"Aku pulang. " pintu rumah Jeongguk tutup dengan lesu, gadis itu masih penasaran dengan Taehyung sebenarnya. Pemuda itu bukannya makin terbuka malah terkesan makin misterius. Membuatnya ingin memiliki kekuatan membaca pikiran atau isi hati orang saja.
"Bagaimana kencanmu? " Jeongguk melototkan matanya mendengar suara Somi yang tengah duduk di sofa depan perapian dan menatapnya jahil. Jeongguk mendengus, menghempaskan dirinya ke sofa tepat di sebelah adiknya.
"Kencan darimana, kau gila? " sinis Jeongguk, mendengar sanggahan kakaknya, Somi terkekeh, memilih mengotak-atik ponselnya dan mengerling ke kakaknya. "Aku tidak gila, tanyakan saja pada jantungmu yang sedari tadi berdegup kencang. "
Jeongguk membola, baru sadar jika degup jantungnya terdengar kuat. Gadis itu seketika merona mengingat perlakuan Taehyung tadi di bawah pohon. Tetapi kemudian gadis itu sedikit melamun, membuat Somi yang berada disampingnya menaikkan sebelah alis.
"Ada apa? " tanya si rambut karamel, Jeongguk menoleh, menatap adiknya kosong. "Ah, tidak. Omong-omong bagaimana lukamu? " tanya Jeongguk mengalihkan pembicaraan.
Mulanya Somi terlihat mengerutkan dahi curiga, tapi pada akhirnya gadis itu menuruti kakaknya saja, "lumayan, tetapi masih sedikit perih ketika aku mengunyah makanan atau meneguk minuman. Ah, untung saja benda kecil itu tak menusuk terlalu dalam. "
Jeongguk membenarkan kalimat adiknya, dirinya masih sedikit penasaran tentang ibu dari bibi Irina. "Kata Taehyung ibunya bibi Irina memang sudah tua, jadi beliau pasti tidak sengaja memasukkan benda kecil itu ke supmu. "
Somi mengerutkan dahi dan meletakkan ponselnya, menyampingkan tubuhnya agar menghadap kakaknya sepenuhnya. "Taehyung? Siapa? Aku belum pernah mendengarnya? " tanya Somi penasaran.
Seketika Jeongguk membulatkan kedua matanya dan menampar bibirnya menggunakan kedua tangannya. Mampus, ia keceplosan. Gadis itu melirik adiknya yang menatapnya penuh tuntutan. "E-euh.. Tidak, lupakan. Aku hanya.. Hanya salah sebut, yah. Iya, haha, aku salah sebut nama.. " sanggahnya garing.
Somi menaikkan sebelah alis dan memutar bola mata, "jangan-jangan kau punya mantan yang bernama Taehyung, iya? " desak Somi. Mendengar kalimat adiknya Jeongguk refleks memekik tak terima.
"Enak saja, aku belum pernah pacaran omong-omong, Taehyung itu Jack! " Somi tersenyum lebar, mengangguk-anggukan kepalanya riang dan kembali memainkan ponselnya. Sedangkan Jeongguk tertegun dan menepuk dahinya keras.
Astaga Jeongguk, bibirmu itu astaga.. Pikirnya, terus menyalahkan diri, bisa-bisanya keceplosan didepan adiknya. Semoga saja adiknya mau menjaga rahasia. "Ekhem, S-Somi.. Jaga rahasia ya..? " bujuknya.
Somi terkekeh, menaikkan sebelah alisnya tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya. "Lalu, apa yang akan kudapatkan? " Jeongguk menggigit pipi dalamnya gemas. Adiknya itu benar-benar perhitungan bahkan dengan kakaknya sendiri.
"Ayolah, aku tidak punya apapun saat ini. Okey? Jangan beritahu nama asli Jack pada yang lainnya, ya, ya, ya??? " Somi akhirnya terkekeh, menatap kakaknya jenaka dan mengangguk santai.
"Santai saja Jeongguk, toh aku juga tak mendapat apa-apa jika menyebarkannya bukan? Kecuali jika dirimu dan Taehyung atau Jack itu kencan diam-diam. Tentunya aku akan mendapat hadiah dari Daddy karena berhasil melaporkanmu dan Taehyung atau Jack itu. " canda Somi, membuat wajah Jeongguk sontak memerah dengan alis menukik gemas.
"Bicaramu tolong dijaga astagaa, tidak mungkin aku dan Taehyung berkencan secepat itu! " pekik Jeongguk sembari tangannya memukul bahu adiknya dengan buku gambar A5.
"Wah, secepat itu.. Artinya kau dan Taehyung memang berencana untuk berkencan ya?!! " jahil Somi, Jeongguk makin meledak dan menjerit-jerit tidak terima sembari tangannya terus memukulkan buku gambarnya brutal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fear
Horror[Finished] Semua bermula dari kepindahan mereka sekeluarga ke sebuah kota terpencil yang begitu jauh dari ibukota. Menuruti saran sahabatnya, sang kepala keluarga memutuskan untuk pindah rumah ke sebuah rumah kosong di kota tersebut. Tanpa menyada...