Bab 10

1.2K 30 5
                                    

Sore ini di kantor, masih dengan suasana yang sama dan dengan pekerjaan yang sama.
Ira menghampiri Melodi di mejanya yang masih sibuk dengan pekerjaan di laptopnya.
"Odi, lo kenapa sih dari tadi pagi sampe sore diem terus. Muka lo tuh kusut, sebenarnya lo kenapa cerita sama gue ". Sapa Ira mendekati tempat duduk Melodi.
"Engga papa Ra, lagi banyak kerjaan nih". Jawab Melodi tanpa menatap Ira
"Boong! Gue tau lo pasti lagi ada masalah, kenapa sih ga mau cerita ?". Ira nampak memaksa Melodi agar bercerita namun Melodi hanya diam mematikan laptopnya dan berdiri.
"Aku pulang duluan ya Ra". Melodi mengalihkan pembicaraan
"Sa aku pulang duluan ya". Sapa Melodi pada Sasa yang masih duduk di bangku kerjanya.
"Di, lo gak bareng kita ??". Sahut Sasa namun tak di jawab oleh Melodi
"Ra, kenapa tu anak ?". Tanya Sasa pada Ira
Ira hanya menggelengkan kepalanya dan kembali ke bangku kerjanya mengambil tas untuk segera pulang.

Melodi pulang ke apartemen Sello sendirian, di sepanjang perjalanan ia memikirkan perkataan mama Sello.
Melodi nampak sedikit pucat karena kepikiran dengan perkataan mama Sello.
Ceklek, Melodi membuka pintu apartemen Sello yang sengaja tidak di kunci karena Melodi belum pulang.
"Tante udah dari tadi ?". Sapa Melodi kepada mama Sello yang sedang mengenakan celemek.
"Baru aja, tante mau masak dulu". Jawab mama Sello singkat.
"Biar Melodi bantu tan, Melodi ganti baju dulu ya". Jawab Melodi
Mama Sello hanya diam dan berjalan ke dapur untuk masak makan malam.
"Terserah". Batin Mama Sello
Sesudah berganti baju dan mengenakan celemek, Melodi menghampiri mama Sello yang sedang mencuci ayam di wastafle.
"Tante, ayamnya mau di masak apa ?". Tanya Melodi mendekati Mama Sello yang agak cuek dan dingin
"Ayam rica-rica. Kamu lanjutin nyuci biar tante ambil resepnya dulu". Mama Sello menghentikan  kegiatannya dan menyalakan tab yang ada di samping rak piring.
"Tante mau masak ayam rica-rica ya, biar Melodi bantu". Jawab Melodi sambil mengambil panci dan merebus ayam yang habis ia cuci tadi.
Mama Sello melonggo dan berhenti mencari resep yang di tab yang ia pegangnya..
"Kamu bisa ??". Tanya mama Sello
Melodi hanya tersenyum menatap mama Sello sambil menyiapkan bumbu-bumbunya.
"Boleh juga ni anak". Bantin mama Sello.
Mama Sello masih berdiri di depan rak piring melihat kegiatan memasak Melodi.
"Tante ini tinggal nunggu mateng, tante istirahat dulu aja. Melodi tinggal mandi dulu ya". Melodi berpamitan kepada mama Sello.
"Iya". Jawab singkat mama Sello.
Mama Sello mendekati panci yang berisi ayam rica-rica tersebut, ia mencium betapa nikmatnya aroma masakan Melodi yang membuatnya hampir jatuh cinta.
Tiba-tiba Sello datang menghampiri mamanya yang sedang senyum-senyum sendiri mencium aroma masakan.
"Hmmm".. suara Sello mengagetkan mamanya
"Enak ya masakannya?". Sambung Sello lagi
Mamanya tersenyum dan mencubit lengan kekar Sello.
"Kamu ngagetin mama aja, udah mandi sana". Perintah mama Sello untuk mengalihkan pembicaraan
Sello tersenyum menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah mamanya yang malu kepergok olehnya. Ia pun pergi ke kamar lagi.
Makam malam kali ini nampak khikmat sekali, mama Sello nampak menikmati menu masakan Melodi begitupun dengan Sello.
"Udah tante duduk aja, biar Melodi yang beresin". Tangan Melodi menghentikan pekerjaan mama Sello mengambil piring kotor untuk di cucinya di dapur.
Mama Sello hanya terdiam dan duduk kembali, ia melihat pekerjaan Melodi yang sangat gesit dalam mengerjakan pekerjaan rumah. Ia nampak kagum terpesona di buatnya.
"Melodi, nanti kita ngobrol di depan Tv ya, ada yang harus kita bicarain". Perintah mama Sello kepada Melodi yang sedang membereskan piring dan gelas
Deg,
"Ada apa ya ??". Tanya Melodi dalam hati.
Melodi nampak gugup dan badannya sudah panas dingin menhadapi mama Sello dan Sello yang hening dan menatap Melodi.
"Jadi kamu gimana ?? Kamu mau kan nikah sama Sello??". Tanya Mama Sello meyakinkan
Melodi hanya menundukkan kepalanya dan diam, sepertinya ia sedang berfikir.
"Pak Sello udah baik sama aku, aku ngak mungkin bisa tolak keinginan mamanya". Batin Melodi.
"A....aa... Ann. .anu tan, Mel..Melodi ". Melodi terbata - bata menjawab mama Sello dan kembali diam menatap Sello.
"Sekarang terserah kamu, kalau kamu mau nikah sama saya. Saya menerima kamu apa adanya walaupun latar belakang kamu yang kurang beruntung, walaupun kamu hanya karyawan saya,kamu sudah tidak punya orang tua dan mama serta saudara tiri kamu yang kurang baik. Saya dapat menerimanya dengan ikhlas". Sello menjawab tatapan Melodi padanya
"Lo, kok bapak tau tentang keluarga saya ? Saya kan belum pernah cerita". Tanya Melodi heran kepada Sello.
Sello hanya tersenyum dan mengangguk.
"Jadi gimana Melodi kamu mau atau tidak ?". Tanya mama Sello lagi menegaskan.
"Iya tante". Melodi mengangguk dan tersenyum
"Saya bersedia". Sambung Melodi lagi.
"Semoga aku bisa lekas mencintai pak Sello". Ungkap Melodi dalam hati
"Kamu tidak seburuk yang tante pikir". Mama Sello mengelus rambut gelombang Melodi dan tersenyum
Melodi menatap mata mama Sello dengan penuh tanda tanya.
"Jadi kapan kita mau adakan acara pernikahannya?". Sambung mama Sello.
"Secepatnya ma". Sello menyahut pertanyaan mamanya
Melodi dan mama Sello bertatapan dan senyum melihat tingkah Sello yang malu karena keceplosan minta di nikahnya.secepatnya.
"Kalau begitu pak, besok secepatnya kita ke rumah mama ya ? Bagaimana pun juga mama adalah pengganti orang tua Melodi. Jadi setidaknya kita harus kasih tau mama sama Nada, walaupun nantinya mereka tidak mau datang yang penting kita sudah memberitahunya". Ungkap Melodi pada Sello
Sello mengangguk tersenyumpertanda setuju akan permintaan Melodi. Mama Sello segera pulang karena hari sudah semakin larut malam.
Melodi segera masuk ke kamarnya untuk istirahat sedangkan Sello masih tiduran di sofa menonton TV

The Last Love (Sello & Melodi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang