18|As If I was the Last

1.4K 267 120
                                    

Flashback:

Hujan mengguyur kota malam itu. Keheningan membentang, membiarkan hanya jejatuhan titik hujan yang terdengar dengan mulut yang sama-sama bungkam, dan tak ada yang berinisiatif untuk membuka suara ataupun menyalakan playlist pengalih kekosongan obrolan.

Selang beberapa menit lagi keadaan serupa keterusan, akhirnya ada satu deheman yang sepertinya membuat sinyal akan memulai omongan terlaksana.

"Abis ketemu Siwon lagi?"

Airin diam tanpa respons beberapa saat, kemudian mengangguk setelah sebelah alisnya terangkat guna membenarkan.

"Kamu sendiri, abis jalan ke mana aja sama Jisoo, hari ini?" tanyanya balik dengan ekspresi santai. Bertolak belakang dengan anggapan si empu yang tengah dibahas.

Selepas bertemu dengan Airin di kafe, mau tak mau Jisoo memutar otak untuk membuat alasan mengenai kebersamaannya dengan Sehun. Jennie dan Kai lagi-lagi menjadi kambing hitam untuk masalah ini. Tak sesulit yang diduga, Airin tak mengungkapkan kecurigaan sama sekali dengan alasan itu. Bahkan dengan senang hati menerima tawaran Jisoo untuk bergabung makan bersama mereka.

Selepas mengantar Jisoo pulang, tinggallah Sehun dan Airin di mobil. Menyisakan keheningan yang terbentang hampir belasan menit.

"Danau."

"Hmm, yang kata kamu romantis itu ya? Duh, irinya..."

"Salah siapa yang gak pernah mau diajak ke sana?"

"Ya... kata kamu kan, jalannya susah, tempatnya jauh. Entar kepanasan terus item, dih sia-sia deh aku ambil kuliah kecantikan."

Sehun tersenyum pelan, lalu membalas Airin yang sedang terkekeh dengan hal serupa. Beginilah hubungan mereka. Agak konyol kalau dipikir-pikir. Penuh dengan hal-hal random yang harusnya tak dilakukan sepasang kekasih umumnya.

Jika kalian berpikir Airin tidak mengetahui perihal Sehun yang menjalin hubungan juga dengan Jisoo, maka anggapan itu adalah keliru. Airin tahu bahkan dirinya sendiri yang menawarkan Sehun mencari gadis lain, sebab hubungan mereka seolah tak akan ada titik terang. Dan jika kalian berpikir bahwa Airin bak kertas putih yang polos tanpa bekas tinta barangkali setetes, maka anggapan itu juga salah. Gadis itu bahkan memasang laki-laki tiga sekaligus.

Tentu Sehun adalah yang pertama, kemudian yang kedua menempati posisi sebagai mood boster yang sekarang kuliah di semester nan sama dengan Jisoo dan Jennie, lalu yang terakhir, mungkin ini dapat dikatakan yang paling serius, sebab kedua keluarga sudah saling mengenal. Dan profesi yang ketiga ini jugalah yang paling kuat dan matang. Harris Siwon Asmara; dosen ekonomi bisnis.

Sehun dan Airin sudah mengenal sejak SMA. Airin adalah primadona yang tentu saja dikenal oleh semua pihak, kemudian Sehun adalah salah satu adik tingkat yang juga diam-diam menyukai gadis itu. Tuhan seakan memberikan izin untuk keduanya makin dekat. Di tahun keduanya Sehun memenangkan pemilihan ketua osis, dan Airin adalah bendahara osis tahun sebelumnya.

Tidak banyak momen, tapi mungkin mereka memang ada kecocokan, hingga dari saling tahu tersebut, beranjak ke arah persahabatan. Dan tempat paling tinggi yang berhasil mereka bina, ya hubungan saat ini.

Hubungan sepasang kekasih yang normal pada awal-awalnya, kemudian beranjak ke arah yang terasa hambar, namun keduanya sama-sama sepakat untuk tak berakhir. Jadilah, hasil yang diperoleh bisa dilihat sekarang. Sama-sama menjalin hubungan dengan orang lain, dalam artian kotor; sama-sama menyelingkuhi.

"Duh, Jisoo cantik ya?" Airin berujar sembari matanya yang terus melihat layar ponsel Sehun. Di sana terdapat puluhan foto Jisoo yang diabadikan hari ini. Mulai dari foto selfie, hingga candid yang diambil diam-diam tanpa sepengetahuan gadis tersebut.

Player (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang