Bab 37

533 13 0
                                    

Sudah sekitar 3 minggu Sello bersembunyi dari Melodi dan sudah pulih tulang tangannya yang retak.
Sepanjang 3 minggu, Sello juga terus memantau Melodi dan perusahaannya. Dia juga sudah mengetahui orang yang menyebabkannya kecelakaan.
Sello mengecek CCTV apartemen, terlihat jelas kalau yang menyalahi mobilnya adalah Nada. Sello sudah merencanakan segala sesuatunya untuk memberi pelajaran pada Nada.
Sore ini Sello sedang membicarakan perihal Nada dengan mama Ara, yang di pikirkan mama Ara hanyalah Melodi.
Mama Ara khawatir akan keadaan Melodi yang memprihatinkan, kebahagiaannya semakin hari semakin memudar dan tubuhnya semakin kurus..
"Apa sebaiknya kamu ngak temui Melodi dulu nak ?". Tanya mama Ara memberi saran.
"Aku pingin kasih dia kejutan mah". Jawab Sello.
"Tapi kamu ngak tau kan, sekarang Melodi badannya kurusan terus jarang senyum. Beda dengan Melodi yang dulu". Sambung mama Ara lagi.
"Masa sih mah ?". Tanya Sello meyakinkan.
Akhirnya Sello mendengar nasihat mamanya dan memutuskan untuk pergi ke apartemen dulu.
****
Mama Ara dan Sello tiba di apartemen, sudah berkali-kali mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban, padahal hari ini adalah hari minggu.
"Melodi kemana ya mah ?". Tanya Sello pada mama Ara.
"Coba kita cek mobilnya". Ajak mama Ara.
Merekapun mengecek mobil Melodi, alangkah terkejutnya ia melihat mobil Melodi yang masih terparkir rapi di parkiran.
Mereka segera menghubungi keamanan untuk mengecek CCTV yang ada di sana.
Ternyata Melodi pergi bersama Nada, Sello segera meninggalkan apartemen untuk menemui Nada. Dalam benak Sello, dirinya sangat takut kalau Nada berbuat macam-macam atau berbuat sesuatu hal yang mengancam kondisi Melodi.

Sello menduga kalau Nada membawa Melodi ke rumahnya, Sello dan mama Ara segera ke rumah mereka.

Sello POV.

Aku sangat takut kalau Melodi sampai kenapa-kenapa sebab Nada sudah berbuat tega denganku apalagi dengan Melodi orang yang selalu Nada siksa, pasti akan dengan sangat teganya dia berbuat jahat pada Melodi.
Setibanya di rumah Nada, rumahnya sangat sepi seperti tidak berpenghuni. Aku hendak mengetuk pintu rumah Nada, tapi ku urungkan niatku karena tiba-tiba terdengar rintihan seorang wanita yang kesakitan sampai beberapa kali.
"Mama denger sesuatu ngak ??" Tanyaku pada mama Ara.
"Denger apa sih nak, mama ngak denger apa-apa" mama Ara tanpa sedikitpu kecurigaan.
Tapi aku tetap yakin ada sesuatu yang aneh di rumah ini, aku melarang mama Ara mengetuk pintu rumah tersebut. Aku menyusuri tempat sumber suara, aku berjalan mengendap-endap bak detektif di televisi.
Entah mengapa hati dan raga ini mengajakku ke jendela samping rumah bekas kamar Melodi dulu. Aku mengintipnya dari luar, alangkah terkejutnya diriku melihat seorang wanita yang di sekap dengan posisi tangan dan kaki di ikat serta mulut yang di sumpal dengan kain.
Tanpa berfikir panjang aku berlari menuju pintu utama.
"Ada apa nak ??" Tanya mama Ara tapi ku hiraukan.
Aku mendobrak mencoba membuka pintu rumah tersebut yang tidak di kunci. Aku masuk ke kamar Melodi.
"Sayang.... " Ucapku pada Melodi yang sedang di sekap.
Dia terlihat sangat lemah dan kedua bola matanya memerah, aku segera membuka ikatan di tangan dan kaki Melodi.
Melodi POV.
Aku sangat takut karena di sekap oleh Nada, apalagi ternyata Nada akan mengambil ginjalku untuk mendonorkan kepada mama Luna.
Nada membawa pistol yang di todongkan ke kepalaku, dia memaksaku untuk menandatangi sebuah surat yang isinya pernyataan menyetujui mendonorkan organ ginjalku pada mama Luna dan pengalihan hak atas rumah ini.
"Kau cepat tanda tangani surat ini" ancam Nada sambil menodongkan pistol ke kepalaku.
Aku berusaha mentapnya yang berada di samping kananku, tapi setiap kepalaku bergerak pasti segera ia geser dengan pistol yang ia todongkan ke kepalaku agar kembali menghadap surat yang telah ia siapkan untuk ku tandatangani.
"Nada, kita bisa omongin ini baik-baik" ucapku pada Nada.
"Lo bisa omong kaya gini, tapi kalo lo sampe ngak mau tanda tangan surat ini jangan pernah salahin gue kalo sampe terjadi apa-apa sama mama mertua lo" ancam Nada lagi padaku.
"Gue kasih lo waktu sampe sore ini" Nada mengingatkanku dan kembali mengikat serta menyumpal mulutku kemudian pergi dari hadapanku.
Dia membanting pintu utama di depan sana, dan ku dengar suara mobilnya yang ugal-ugalan menuju jalan raya.
Aku saat itu hanya bisa menangis dan meratapi nasibku, aku hampir 2 hari di sekap disini tanpa makan dan minum. Hanya di ikat, tubuhku sudah melemah.
Mataku sudah tidak bisa melihat dengan sempurnya, aku melihat sosok laki-laki di hadapanku yang membuka sumpalan di mulutku dan tali di tangan serta di kakiku.
Tapi tiba-tiba Nada menikam laki-laki tersebut dari belakang dengan pistolnya tadi, laki-laki tersebut berhenti melepaskan ikatan kakiku yang baru setengah terlepas.
Sello POV.
Dengan buru-buru aku segera melapas ikatan tali di tangan dan kaki Melodi serta sumpalan di mulutnya. Ketika aku baru setengah jalan membuka tali pengikat di kaki Melodi, ada seseorang yang menikamku dari belakang.
"Oh jadi lo masih hidup ??" Bisik wanita tersebut.
"Sebenarnya apa mau kamu Nada ??" Tanyaku baik-baik, karena dia menodongkan pistol dari belakang.
"Mau gue cuman simple, gue cuma mau ginjal Melodi sama rumah ini" jawab Nada sambil tertawa jahat.
"Ginjall ??? Maksud kamu apa ???" Tanyaku bingung.
"Iya ginjal" ucap Nada santai.
"Nyokap gue sakit gagal ginjal dan harus punya donor, kalo sampe dia ngak dapet donor ginjal. Dia bakalan ngak bisa selamet" sambung Nada.
"Dan disini ada harta karun yang paling berharga, itu adalah ginjal Melodi" sambung Nada lagi.
"kamu jangan gila Nada, kita bisa omongin baik-baik. Aku bisa carikan kamu donor lain selain Melodi" cegahku pada Nada, saat itu aku sama sekali tidak bisa berkutik karena todongan pistol dari Nada. Sebenarnya aku tidak takut, kalaupun harus mati sekalipun. Tapi aku takut kalau aku melawan dia akan menyakiti Melodi.
"Gue maunya Melodi mati, gue ngak suka dia bahagia apalagi bergelimang harta" Nada kembali menjelaskan tersebut.
Tak lama kemudian todongan dari Nada terlepas, terdengar pistolnya yang terjatuh. Aku menoleh ke belakang ternyata dia sudah di bekuk oleh polisi.
Mama Ara mengahmpiri ku dan tersenyum kepadaku.
"Mama yang panggil polisi kesini" ucap mama padaku.
"Makasih mah" ujarku dan memeluknya.
"Sudah sekarang, ayo kita bawa pulang Melodi" ajak mama Ara padaku dan segera melepaskan pelukan dariku.
Aku melanjutkan melepaskan ikatan yang membalut tangan serta kaki Melodi dan mengendongnya yang sangat lemah ke mobil untuk ku bawa pulang.

The Last Love (Sello & Melodi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang