03 - The A Team

32 3 5
                                    

Aan, Arya, Ahmad, Anne, Ayu, Ade, Agri, Ai, Adit, Alka, Agus, Ari, Amel, Anin, Alisya, Agung dan masih ada ribuan bahkan mungkin jutaan nama yang berawalan A lainnya. Orang-orang yang harus menerima takdir —entah itu kutukan atau malah berkah—, menjadi yang pertama.  Banyak keuntungan tapi kerugiannya pun tidak kalah banyak. Seperti contohnya untuk para anak sekolahan atau kuliahan, memiliki nama berawalan A lebih sering menjadi sumber kesialan. Mendapat kesempatan lebih awal untuk presentasi tugas, misalnya. Atau malah menjadi orang yang dipanggil dosen/guru untuk menjawab pertanyaan yang sudah dihindari seisi kelas.

Ada hal unik yang terjadi pada angkatan baru di sebuah jurusan kampus ternama di nusantara. Dari ratusan mahasiswa baru yang bertaruh nasib di jurusan itu, hanya ada 3 orang yang memiliki nama berawalan A.

Abigail Asteri
Alpha Tatiana
Anggara Perdana

"Tiga doang nih yang namanya dari A?" seorang senior yang menjadi panitia ospek mengecek berulang kali daftar nama yang diberikan bagian pendidikan.

"Ya udah, kalian bertiga sekelompok."

Seperti itulah kehendak semesta yang menyatukan Abe, Alpha dan Angga di lingkaran kehidupan yang sama dalam waktu 2 tahun terakhir. The A Team. Begitulah orang-orang menyebut ketiga orang itu. Abe, mahasiswa teladan kesayangan semua dosen dan hampir semua senior di kampus mengenalnya. Alpha, mahasiswi yang dengan keajaiban tidak terduga bisa masuk ke kampus itu, yang lebih mirip seperti kapal selam, kadang timbul ke permukaan tetapi lebih sering menghilang ke dasar laut. Dan yang terakhir Angga, yang memasrahkan kehidupan perkuliahannya di tangan Abe.


Be, hari ini jadi gak?


Sebuah pesan singkat masuk ke ponsel Abe saat dia baru saja keluar dari kamar mandi kampus. Dari Alpha.

"Yog, gue lupa ada janji sama Alpha hari ini," Abe menghentikan langkahnya dan membuat Yoga  ikut berhenti.

"Lah? Gimana? Diskusi sama Pak Rudi pasti lama."

"Mau ngapain emang?" lanjut Yoga.

"Mau ngurus KRS-an. Gue udah janji mau diskusi dulu sebelum ngajuin KRS." Abe menatap layar ponselnya lama. "Padahal janjinya dari minggu lalu tapi diundur terus."

"Pak Rudi juga baru ngabarin kemarin kan bisanya hari ini?" Yoga ikut merasa tidak enak.

Kalo malaman bisa ga, Al?
Gue ada janji dadakan sama PD3.

Oke. Kabarin aja.

"Angga nggak ikutan, Be? Dia kan masih di luar kota?" suara Yoga membuyarkan lamunan Abe yang masih memandangi pesan dari Alpha.

"Dia mah gampang. Gue ajak ke jurang juga pasti ikut."

Ada sebuah ketentuan yang tidak tertulis namun menjadi tradisi di fakultas mereka, setiap mahasiswa memiliki kelompok belajar yang berisi 3 sampai 5 orang. Dengan alasan agar setiap mahasiswa bisa lebih banyak berdiskusi di luar waktu kuliah. Dimulai dari semester pertama dan biasanya akan mulai terpecah di semester-semester akhir. Tapi banyak juga yang mempertahankan kelompok belajar sampai akhirnya wisuda.

Dari semua keberuntungan, bisa menjadi partner belajar Abe adalah keberuntungan yang diharapkan oleh sebagian besar mahasiswa angkatan mereka. Nama Abe sudah digadang-gadang sejak masih SMA karena menjadi juara olimpiade tingkat nasional. Hampir semua dosen penasaran dengan sosoknya bahkan sebelum resmi menjadi mahasiswa di kampus. Bukan hanya cerdas, Abe adalah orang yang pekerja keras. Tidak ada kata bermalas-malasan di kamus kehidupannya.

Dunia ParalelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang