Teburuk dari yang paling buruk

927 89 51
                                    

  Hujan mengguyur deras di Miyagi pagi ini. Udara sejuk menusuk kulit serta jalanan yang basah dikarenakan air hujan yang kian mengguyur.

  Jika sang petir biasa datang dikala seperti ini hanya untuk menyambar kian kemari, pagi ini nampaknya berbeda. Sang kilat tidak sama sekali menunjukkan rupanya.

  Hari ini, pria bersurai blonde itu nampaknya memilih untuk menghabiskan waktu dikamarnya. Yang tak lain ia lakukan adalah berbaring diatas kasur dengan headphone yang melingkar di kepalanya.

  Ia bukan mager.

  Dirinya hanya ingin melepaskan rasa tidak nyaman serta kegelisahan yang kian menghantuinya akhir-akhir ini.

  Sesekali ia melirik kearah luar jendela sembari menatap butiran air hujan yang jatuh dari langit. Kedua matanya tertuju pada langit luar yang berwarna kelabu.

  Setiap melihat hujan, Tsukishima tak lain selalu teringat oleh gadis yang satu itu. [Name] begitu menyukai hujan, namun ia takut dengan petir.

  Konyol bukan?

  Begitu konyol jika diingat ekspresi gadis itu disaat terkejut-kejut mendengar petir yang menyambar seakan membelah angkasa. Tak jarang jika ia sedang bersamanya, gadis itu akan bersembunyi dibalik badan Tsukishima.

  Kini, kekonyolan itu sangat ia rindukan. Hari-harinya seakan sepi tanpa adanya [Name] di tiap harinya.

  Tsukishima juga bukan lelaki egois yang hanya menginginkan [Name] hanya ada untuk mewarnai harinya. Ia juga merasakan bahwa saat ini dirinya lah yang harus menghibur gadis itu.

  Dikala keadaannya saat ini..

  Disaat gadis itu sedang berjuang melawan penyakitnya saat ini.

  Kalau boleh jujur, [Name] sangat tersiksa. Penyakit yang kian hari kian mengganas ini semakin menyiksa dirinya, hingga ia bisa terpuruk seperti saat ini.

  Oh Tuhan, tolong berikan keajaibanmu!

  Berhentilah membuat [Name] tersiksa. Angkatlah penyakit ini dan jangan pernah kembali.

  Tsukishima sudah tak tahan menyaksikan disaat gadis itu bergumam kesakitan disaat tidurnya. Bahkan ia pernah berteriak.

"Kumohon, aku benci pemandangan ini"

 
°°

  Mengunjungi [Name] di setiap harinya kini menjadi aktivitas harian Tsukishima Kei. Ia selalu datang untuk menceritakan hari-harinya kepada [Name].

  [Name] hanya menyimak dan mendengarkan sepenuh hati walau ia tak bisa merespon. Kondisinya yang melemah mengharuskan dirinya untuk terbaring diatas ranjang di setiap harinya.

  "Teman-teman organisasimu itu setiap hari mengunjungi kelasku hanya untuk bertanya kabarmu. Mereka terlihat sangat sibuk akhiran ini"

  [Name] tidak merespon.

"Sekarang kedudukan ketua osis dipegang oleh Hideki-san, hanya sementara hingga kau kembali"

  Hembusan angin nan sejuk memasuki ruangan melalui jendela. Tsukishima yang menyadari akan hal itu langsung beranjak, menutup jendela.

"Udara dingin tak baik untukmu, [Name]"

  Kemudian ia kembali duduk di sebelah ranjang [Name].

𝗗𝗮𝗶𝗷𝗼𝘂𝗯𝘂 | 𝗧𝘀𝘂𝗸𝗶𝘀𝗵𝗶𝗺𝗮 𝗞𝗲𝗶 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang