Rasanya sudah tak kuasa bagi dirinya untuk menopang tubuhnya untuk berjalan. Ia berjalan disepanjang koridor dengan rasa hampa.Ia jadi teringat saat pertama kali ia tiba di tempat ini, setelah mendapat kabar tentang [Name] yang dilarikan kesini. Tergambar ekspresi cemas disertai panik.
Namun kali ini, dirinya hanyalah merasakan kekosongan yang abadi. Ia benar-benar tak menyangka jika pada akhirnya ia akan meninggalkan bangunan rumah sakit ini hanya membawa dirinya tanpa adanya kehadiran [Name].
Aku hanya ingin pulang..
Langkag demi langkah, membawa tubuh dengan kekosongan ini tiba dirumah. Disaat ia menginjakkan kakinya kedalam rumah, nampak ibunya yang sepertinya sudah tau dengan apa yang terjadi.
"Kei pasti lelah, istirahatlah nak.."
Tsukishima tidak menjawab. Ia hanya melanjutkan langkah kakinya hingga menuju kamar tidurnya.
Brukkk
Tubuhnya dilemparkan tepat diatas ranjangnya yang mulanya tersusun rapi. Ia menenggelamkan wajahnya pada sprei tempat tidurnya. Ia tak tahu harus bagaimana. Dirinya seakan tak bisa merasakan apapun lagi.
Bahkan ibunya tak ingin mengganggu Tsukishima saat ini. Ia membiarkan putranya agar bisa melepaskan semuanya sendirian. Karena Tsukishima bukan tipe orang yang tidak mau menangis didepan orang lain.
Tak lama setelah itu, terdengar isakan tangis dari arah lelaki tersebut. Ruangan yang awalnya sunyi kemudian diisi dengan suara tangisan layaknya seseorang yang sedang kehilangan.
Ia bukan menangis karena sakit hati, melainkan karena kehilangan.
°°"Tsukki apakah kau akan pergi hari ini? Aku akan menjemputmu jika kau mau"
Begitulah isi pesan dari Yamaguchi yang ia baca sekilas dari layar kunci Handphonenya. Setelah ia membacanya, ia melanjutkan menulis di sebuah buku tulis.
Sejak kehilangan [Name], Tsukishima kembali menjadi sosoknya yang dulu. Pendiam, tak banyak bicara, bahkan ia tak peduli sekitarnya.
Ia mulai menyibukkan dirinya dengan mengisi soal-soal di buku paket sekolahnya. Ia juga memperketat cara belajarnya mengingat ia merupakan siswa dari kelas persiapan kuliah.
"Hmm aku rasa aku sudah mencatat contoh soal ini. Mana bukunya ya.."
Ia melirik disekeliling meja kemudian menuju rak buku. Karena tak kunjung menemukan ia mengecek isi tas sekolahnya.
Yang ditemukan bukanlah buku yang dicari, melainkan buku catatan yang diberikan [Name] untuk persiapan ujian sekolah.
"Buku ini--"
Tokk Tokk
Ia sudah mengetahui bahwa yang mengetuk pintu kamarnya adalah ibunya."Masuk saja, tidak dikunci"
Knob pintu diputar. Kemudian menampakkan sosok ibunya yang berdiri di depan pintu.
"Kei, ada Yamaguchi di depan"
Tsukishima hanya diam. Sepertinya otaknya sedang loading.
"Ada apa kemari?"
Ibunya menggelengkan kepala.
"Apa kau lupa? Hari ini adalah hari pemakamannya [Name], Kei"
Sebenarnya Tsukishima telah mengetahui akan hal itu. Yamaguchi telah memberi tahunya kemarin. Namun entah kenapa ia hanya tak ingin pergi.
![](https://img.wattpad.com/cover/246736613-288-k366212.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗮𝗶𝗷𝗼𝘂𝗯𝘂 | 𝗧𝘀𝘂𝗸𝗶𝘀𝗵𝗶𝗺𝗮 𝗞𝗲𝗶
أدب الهواة[𝗕𝗘𝗟𝗨𝗠 𝗗𝗜 𝗥𝗘𝗩𝗜𝗦𝗜] 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘪𝘬-𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘴𝘢𝘫𝘢 .・゜-: ✧ :- -: ✧ :-゜・. Bermula dari sebuah pertemuan yang tidak disengaja. Membawa keduanya jatuh dalam kisah pertemanan, berlanjut hingga melibatkan perasaan. Tsukishima...