Epilog

633 43 21
                                    

Sebuah mobil melaju dengan kecepatan sedang, lalu berhenti disebuah pekarangan rumah yang tampak asri. Seseorang keluar dari kursi kemudi, disusul dengan beberapa orang lainnya.

Mereka merupakan keluarga bahagia yang baru saja memutuskan untuk pindah rumah demi mencari suasana yang asri. Sang kepala keluarga terlihat begitu puas memandangi rumah dihadapannya, dirangkulannya sang istri tak kalah puasnya dengan suami.

Sedangkan di dekat mobil, ada empat orang anak yang hanya menatap lingkungan sekitar dengan pandangan yang berbeda-beda.

"Disini susah sinyal! " pekik salah satu bocah laki-laki yang menggunakan topi terbalik. Namanya Hyunsoo, sosok bocah penggemar video game yang tak akan pernah bisa lepas dari ponselnya.

"Memangnya hidup selalu berpusat pada sinyal?!! " ejek seseorang yang lebih tinggi dari Hyunsoo. Namanya Dongbin, pemuda remaja berusia 15 tahun yang hobi membaca dan suka sekali menjahili adiknya.

"Dongbin, Hyunsoo, kemari! " perintah sosok gadis usia 18 tahun dengan seorang balita usia tiga tahun yang ada dipelukannya. Namanya Hyura, gadis dewasa yang ramah dan ceria. Menyayangi adiknya dan kedua orang tuanya.

"Bagaimana anak-anak, kalian suka? " sang kepala keluarga, Donghan bertanya dengan nada riang, menimbulkan tawa anggun dari bibir sang istri, Hyuna. Hyuna segera mendekati Putri sulungnya dan meraih Putri terakhirnya yang bernama Gyuri. Wanita berambut pirang itu menggendong Putri terakhirnya sayang dan memilih untuk berjalan-jalan sekedar mendekati pohon besar beberapa langkah dari mobil.

Sedangkan Donghan asik bermain dengan kedua putranya, Dongbin dan Hyunsoo. Mereka bertiga asik menjahili satu sama lain, membuat Hyura yang melihatnya terkekeh kecil. Manik mata cokelatnya mengamati sekitar.

Sampai matanya menangkap sosok pemuda yang berdiri di tengah-tengah padang rumput. Matanya menyipit ketika mendapati kaos putih si pemuda itu seperti terciprat oleh sesuatu berwarna gelap.

Tiba-tiba saja pemuda itu menoleh, wajah tampan dengan tatapan datar itu mengunci pandangan Hyura. Membuat gadis itu mematung tak bisa bergerak seketika.

"Ah, Hendric! Sudah lama aku tak melihatmu! " seru Donghan membuat Hyura mengerjap dan langsung berlari mendekati ibunya. Matanya menatap ayahnya yang mengobrol dengan seseorang yang dipanggilnya 'Hendric'.

"Halo, " suara lembut seseorang membuat Hyura menoleh, mendapati sosok perempuan cantik dengan rambut hitam lebat tengah tersenyum lembut padanya.

"A-ah, h-halo! " balas Hyura kikuk. Perempuan yang kini tengah memandanginya dengan senyum itu benar-benar cantik sekali, Hyura sedikit terpana ketika melihatnya. Membuatnya tanpa sadar melamun.

"Hyura? Ah, benar kan Hyura? " lambaian tangan di depan wajahnya membuat Hyura tersentak dan tergagap. Gadis itu gugup sekali astaga, Hyura menundukkan wajahnya malu-malu dan mencicit kecil.

"M-maaf, a-anda cantik sekali. Aku jadi sedikit tidak fokus tadi. "

Perempuan berambut hitam itu terkekeh kecil, gadis dihadapannya ini begitu menggemaskan dengan ciri khasnya yang blak-blakan. "Tidak apa-apa, santai saja denganku. Ah, rumahku yang berada tepat disebelahmu omong-omong. "

Hyura mengangguk, kembali menatap ayahnya yang terlihat bercanda ria dengan dua orang pria yang terlihat tampan semua. Sampai sebuah senggolan kecil di bahu membuat Hyura menoleh. Seulas senyum kelinci membuatnya ikut tersenyum.

Fear Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang