamanya selesai sarapan. Ia tidak di perbolehkan mamanya sarapan bersama, Melodi hampir tidak pernah sarapan karena makanan selalu di habiskan oleh mama dan Nada. Karena hari ini hari senin, dan ia harus pergi ke kantor untuk interview di perusahaan PT BINA KARYA menjadi staff accounting, ia berusaha untuk sarapan pagi.
Jam sudah menunjukkan pukul 7 mama dan Nada belum kunjung selesai  sarapan, karena interview di mulai pukul 8 dan takut terlambat ia mengurungkan niatnya untuk tidak sarapan.
Melodi segera mengahmpiri mamanya yang masih di meja makan.
"Ma, Melodi pergi interview ya". Melodi berpamitan kepada mamanya
"Terserah". Hanya jawaban singkat yang keluar dari mulut mamanya.
Melodi bergegas meninggalkan mereka berdua. Dengan rok span di bawah lutut dan kemeja warna putih, tas slempang berwarna hitam tak lupa menggunakan sepatu flat berwarna hitam ia melangkahkan kakinya menuju jalan raya. Jarak dari kampungnya sekitar 100m.
Sementara itu di meja makan Nada kesal kepada mamanya.
" Mama kenapa sih, izinin Melodi kerja duluan. Aku kan belum kerja mah". Nada sudah menampkan wajah kesalnya
Tetapi mamanya hanya tersenyum tipis kepada Nada.
"Mama ngeselin, di tanya malah senyum". Nada langsung meninggalkan mamanya karena ia tidak mendapat jawaban apa-apa.

Melodi tiba di kantor tempat interview tepat waktu, ia kemudian mempersiapkan dirinya untuk bertemu HRD. Ia tetap bersikap tenang meskipun akan berhadpan dengan HRD.
Setelah menunggu beberapa hari setelah interview, ia di terima bergabung di perusahaan tersebut menjadi staff accounting.
Hari ini hari pertama Melodi bekerja, beruntung ia langsung mendapat teman, Irama dan Syair. Ia biasa di panggil Ira, teman perempuan lainnya cewek-cewek yang suka gosip sehingga Melodi kurang nyaman untuk ikut gabung bersama mereka sehingga memilih gabung dengan Ira dan Syaira . pekerjaannya lancar ia pun segera bersiap untuk pulang.
"Di, lo pulang sama gue aja ya kita bertiga kan searah". Ajak Ira kepada Melodi
"Ga usah Ra, aku pingin jalan dulu ketaman sambil liat-liat daerah sini hehe". Melodi menolak karena tidak enak hati dengan Ira.
"Ya elah lo Di kita mau ngajak lo jalan ke mall dulu cuci mata". Sambung Sasa,sapaan akrab Syair kepada Melodi.
"Nga usah, besok kapan-kapan aja aku bareng kalian. Aku pulang duluan ya?". Melodi berjalan keluar kantor meninggalkan Ira dan Sasa.
Karena agak lelah ia beristirahat di taman dekat kantor. Tiba-tiba ada seorang laki-laki dengan kemeja lengkap dengan dasi dan dan jas hitam yang terlihat nampak gagah menghampiri Melodi.
"Maaf permisi". Sapa seorang laki-laki itu kepada Melodi yang sedang duduk di bangku taman.
Melodi sontak kaget melihat laki-laki itu.
"Ya, ada yang bisa saya bantu mas ?".
Laki- laki itu sambil menyodorkan sebuah dompet berwarna abu-abu menjawab pertanyaan Melodi.
"Ini tadi dompetnya jatuh, makanya saya mau kembalikan".
"Dompet saya ??". Melodi langsung memeriksa dompetnya dari tasnya.
"O iya mas bener itu dompet saya, makasih ya mas". Melodi mengambil dompet yang di sodorkan laki-laki itu.
"Boleh saya duduk di sini?". Tanya laki-laki tersebut
"Boleh mas silahkan".
Laki-laki itu lalu menyalami Melodi hendak berkenalan "saya Sello?"
"Saya Melodi mas". Melodi membalas jabatan tangan dari Sello. Tak sengaja Melodi melihat Nada berjalan kearah taman, karena takut kalau di marahi mama dan Nada Melodi terburu-buru pergi dari taman tersebut.
"Maaf mas, saya buru-buru makasih ya dompetnya".
"Tunggu...". Sello mencoba menahan Melodi tapi Melodi berjalan hampir lari.
"Unik". ungkap Sello dari hati.
Untung saja Nada tidak melihat Melodi sedang duduk dengan laki-laki di jam pulang kerjanya, karena kalau mama dan Nada tahu pasti akan menyiksa Melodi.

The Last Love (Sello & Melodi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang