𝗗𝗮𝗶𝗷𝗼𝘂𝗯𝘂 | 𝗧𝘀𝘂𝗸𝗶𝘀𝗵𝗶𝗺𝗮 𝗞𝗲𝗶

1 detik keberhargaan

  "Penyakitnya.. sangat mengerikan"

  Kedua kelopak mata lelaki itu terbuka lebar disaat kalimat itu diucapkan dari sang ibu.

  Dirinya benar-benar tidak siap menanti kalimat berikutnya dari sang ibu.

  Kepalanya tertunduk.

  Kedua kelopak mata mulai terasa perih. Pandangannya mulai kabur.

  "Leukimia.. bagaimana bisa--"

  Nampaknya wanita itu tak mampu melanjutkan perkataannya. Air mata mulai membasahi pipi.

  Bagaimana dengan Kei?

  Entahlah, ia hanya tertunduk upaya menyembunyikan wajahnya.

  Namun ia juga tak bisa berbohong, isak tangisan terdengar dari arahnya.

  "Nande.."

  Tsukishima benar-benar merasa bersalah. Ia pun tak bisa memaafkan dirinya.

  "KENAPA HARUS DIA!"

  Sang ibu menghampiri upaya menenangkan hatinya.

  "BAKA! AKU MEMANG BODOH! AKU TAK BISA MENJAGANYA DENGAN BAIK!!"

  Tentu saja dirinya merasa gagal.

  Selama ini, dia terus-terusan mencoba peduli terhadap seorang gadis yang ia sukai.

  Gadis itu sedikit ceroboh. Tak jarang ia lalai dengan keadaannya sendiri.

  Karena itu, Tsukishima selalu berusaha membuang rasa gengsi nya semata-mata demi kebaikannya.

  Sore itu, adalah saat dimana seorang Tsukishima Kei sangat membenci dirinya.

____________

2 Minggu kemudian

  Sudah 2 minggu lamanya semenjak waktu itu.

  Semenjak itu, Tsukishima sangat menikmati tiap detiknya bersama dengan seseorang.

  Ialah [Name].

  Karena ia sangat khawatir dengan perkembangan kondisi [Name] yang kian hari makin memburuk.

  Gejalanya benar-benar nampak.

  Mulai dari mimisan, bintik-bintik aneh, tubuhnya yang kian melemah, dan lain-lain.

  Jujur saja itu mengerikan bagi Tsukishima.

  Namun dikala saat-saat mengerikan itu, gadis itu selalu berucap

"Daijoubu, Kei"

  Tak lupa juga dengan senyumannya yang tak pernah padam.

  Malam ini, seperti biasanya Tsukishima berkunjung.

  Dirinya tengah berbagi cerita sembari menyuapi gadis disana.

"Buka mulutmu"

  [Name] membuka mulutnya, lalu ia berusaha menelan makanannya.

"Bubur ini sangat membantu!"

"Bagaimana rasanya?" tanya Tsukishima sambil mencoba mencium aromanya.

"Aromanya saja tidak meyakinkan.."