VOTE SEBELUM BACA!
TANDAI KALO ADA TYPO!
-
Anna membaringkan tubuhnya di kasur king size milik Gevan, laki-laki yang sekarang berstatus menjadi suaminya. setelah acara pernikahan yang di gelar di rumah mempelai wanita dengan sederhana, Gevan dan keluarga mengajak Anna untuk tinggal di rumahnya semester waktu. Anna berbaring terlentang menatap langit-langit kamar yang di dominasi warna putih, saat awal pertama Anna masuk ke kamar Gevan gadis itu di buat kagum dengan dekorasi kamar laki-laki itu.
Bukan hanya dekorasi nya saja yang membuat Anna berdecak kagum, tapi isi dalaman kamar itu yang bersih dan tertata dengan rapi.
Gevan keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk yang tergantung di lehernya dan rambut yang basah. Anna duduk melirik laki-laki itu yang sekarang menggosok-gosokan rambutnya dengan handuk, laki-laki itu terlihat sangat tampan dengan baju polos dan celana trening rumahan.
Gevan juga sepertinya tidak menyadari bawa sendari tadi gerak-geriknya di perhatian oleh Anna, karena laki-laki itu terlihat sangat cuek dengan rambutnya yang acak-acakan.
"Kak, lo ada koleksi novel gak?" tanya Anna dengan kikuk.
"Gak ada, lo baca buku aja buat bekal kelas 12," ujar Gevan, tapi cowok itu berkata masih dengan posisi awal duduk di sofa dengan mengosok-gosokan rambutnya.
"Masih lama,"
"Kalo udah kelas 11 itu gak terasa karena waktunya cuma sebentar. mending lo belajar dari sekarang biar pas kelas 12 nilai UN lo bagus gak malu maluin," kata Gevan beranjak ke meja rias untuk menyisir rambutnya.
Anna mengumpat dalam hati mendengar laki-laki itu meremehkan kemampuan otak nya. tanpa belajar pun Anna bisa mendapatkan nilai bagus, jangan salah otak nya itu memiliki kemampuan di atas rata-rata bukan hanya otak saja yang memiliki kemampuan di atas rata-rata wajah cantik yang itu juga memiliki kemampuan di atas rata-rata karena dengan mudanya bisa memikat banyaknya lelaki.
"Iya kalo gak lupa," ujar Anna ketus dan berbaring membelakangi Gevan yang sekarang berjalan menghampirinya.
Anna langsung terbangun dari tidurannya dengan mata melotot, gadis itu mendorong Gevan cukup kuat untuk menjauh darinya membuat laki-laki itu terjungkal dari atas kasur. Anna tertawa terbahak-bahak dengan memegang perutnya karena merasa lucu dengan terjatuh nya Gevan yang terjungkal ke lantai.
Gevan terpana melihat tawa renyah Anna, perempuan yang sekarang menjadi istirnya. laki-laki itu bangkit menghampiri Anna dan melempar bantal guling ke kepala Anna. mata gadis itu melotot tidak terima dengan perbuatan suaminya yang memukul kepalanya mengunakan bantal guling.
Gadis itu ikut memukul Gevan mengunakan bantal guling. Anna memukul-mukul kepala Gevan dengan brutal dan terkikik geli mendengar cowok itu menganduh ke sakitan.
"Udah-udah sakit nih kepala gue," ujar Gevan dengan menggenggam pergelangan tangan Anna untuk menghentikan pukulan di kepala cowok itu.
"Sukurin! makannya jangan mesum jadi cowok," kata Anna ketus.
"Siapa yang mesum sih?" tanya Gevan mengusap kepalanya.
"Lo lah, siapa lagi? "
"Gue mesum gimana emang?" tanya Gevan menaikan alisnya.
"Itu tadi lo deket-deket gue, gue gak mau ya tidur seranjang sama lo!"
"Terus gue tidur di mana?" tanya Gevan.
"Noh, sofa ada!" kata Anna menunjuk sofa menggunakan dagu nya.
"Gue yang punya kamar kenap gue yang harus tidur di sofa. lo aja sana yang tidur di sofa!" ujar Gevan.