Tsundere

870 124 8
                                    


  Gadis itu hanya terdiam setelah lelaki itu mengatakan bahwa ia menyukai dirinya.

  Perlahan, lelaki bertubuh lebih tinggi darinya itu melepaskan pelukannya.

"Apa maksudmu, Kei?"

  Lagi-lagi, gadis disana tak mendapat jawaban dari pria dihadapannya yang sedang berdiri mematung.

  Lelaki itu membalikkan badannya. Ia mendudukkan dirinya di pinggiran tempat tidur yang menghadap jendela. Dirinya tak berkutik sama sekali setelah kata terakhir yang ia keluarkan itu berhasil membuat jantungnya maupun gadis itu berdegup kencang.

.
.
.

"Haruskah kuulangi perkataanku, [Name]?"

  Gadis yang dimaksud hanya menggeleng lalu mendudukkan dirinya disebelah lelaki itu.

"Apakah itu benar?"

"Ya, kurasa"

  Tsukishima memang bukan tipe lelaki yang paham betul mengenai percintaan ataupun perasaan. Karena selama ini, [Name] lah satu-satunya gadis yang berhasil menarik perhatiannya.

"Kei aku-"

  Belum sempat melanjutkan kalimatnya, tetesan air mata mulai membasahi pipinya yang sedikit memerah.

"Jika kau juga merasa demikian, maka begitu juga denganku"

"Lalu, kenapa kau menangis?"

  Sentuhan jemari dari lelaki itu menyentuh pipi [Name] yang sedari tadi memerah.

"Kau sudah besar, berhentilah menangis dasar cengeng!"

  Terdengar tawaan dari gadis itu yang membuat senyum lebar menghiasi wajah cantik gadis itu yang membuat lelaki dihadapannya gemas dibuatnya.

"Dasar Tsundere!"

"Selagi bersamamu, kurasa tak apa jika sifat Tsundere yang katamu itu kuperlihatkan"

  Perkataan dari lelaki itu mendapat pukulan gemas dari sang gadis yang mengenai bahunya.

.
.
.

"Kau belum menjawab pertanyaanku, mengapa kau menangis, hm?" -Tsukki

"Ehh eumm bukan apa-apa kok!" -[Name]

"Wajahmu memerah" -Tsukki

  Spontan, kedua tangannya berusaha menutupi wajahnya yang kian memerah. Lelaki disana hanya terkekeh melihat tingkah lakunya.

"Ahh iya, mumpung kau disini. Besok bantu aku ya." -Tsukki

"Hah? apa?" -[Name]

"Bantu aku berkemas" -Tsukki

"Berkemas? untuk apa? kau mau pergi?" -[Name]

  Kedua iris [e/c] itu menatap wajah lelaki disebelahnya. Aura penasaran pun menyelimuti gadis itu, hal itulah yang bisa dirasakan Tsukishima saat ini.

"Ke Tokyo"

  Balasan singkat dari lelaki itu sontak membuat kedua mata gadis dihadapannya melebar.

"Latih tanding?" -tanya [Name]

  Balasan yang didapat hanyalah sebuah anggukan. Kini ekspresi kaget menghiasi wajah menawan milik gadis itu. Bibirnya terbuka sedikit, kedua matanya terbuka lebar.

"Bukankah minggu depan?" -[Name]

"Ada perubahan jadwal" -[Name]

  Kini bibir gadis itu tertarik kebawah. Ekspresi murung terlukis jelas diwajahnya. Kepalanya ditundukkan. Pria disana seolah-olah merasakan bahwa yang dirasakan gadis ini adalah "Aku akan kesepian".

𝗗𝗮𝗶𝗷𝗼𝘂𝗯𝘂 | 𝗧𝘀𝘂𝗸𝗶𝘀𝗵𝗶𝗺𝗮 𝗞𝗲𝗶 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang