21|Hilang

1.9K 242 81
                                    

Boleh Jisoo bilang sekarang, kalau dia benci gadis ini?

Ungkapan ketidaksukaan pada awalnya kian beralih bentuk menjadi rasa benci. Jisoo bukan tipikal orang yang mudah tak suka, apalagi sampai membenci seseorang. Tapi si gadis asing yang selalu dekat-dekat, apalagi terlihat begitu mengenal Eunwoo membuat Jisoo jengkel.

Buktinya, setelah mereka memutuskan untuk pulang bersama, seolah menjadi tamu tak diundang, dengan wajah sumringah nyaris bak tanpa dosa, si Ningrum-Ningrum gak jelas itu seakan meneror cowoknya. Beberapa kali gadis asing tersebut sempat menelfon Eunwoo, bertanya keberadaannya. Dan tak Jisoo sangka, jika ternyata cewek itu lebih bar-bar lagi. Bayangkan, si Ningrum sampai datang ke restoran tempat mereka makan.

Ngeselin kan?

"Sayang, minumnya apa?" Jisoo sengaja menekan pengungkapannya biar gadis asing ini sadar, kalau Eunwoo itu punya dia!

"Samain kamu aja, Yang." dan sepertinya Eunwoo peka akan ketidaksukaan Jisoo terhadap Ningrum.

"Yaudah, aku pengen Thai tea," Jisoo menulis rincian makanan yang akan mereka pesan di buku nan telah disediakan. Kemudian melirik Ningrum yang juga ada di sana. Meski tidak suka, namun Jisoo juga tak boleh terang-terangan menunjukkan itu. "Ningrum minumnya apa?"

Tanpa menjawab terlebih dahulu, Ningrum merenggut buku pesanan dari tanggan Jisoo. "Aku bisa tulis sendiri kok, kak." katanya.

Tuh kan emang rada-rada ngeselin. Padahal Jisoo mau narik persepsi buruknya sedikit biar tak jadi menimbulkan kebencian, namun memang empunya ini begitu menyebalkan.

"Bukannya Prasetya nggak suka sama minuman manis buat dampingin makanan ya?" ia melirik Eunwoo, sedangkan cowok itu melirik Jisoo.

"Kan nanti dikasih air mineral." laki-laki itu coba mengurai.

"Tapi dulu Prasetya abis makan pasti minumnya nggak jauh dari yang asam-asam. Paling sering lemon tea, kalau enggak jeruk peras." tangannya merebut pena yang masih berada di pegangan Jisoo. Tanpa bertanya lebih dulu, Ningrum menggaris jumlah pesanan yang telah Jisoo tulis sebelumnya.

"Kamu minumnya lemon tea aja, biar samaan sama aku." usulnya yang bersifat setengah pemaksaan karena ia langsung menulis tanpa konfirmasi persetujuan lebih lanjut.

Jisoo makin merungut sebal. Selalu aja bawa-bawa kejadian dulu buat nunjukin kalau dia lebih dekat sama Eunwoo. Lebih tahu apa yang cowok itu suka dan enggak. Kan makin kesel jadinya!

Sejak awal kedatangan Ningrum yang ngerecokin kencan mereka, sampai sekarang udah selesai makan, malah Jisoo yang merasa jadi obat nyamuk. Ningrum yang berceloteh setiap waktu, nan selalu membahas kenangan masa lalu, tak memberikan jeda dan membiarkan orang lain ikut andil dalam obrolan.

Kesabaran Jisoo benar-benar sampai limit ketika mereka sampai di parkiran. "Kalian balik berdua aja deh. Gue mau mampir ke rumah Kak Seulgi dulu." mungkin ia akan meledak jika terus-terusan menahan diri dari tekanan yang secara tak langsung diberikan Ningrum melalui ceritanya.

"Aku antarin dulu lah, Yang."

"Nggak usah. Antarin si Ningrum aja. Dia kan baru di sini, nanti nyasar kan repot." nyasar lebih bagus kalau bisa!

Tidak memberikan Eunwoo kesempatan untuk mencelanya lagi, Jisoo sudah melambai dan melangkah pergi ke jalan. Masuk ke dalam taksi yang dihentikan oleh gadis itu.

Eunwoo menghela nafas panjang. Dia tahu banget kalau Jisoo pasti lagi kesal.

"Prasetya, entar main di rumah aku dulu ya?"

[[🌼]]

Jennie sedang maskeran di depan televisi. Kedua kakinya naik ke lengan sofa, sedangkan tangan kanannya sibuk mengganti-ganti siaran.

Player (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang