Happy reading🖤-
"An, Kak Gevan tuh,"
Gadis yang di panggil itu menoleh menatap seseorang yang berjalan dengan kedua tangan di masukan ke dalam saku celana abu-abunya, di ikuti perempuan berseragam seksi yang berjalan di sampingnya.
Gadis itu mendongak dengan menaikan alisnya. ketiga sahabatnya itu berteriak-teriak tidak jelas membuat Anna mendengus, laki-laki yang di puja banyak wanita itu berjalan melewati Anna begitu saja.
Anna mendengus kesal mengingat tadi pagi dirinya harus repot-repot membangun kan nya. ini malah jalan sama cewek lain benar-benar tidak tau diri sekali. rasa nya Anna Ingin sekali mencakar-cakar wajah sok ganteng cowok itu dengan kuku-kuku cantik nya. Apa lagi mengingat tadi pagi diri nya berangkat kesiangan sampai harus nyunsep di belakang sekolah.
Sumpah demi apa Suaminya ini benar-benar laknat!!
"An, lo sakit?" tanya Calista dengan wajah yang terlihat khawatir.
Anna menggeleng dan memberikan senyuman tipis kepada Calista.
Calista mengelus bahu Anna pelan dan berisik."Cemburu lo ya?"
Bola mata Anna membulat dengan mata melotot, tangan mungil Anna terangkat untuk menampar lengan Calista.
"Gilak lo!" kata Anna ketus.
"Lo berdua bisik-bisik apa sih?" tanya Bella.
Renata, gadis itu hanya diam memperhatikan interaksi ketiga sahabat nya. Karena memang di antara mereka berempat hanya Renata gadis yang paling pendiam di antara yang lain. Gadis itu juga bisa di katakan jomblo dari lahir, karena seumur-umur gadis itu tidak pernah mengenal cowok.
"Kepo lo kayak dora!" kata Calista dan menarik Anna begitu saja.
"MONYET LO!!"
Renata geleng-geleng kepala dan ikut berlalu dari hadapan Bella, membuat gadis itu menghentak-hentakan kakinya sebal. dan akhirnya mengaduh kepada sang kekasih.
Ayunda Araa Bella. Salah satu sahabat Anna yang paling menyebal kan di antara yang lain. gadis cantik yang di gilai banyak laki-laki karena memiliki body seksi dan montok, namun sayang gadis itu telah memiliki tambatan hati.
Gadis itu berjingkrak-jingkrak melihat kekasih nya berjalan menghampiri nya.
"Sayang," rengek nya manja.
"Kenapa?" tanya Reno sang kekasih.
Bella menenggelamkan wajahnya di dada Reno dengan bibir yang mencabik. gadis itu terlihat kesal dengan ke tiga sahabat nya tadi.
"Temen-temen aku ngeselin," aduh nya dengan manja.
Reno mengelus rambut Bella pelan dan berkata dengan lembut."Udah ya mereka cuma bercanda. kamu juga jangan kayak anak kecil dikit-dikit marah-marah dikit-dikit ngambek,"
Bella mendongak menatap laki-laki itu dengan wajah kesal nya."Kamu tuh kenapa sih! Akhir-akhir ini berubah!"
"Aku berubah gimana sih? Aku gak pernah berubah. aku masih tetap jadi Reno yang tiga tahun lalu kamu kenal, dan aku juga masih tetap mencintai perempuan yang tiga tahun lalu aku temui di halte bus," kata Reno dengan menarik kepala Bella untuk di kecup.
Bella tersenyum manis."Aku berharap waktu gak cepat berlalu dan kebersamaan kita akan tetap berjala. Apa pun keadaan nya nanti, i love you,"
Reno mengacak puncak kepala Bella dan berujar dengan lembut."Too,"
"Aku berharap waktu tidak akan cepat berlalu, dan kebersamaan kita akan tetap terjalan walau banyak nya badai yang menerpanya nanti," Batin Bella.