05|Time to Gabut Seharian

2.3K 366 18
                                    

Pukul 01.54. Mobil Eunwoo berhenti tepat di depan pagar kontrakan Jisoo dan Jennie. Mereka ditinggal berduaan, sebab Seulgi dan Taeyong malah ikut mobil Sehun yang pulang lebih dulu.

Eunwoo memasang rem tangan, lalu menoleh ke arah gadis di sampingnya yang sudah terlelap. Lelaki tampan itu sekarang bingung harus bagaimana. Perlu ia bangunkan? Tapi melihat raut Jisoo membuatnya tak tega. Namun jika tak dibangunkan, ingin sampai berapa lama mereka terperangkap di sini?

Setelah pertimbangan panjang, Eunwoo memutuskan untuk membangunkan Jisoo dari tidur cantiknya. Ia menyentuh pipi gadis itu, mengelusnya pelan.

"Kak...?"

Jisoo menggeliat. Perlahan tapi pasti, matanya terbuka. Ia mengerang pertanda terusik sebelum kesadarannya dijumpai, "Sampai?"

Eunwoo menjauhkan tubuhnya yang tadi condong, "Maaf kak, gue jadi ganggu tidur lo."

Bibir Jisoo melengkung indah, seraya menggeleng pelan. "Yaudah, gue turun dulu ya? Jangan mampir, udah malam." meski mengantuk, Jisoo tetap melontarkan candaan.

"Iya kak,"

Jisoo membalik tubuh untuk membuka pintu, tapi sepertinya ia kelupaan sesuatu. Gadis itu menoleh ke arah Eunwoo lagi.

"Makasih ya?"

Seperti biasa, anak lelaki itu selalu tersenyum, "Gue yang makasih, kak."

Keduanya saling tersenyum. Dari raut wajahnya, Eunwoo seperti tengah menimbang untuk menyampaikan sesuatu.

"Kak....?"

Jisoo menatap serius, mempersilakan lelaki itu membuka suara. Eunwoo terlihat tertekan batin untuk kalimat yang ingin ia sampaikan. Jisoo mengernyit heran.

"Kenapa sih?"

Dibuka dengan hembusan nafas, Eunwoo memantapkan tekad. "Gue sayang sama lo."

Atmosfer di sana mulai berubah. Jisoo diam dan Eunwoo yang ketara berubah canggung. Tapi ia sudah sejauh ini, tak akan keren bila mundur lagi.

"Lo gimana kak? Kalau kita serius, lo setuju?"

Waktu seolah berhenti bagi Jisoo, ia mengerjap beberapa kali mengumpulkan kewarasan, seolah paham situasi jika sekarang bukan waktunya untuk diam lagi. Eunwoo membutuhkan suaranya. Gadis itu mulai memikirkan rancangan kalimat yang hendak ia sampaikan. Karena sungguh, ini tak terbesit sedikitpun di otaknya. Aish, harusnya sejak awal ia sudah mewanti-wanti ini, jadi tak perlu berlagak layaknya orang bodoh jika ditanyai.

Eunwoo berdesis pelan. Ia paham dengan baik bagaimana perasaan Jisoo saat ini. Semuanya sudah diberi tahu oleh raut wajah gadis itu tanpa perlu bicara.

"Ah, kalau lo gak bisa jawab sekarang, gak apa-apa kok, kak. Gue bisa nunggu. Seenggaknya sekarang gue lega karna udah ngungkapin perasaan gue ke lo. Lo gak perlu takut mau ngasih jawaban apapun. Mau iya atau enggak, gue gak akan berubah."

Dada Jisoo menggebu-gebu tak karuan. Ia memang menempatkan Eunwoo menjadi salah satu orang yang ia istimewakan. Tapi untuk konteks suka apalagi sayang, ia masih bimbang. Terlebih, ia juga sedang mejalankan hubungan dengan Sehun. Ya, meski pria itu memberinya akses untuk memiliki yang lain. Tapi apa itu akan baik?

[[🌼]]

Pagi menjelang, meski ini adalah hari kasih sayang, tapi kampus sama sekali tak memberikan akses libur bagi mahasiswa. Perkuliahan akan dilangsungkan sebagaimana biasanya. Kecuali, jika yang ingin meliburkan diri secara personal, ya itu hak mereka.

Klek!

Pintu dibuka begitu saja tanpa diiringi ketukan sebagai pengawal. Si gadis berpipi chubby tersebut memang sering atau mungkin tak pernah mengetuk untuk masuk ke kamar Jisoo.

Player (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang