07|Tempat Nyaman

2K 338 72
                                    

Berjalan pelan, mobil Eunwoo memasuki pekarangan kontrakan. Setelah mobil berhenti tepat di depan teras, kedua penghuni dari bagian depan, kompak keluar.

Dari gelagatnya, Jennie terlihat sedikit kebingungan. Bagaimana tidak, motor Sehun terparkir tak jauh di tempatnya berdiri, sudah jelas pemuda itupun ada di sini.

"Kak?"

Jennie tertarik sadar kembali setelah Eunwoo menyeru. Pemuda itu tersenyum cerah dan mengisyaratkan Jennie agar cepat-cepat membawanya masuk. Jennie membalas senyuman itu dengan hal serupa, ia pun bertekad, jika terjadi perang dunia ke-3, itu bukan salahnya!

Keduanya berjalan mendekati rumah. Jennie masih keringat dingin saat ia sampai dan bersiap akan membukakan pintu. Semoga saja Jisoo di dalam tidak lupa keadaan hingga menyadari ia datang bersama Eunwoo sehingga gadis itu melakukan upaya yang harusnya dilakukan.

"Jisoo! Jennie came home!"

Memang biasanya Jennie lebay, tapi tidak untuk teriak-teriak kealayan seperti barusan, apalagi di depan cowok ganteng. Tapi teruntuk kali ini, ia menekan harga diri demi mencegah kemungkinan buruk terjadi. Semoga Jisoo paham akan sinyal yang ia berikan.

Dari arah dapur, sosok yang dipanggilnya muncul. Jisoo menampilkan ekspresi wajah kaget mendapati bukan hanya Jennie yang datang. "Loh, ada Eunwoo juga?" ujarnya sok-sokan tak menyangka. Emang udah kebiasaan akting, makanya udah pro.

Eunwoo tersenyum hangat, Jennie mesem-mesem. Berhubung Jisoo peka, jadi ia ingin jahil.

"Lo katanya sakit, tapi kok gak tiduran di kamar?" serangan satu dilancarkan, "eh, bungkus makanan kok banyak banget? Lo yang pesen? Habisin sendiri sebanyak itu?" berhubung ada sarana untuk usil terpampang jelas di atas meja, jadi sangat sayang dilewatkan.

Jisoo menatap kesal yang ketara dipendam. Dalam hatinya ia sudah mengungkapkan penghuni binatang, ini si Jennie laknatnya minta ampun. Gak tau aja Jisoo udah keringat dingin kayak abis bunuh orang, terus mayatnya disembunyiin di kamar.

Melihat Eunwoo yang keheranan saat melihat banyaknya makanan di meja, Jisoo tersenyum kikuk. "Ah, lo kayak gak tau gue aja. Kalau lagi sakit kan gue emang makannya banyak."

Jennie cengar-cengir, Eunwoo terlihat memaklumi dari rautnya.

"Woo, duduk dulu. Gue mau ke belakang nyiapin minuman. Jen, temenin."

Berhubung ada kesempatan untuk membawa Jennie pergi, Jisoo melancarkan niatnya. Ia menarik pergelangan tangan sepupunya itu untuk lekas menuju dapur.

"Heh, lo kok gak ngasih tau kalau Eunwoo mau ke sini?" omelan langsung keluar. Tapi mengingat rumahnya minimalis sehingga area dapur berdekatan dengan ruang tamu, jadi Jisoo berusaha mengecilkan nada bicaranya.

Tak dapat ditahan, melihat raut Jisoo yang kepanikan, Jennie lantas terkekeh. Emang laknat parah si Sajen. Ada toko buat tukar tambah sepupu gak sih?

"Kejutan, sist!" balasnya tanpa dosa.

"Kejutan banget, kambing! Lo bener-bener bikin jantung gue hampir jatoh sama kejutannya!"

Lagi-lagi Jennie tertawa, "Lo sembunyiin di mana?"

"Di kamar!"

"Dih, abis ngapain? Gila, mainnya kejauhan sampai-sampai ke kamar. Pengaman aman kan?"

Pletak!

Emang enaknya mulut tak terkontrol milik Jennie harus sering-sering diberi ganjaran. Tanpa ragu, Jisoo menyentil dahi gadis itu. Jennie tentu meringis.

"Sakit, babi!"

"Gue bukan lo sama Malika!"

[[🌼]]

Player (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang