-
"LO?!!!"
Cowok itu tersenyum tipis dan menjulurkan tangannya di hadapan Anna.
"Aldebaran Sanjaya," Bukannya menerima uluran tangan Barra, Anna malah memandang cowok itu dengan sinis.
Cowok itu tersenyum canggung, tangannya ia cium dan amati karena uluran tangannya yang tidak di sambut baik oleh sang pemilik. "Gak bau kok, gak kotor juga," katanya bingung.
Diam. Anna terdiam dengan bersedekap dada.
Barra mengaruk kepalanya yang tak gatal karena merasa malu ketika uluran tangannya tidak di sambut baik dan tidak mendapatkan respon yang baik pula oleh gadis angkuh itu.
"Hai, kita ketemu lagii." ujar Barra sambil mengaruk kepalanya.
Karena tidak mendapatkan respon yang baik, Barra memutuskan untuk bergabung dengan Anna. decitan kursi membuat Anna mendongak menatap Barra dengan datar.
"Siapa yang nyuruh lo duduk di depan gue?!!" tanya Anna galak.
Barra tersenyum tipis, ia menarik fruit juice nya Anna dan menyeruput nya. Anna berdecak kesal tapi masih dengan posisi semula duduk dan menatap Barra datar.
Barra mengembalikan fruit juice nya di hadapan Anna setelah isinya tinggal setengah.
"Soory, fruit juice nya gue minum soalnya gue haus," ujar nya terkekeh.
"Gak sopan!!" hardik Anna dengan cetus.
Barra terkekeh kecil. Berandal seperti dirinya harus bersikap sopan? Yang benar saja!
Anna menatap wajah Barra lekat lekat, rasanya wajah tampan ini sangat familiar di ingatan nya. Ya. ia ingat, Barra Sanjaya laki-laki yang di gadang gadang kan sebagai saingan Gevan karena sama sama memiliki wajah tampan mempesona. laki-laki yang tadi pagi di hukum karena tidak mengikuti ulangan harian.
Sampai lupa, ia tidak menanyakan pada Gevan apa alasan cowok itu dan teman-teman nya di hukum. tapi bisa ia tebak bahwa Gevan juga ikut-ikutan tidak mengikuti ulangan harian, karena Bu Ela akan menghukum anak didik nya yang tidak disiplin dan melanggar aturan nya, seperti tidak memakai atribut lengkap dan tidak mengerjakan tugas sekolah serta tidak mengikuti ulangan harian yang di ada kan setiap satu minggu sekali.
"Kenapa ngeliatin gue gitu? terpesona heh?!!" ujarnya percaya diri.
Anna mengalihkan perhatian nya yang tadi nya menatap Barra lekat lekat sekarang menjadi menatap Barra dengan ekspresi yang tidak bisa di jelas kan dengan kata-kata.
"Gue Barra kita satu sekolah, semoga kita juga satu tujuan," ujar nya menggoda Anna.
Anna gelang-geleng kepala lalu berujar."Sinting!"
Barra terkekeh, laki-laki itu menopang dagu nya menatap Anna yang memakan Crispy chiken nya dengan lahap.
Barra menjulurkan tangannya untuk mengusap bibir Anna yang tersisa sebutir nasi di bibir yang menempel. Anna menatap Barra dengan terkejut, mereka sama-sama saling memandang satu titik yang sama. Barra menatap nya sambil tersenyum tipis membuat Anna tersadar dari rasa canggung dan keterkejutan nya.
Anna langsung menepis tangan Barra yang berada di bibir nya membuat Barra terkekeh kecil. "Belepotan aja cantik," ujar Barra memuji Anna.
"Lo cowok yang ke sekian ngomong kalo gue ini cantik!" kata Anna berbangga diri.
Barra mengangguk anggukan kepala nyaa."Btw, lo ke sini sama siapa?" tanya Barra mulai kepo.
"Orang lah masa setan!" jawab Anna.