Malam datang begitu cepat, suasana meriah dapat Jeongguk rasakan. Gadis itu hanya berdiri bersebelahan dengan Taehyung dalam keheningan sedari tadi, sembari mengawasi Somi yang tengah bersama Hoseok dan Eunwoo yang asik memainkan gelembung sabun beberapa langkah dihadapannya.Tak lama, Hoseok dan Somi mendekat dengan tawa yang tersisa. Somi mengulurkan sebuah cup cukup besar berisi sepuluh butir takoyaki, camilan khas Jepang kesukaan Jeongguk omong-omong. Dengan senang hati gadis berambut hitam itu menerima cup yang Somi ulurkan.
Sedangkan gadis berambut karamel itu terlihat asik menikmati permen kapas berukuran cukup besar ditangannya. Hoseok terlihat sedikit menjauh dengan Taehyung, Jeongguk menatap dua pemuda itu dengan mulut menggembung berisi takoyaki.
"Jeongguk, aku mau itu! " pekikan Eunwoo dan tarikan kecil di bajunya membuat Jeongguk mengalihkan pandangan ke bawah, menatap Eunwoo yang menunjuk-nunjuk sebuah stand permen. Aish, bocah bernama Eunwoo itu memang suka sekali dengan permen.
"Somi, kau disini sebentar. Aku mau mengantarkan Eunwoo ke stand permen. " pamit Jeongguk. Somi hanya mengangguk dan kali ini asik dengan minuman yang ia seruput, gadis berambut karamel itu ditraktir Hoseok omong-omong.
Jeongguk membawa cup takoyaki ditangan kirinya, sementara tangan kanannya ia biarkan ditarik Eunwoo yang menuntunnya dengan semangat menuju stand permen. Sesampainya disana, yang ternyata dijaga oleh bibi Irina dan ibunya, Jeongguk membolakan kedua matanya terkejut.
Irina yang melihat keberadaan Jeongguk serta Eunwoo sedikit melirik kebelakang Jeongguk, dimana Somi berada. Jeongguk mengernyit, ikut menoleh ke belakang dan mendapati Somi disana. Ketika ia kembali menatap ke arah Irina, wanita itu tengah menatapnya dengan senyum lembut.
"Ada yang bisa kubantu? " Jeongguk tersenyum kikuk, ia menggendong Eunwoo dengan satu tangan, "Eunwoo, adikku. Dia ingin sesuatu dari standmu. " terang Jeongguk, Irina terkekeh dan mengangguk kecil. Jeongguk mengabaikan interaksi Eunwoo dan Irina atau Joohyun yang tengah memilih permen, kelereng hitamnya ia gulirkan ke arah ibu Irina yang hanya terdiam di kursi goyangnya.
Bagaimana bisa kursi goyang itu bisa dibawa sampai kemari? Tanya Jeongguk dalam pikirannya sendiri. Ibu Irina terlihat terbuai mimpi, tak membuka matanya sedetikpun meski bunga api menyembur dilangit dan suaranya begitu memekakkan telinga.
"Ibuku lelah, siang tadi dia memaksa untuk membantu menyiapkan stand. " Jeongguk terjengit mendengar penjelasan Irina. Ternyata Eunwoo sudah menemukan permennya, dan Irina kini tengah ikut menatap ibunya lembut. Jeongguk jadi canggung.
"Ah, m-maaf..? " gumamnya pelan. Irina menaikkan sebelah alisnya dan terkekeh. "Tidak apa-apa, kau gadis yang unik omong-omong. Pantas saja Jack terlihat begitu memperhatikanmu. " celetuk Irina. Jeongguk yang baru saja menitipkan cup takoyakinya kepada Eunwoo untuk merogoh uang disaku celana mendongak. "Eh? "
Irina menatap Jeongguk riang, "Jack terlihat begitu ekspresif ketika bersamamu, aku belum pernah melihat ekspresi selain datar di wajahnya sejak kejadian itu. " Jeongguk ber ah paham. Meski begitu dalam hati dan pikirannya terus menjeritkan 'kejadian itu apa?!! ' .
"Eum.. Bibi Irina, berapa ini? " tanya Jeongguk dengan pandangan mata yang mengarah pada permen lolipop berwarna-warni ditangan Eunwoo. Irina terlihat mengerutkan dahi, kemudian terkekeh dan menggoyangkan telapak tangannya ke kanan dan kiri.
"Tidak usah, itu hadiah untuk adikmu. Sebagai sambutan selamat datang dariku..? " kata Irina. Jeongguk terkekeh kecil, "aku tidak enak bibi, tadi pagi kan kau dan ibumu sudah membuatkan kami sekeluarga Cream soup. " walaupun ada sesuatu yang aneh di cream soup Somi. Lanjut Jeongguk dalam hati.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fear
Horror[Finished] Semua bermula dari kepindahan mereka sekeluarga ke sebuah kota terpencil yang begitu jauh dari ibukota. Menuruti saran sahabatnya, sang kepala keluarga memutuskan untuk pindah rumah ke sebuah rumah kosong di kota tersebut. Tanpa menyada...