"assallamualaikum Bu."sapaku. Setelah melihat Ibu duduk di teras rumah.
"Wallaikumsallam."jawabnya, ia bangkit dari kursi, lalu berjalan ke arahku dan Dira.
"Bu, Rinjani dan Dira besok pulang ya,"ucapku.
"Iya, sekarang istirahat."Ibu menuntunku masuk ke dalam kamar. Sedangkan Dira tetap duduk di kursi teras.
....
Jam sudah menunjukan pukul 23.30.
Suasana rumah sudah sepi di saat jam itu. Aku keluar dengan nyawa masih belum terkumpul lengkap. Jalan sempoyongan menuju dapur untuk mengambil susu hangat."Rinjani,"sapa Dira yang masih duduk di depan laptopnya.
"Kamu belum tidur?"ku ambilkan segelas susu hangat untuknya.
"Belum, masih ada yang harus ku selesaikan," ucapnya.
"Yaudah, aku balik ke kamar ya. Kamu jangan malam-malam tidurnya."berjalan dengan susu hangat di tangan.
"Iya."senyumnya. Lalu, ia kembali melihat laptopnya dengan tatapan serius.
---***---
Pagi datang dengan mentari yang tersenyum cerah. Cahaya masuk menyapaku dari balik cela kecil jendela kamar, membuat tubuhku turun dari tempat tidur dengan tangan ku bentangkan ke atas. Menarik setiap otot lengan dan pinggang agar lebih rileks menjalani hari.
"Dira,"tatapku. Melihat tubuh pria itu tertidur pulas dengan memangku laptopnya.
"Biarin aja, kamu mandi dulu sana."tegur Ibu yang tiba-tiba datang dari balik pintu rumah.
"Iya bu,"ucapku bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap pulang ke rutinitas.
....
Jam 09.00 pagi. Ia masih terlelap di sofa ruang tamu, dengan kaca mata yang masih menggantung di kepalanya. Sedangkan, aku hanya melihatnya dari balik meja makan yang tak jauh dari ruang TV."Makan dulu, kalau sudah selesai baru bangunin Dira,"tegur Ibu yang melihatku terus menerus mengawasi Dira dari tempatku duduk.
"Iya Bu."ku selesaikan sarapan pagiku. Tak sabar membangunkan atasanku itu.
Suapan terakhirku hampir saja habis. Dira bangun dengan tatapan kosongnya, sepertinya nyawa belum terkumpul sempurna. Ia, hanya duduk dengan raut wajah datar menghadap pintu rumah yang terbuka.
"Sudah bangun Pak,"ucapku.
"Jam berapa?"tanyanya. Dengan raut yang masih linglung.
"Jam 09.30,"jawabku singkat, aku bergegas membereskan sisa makanan dan piring kotor. Sedangkan Dira masih menatap ku dengan tatapan kosong di atas sofa.
"Udah mandi sana,"tegur Ibu setelah melihat laki-laki itu bangun.
"Baik bu,"jawabnya dengan kaki melangkah ke arah kamar mandi tepat di samping kamarku.
Siang muncul dengan langit yang sedikit gelap. Membawa daun dan ranting yang berlomba ingin terbang dari pohon yang menggenggamnya. Dira masih sibuk membereskan barang-barang miliknya. Sedangkan aku duduk santai di teras dengan coklat panas di meja.
Dari sudut pandangku, manik mata melihat nya dengan serius memilih dan memasukan baju yang masih bersih dan kotor ke dalam tas ransel.
"Dir, sarapan dulu,"ajak Ibu yang membawa piring dengan nasi kuning dan mie bihun di atasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita (sequel Dari Tentang Rasa)
RomanceSetelah empat tahun lamanya. tanpa ingin menyapa ketika kamu ingin bertemu, hanya mendengarkan suaramu tanpa berbicara dan melihatmu dari kejauhan saat kamu datang mengujungi rumah saat itu. Ya, walaupun Ibu selalu menyuruh mu duduk di teras. Aku ha...