The day we met (1)

1.2K 161 8
                                    

    Satu tahun lalu..

    Bel sekolah berbunyi. Lima menit kemudian meghamburkan segala penjuru sekolah dengan kegirangan para siswa yang bersigap untuk. Sebagian besar dari mereka kembali kerumah, sebagian kecil lainnya memutuskan untuk melaksanakan beberapa agenda yang mungkin sudah mereka janjikan sebelumnya.

  Namun Tsukishima Kei, ia termasuk ke dalam golongan yang 'kembali kerumah' itu. Seperti hari-hari lainnya, ia meninggalkan kelas setelah selesai membenahkan buku-bukunya kedalam tas. Ia berjalan seorang diri menuju kerumah. Tidak ada teman ataupun sahabat yang ia miliki pada saat itu. 

  Baginya tidak ada yang spesial di hari itu. Dengan wajah yang penuh kebosanan, ia melangkahkan kakinya menuju rumah. Diiringi dengan alunan musik yang bersumber dari headphone yang melingkar di kepalanya.  

  Pada waktu itu, musim semi tiba. Bunga Sakura mekar sempurna diatas pohon. Sebagian kecilnya terbang terbawa oleh angin, lalu menghambur bebas di sepanjang jalan. Kei mendongak keatas. Tertarik pada warna merah muda mempesona dari bunga sakura itu. Ia menikmati siang hari ini. Sepi, sunyi, hanya ada dirinya disana.

  Lalu di kejauhan, kedua netra [eye colour] nya menemukan pemandangan yang mengalihkan atensinya dari bunga sakura. Ia menatap lurus kedepan, memandang sosok yang tengah duduk berjongkok di tengah jalan yang sepi.

  Setelah ia memperhatikan lebih jelas, ternyata yang disana adalah seorang gadis, dan seekor kucing. Kei mengaku tidak tertarik. Hanya saja saat itu, tubuhnya masih diam ditempat sembari memandang seorang gadis yang tengah memberi makan seekor kucing kecil. 

  Gadis itu-- entah kenapa ia terlihat sangat bahagia. Hanya dengan memberi makan seekor kucing jalanan yang lapar, sebuah senyum terlukis diwajahnya. "Aneh." batin Kei.

  Nampaknya, gadis disana mulai menyadari kehadiran sesorang yang tengah memperhatikannya dari kejauhan. Gadis itu menoleh kearah anak laki-laki dengan kaki panjang menjalar di kejauhan. "Hey kamu." Yang disana bersorak pada dirinya.

  Laki-laki itu tersentak sesaat, menyadari bahwa gadis itu sudah berjalan mendekat kepadanya. Belum sempat mengabaikan, gadis itu menahan langkah kakinya. "Eh bocah, tunggu dulu." Gadis itu melotot, seolah-olah mengancam agar anak laki-laki itu tidak mengabaikannya.

  "Jangan halangi aku," Kei memandangnya kesal. 

  Gadis yang tidak ia kenali itu justru mengerucutkan bibirnya, seolah-olah mencibir ekspresi wajah dari laki-laki itu. "Kau harus lebih sopan kepada senior!" seru gadis itu. Lantas, Kei dibuat heran. "Senior?" Ia memandang gadis itu tidak percaya. "Kau yakin?" lanjut Kei.

  Perempuan itu sepertinya mulai merasa bahwa laki-laki itu sedang mengejeknya. Ia mencibir kesal. "Aku akan mengawasimu, awas saja!" Ia mendengus kesal. Sementara laki-laki itu hanya tertawa mendengar penjelasan dari gadis itu. Disaat tawanya belum sepenuhnya terhenti, gadis itu sudah meninggalkan lelaki bertubuh jenjang itu.

  

   Lelaki itu berjalan menyusuri jalan yang di kanan kirinya terdapat rumah-rumah penduduk. Jalanan itu sepi. Sudah biasa baginya untuk melewati jalan tersebut disetiap harinya.

  Di sepanjang jalan terdapat pohon sakura dengan bunga yang mekar. Dan didepan sana, ada seorang anak perempuan yang sedang duduk berjongkok ditengah jalan tersebut. Dari kejauhan, Tsukishima hanya memandang gadis itu.

   Gadis itu nampaknya sedang memberi makan seekor kucing jalanan yang terlihat kelaparan. Sebuah senyum kecil muncul di bibir sang gadis, melihat puas kucing dihadapannya. Tsukishima hanya bisa berdiri diam sambil menatap gadis tersebut dari kejauhan.

𝗗𝗮𝗶𝗷𝗼𝘂𝗯𝘂 | 𝗧𝘀𝘂𝗸𝗶𝘀𝗵𝗶𝗺𝗮 𝗞𝗲𝗶 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang