Aishiteru yo

847 116 9
                                    


  Besok adalah hari dimana Latih tanding itu akan dilaksanakan. Saat ini, gadis itu sedang menyibukkan dirinya untuk membantu persiapan rembulannya itu.

Pov : Kamarnya Tsukishima

"Pakaiannya sudah cukup?"

"Ya. Sudah kuletakkan di dalam ranselku"

"Jaket?"

"Akan sekalian kupakai besok"

"Apa ada lagi?"

"Kurasa cukup."

  Begitulah kira-kira keadaan malam ini. Waktu sudah menunjukkan pukul 8:05 malam, gadis itu masih sibuk dengan keperluan lelaki disana.

"[Name], semuanya sudah siap. Mau kuantar pulang?"

"Kau mengusirku ya?"

"E-eh, bukan begitu. Ini sudah malam, ada baiknya kau pulang dan tidur"

"Tapi aku masih ingin disini bersamamu, Kei"

"Cih dasar!"

  Sifat manja gadis itu mulai lagi. Tak jarang akhiran ini dia selalu ingin dekat dengan Tsukishima.

  Ada apa dengannya? apakah dia sedang demam?

  Dan ya, akhirnya pria itu berhasil membujuk [Name] agar mau pulang. Bukannya ia ingin mengusir, tapi mengingat jadwal gadis itu yang akhiran ini benar-benar padat ia yakin bahwa gadis disebelahnya ini 'butuh istirahat'.

  Disepanjang perjalanan, gadis dengan surai [h/c] itu hanya memasang muka muram. Tentu saja, karena disuruh pulang oleh pria salty ini.

"Tak perlu memasang wajah seperti itu, kau terlihat benar-benar jelek"

"Cih, diamlah!"

"Aree? sedang marah rupanya"

"Cih, kau baru menyadarinya?"

  Dengan kesal, gadis itu melangkahkan kedua kakinya lebih cepat. Alhasil, dia meninggalkan sosok lelaki itu dibelakang.

"O-oi tunggu!"

  Sepanjang jalan, hanya terdengar gadis itu bergumam kesal tidak jelas.
Lelaki disebelahnya hanya kebingungan melihatnya.

"Apa jangan-jangan dia sedang PMs ya?"

...

"Cih sial! malam ini bulan tak menampakkan dirinya."

  Mendengar itu, gadis di depan sana menghentikan langkahnya dan mendongakkan kepala ke atas langit.

"Berawan."

"Ya aku tau itu. Mungkin saja akan turun hujan"

  Lelaki pemilik iris coklat itu melangkah kedepan agar sejajar dengan [Name].

"Bukan."

"Nani?"

"Berawan dikarenakan suasana hati sang langit sedang tak begitu baik"

"Hah? teori macam apa itu?"

"Sang bulan pergi. Membuat suasana hati sang langit hancur"

"Apa maksudmu?"

"Lihatlah saja dirimu. Kau akan meninggalkanku bukan?"

"[Name] kumohon hanya untuk beberapa hari"

  Keduanya diam. Angin malam menghembus pelan mengacak surai
[h/c] milik gadis disana.

"Anggap saja bulan itu dirimu dan aku langitnya."

"Mengapa begitu?"

"Saat bulan tak menyinari langit malam, suasana terasa suram. Dan begitulah juga penggambaran hatiku saat kau tak ada disini, Kei"

𝗗𝗮𝗶𝗷𝗼𝘂𝗯𝘂 | 𝗧𝘀𝘂𝗸𝗶𝘀𝗵𝗶𝗺𝗮 𝗞𝗲𝗶 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang