☠ Fear | O3

479 48 0
                                    

Pemuda behoodie hitam yang dikenalkan sebagai 'Jack' oleh George itu mendongak, menampakkan bibir tebal yang sepertinya Jeongguk pernah melihatnya. Gadis berambut hitam itu menurunkan kedua tangannya yang semula terlipat didepan dada.

Ia memiringkan kepala, berusaha mengintip wajah Jack. Tapi sebelum niatnya terlaksana, Hendric si putra George sudah terlebih dulu menarik tudung hoodie Jack. Menampakkan wajah rupawan dengan gurat tegas dan mata tajam.

"Biarkan mereka melihat wajahmu, Jack!" kata Hendric riang, tak mempedulikan sama sekali lirikan tajam yang Jack berikan.

Seokjin memekik heboh dan memukul-mukul lengan suaminya ketika mendapati sosok pemuda yang lebih tampan dari Hendric. Wanita berambut sebahu itu sampai menggigit lengan suaminya, membuat Namjoon mengaduh dalam diam.

Somi yang melihatnya terbahak dengan Jessica, sedangkan Eunwoo menatap polos semuanya. Jeongguk mematung, satu-satunya orang yang menahan napas disaat semua orang sudah kembali bercengkrama ria seperti tadi.

Bahkan Somi dan Eunwoo sudah bermain dengan Hendric, kedua orang tuanya membawa George dan tetangga lainnya untuk mengecek rumah baru mereka. Siapa tahu ada sesuatu yang membahayakan, seperti ular misalnya.

Menyisakan Jeongguk yang sibuk berkeringat dingin dan Jack, si mata tajam yang pernah Jeongguk lihat di padang rumput. Si pemuda bertopi hitam!

Jack terlihat menatap kepergian George dengan datar, lalu beralih menatap Hendric yang asik bermain dengan kedua adik dari gadis berambut hitam di hadapannya.

Lalu, sorot tajam itu beralih menatap Jeongguk. Gadis itu terlihat ketakutan? Jack menaikkan sebelah alis, dia takut padaku? Pikirnya.

"Hei. " suara bernada rendah itu akhirnya keluar dengan susah payah dari bibir tebal Jack, anehnya berhasil membuat Jeongguk terlonjak kaget dan nyaris menjerit jika telapak tangannya sendiri tak membungkam mulutnya.

Mata bulat itu menyorot Jack tajam, ingin mengumpati si pemuda bertopi yang kini berhoodie tetapi dirinya masih ketakutan setengah mati.

Jack menatap Jeongguk datar, "George bilang kau ingin berkeliling, jadi tidak? " sengaknya, tidak, mada bicaranya memang begitu. Jack tidak akan pernah bisa beramah tamah pada orang lain, sekalipun itu keluarganya.

Jeongguk yang mendengar nada sengak pemuda bermata tajam itu tanpa sadar mengerucutkan bibirnya, dirinya belum pernah mendapatkan nada seperti itu dari orang lain omong-omong. Karena biasanya dia yang melontarkan nada seperti itu kepada orang lain.

"Ck, berhenti mengerucutkan bibirmu dan segera berjalan disampingku bodoh! Atau kau ingin kucium hah?!! " sentak Jack terlampau kesal dengan gadis yang kini menganga bodoh.

"YAK, DASAR MMP-" belum sempat Jeongguk melanjutkan kalimatnya, mulutnya sudah dibungkam oleh telapak tangan lebar milik Jack dan tubuhnya langsung diseret begitu saja menjauh dari pekarangan rumahnya.

Gadis itu berusaha menggapai-gapai, menjerit meminta pertolongan kepada Somi dari balik telapak tangan Jack, tetapi adik perempuannya yang kebetulan menoleh ke arahnya malah terbahak dan melambaikan tangan riang.

Pada akhirnya Jeongguk mendengus dan menurunkan kedua lengannya, melirik ke arah Jack yang selalu memasang wajah galak. Lalu tangannya terkepal, memukul telapak tangan Jack yang membungkamnya, isyarat untuk melepaskannya.

Pemuda berhoodie hitam itu menurut, melepaskan bungkamannya pada si gadis berambut hitam dan tetap berjalan tanpa menoleh ke arah Jeongguk yang sibuk mengais nafas.

"Kau mau membunuhku?!! " pekik Jeongguk tak terima ketika Jack malah santai-santai saja, tak ada rasa bersalah di wajah pemuda itu membuat emosi Jeongguk melonjak ke atas.

Fear Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang