Chapter 2

715 94 18
                                    

I love you, Ahjussi!

•••

Chanyeol menarik 2 koper besar itu tanpa beban ke sebuah kamar di lantai bawah. Dia membuka pintu kamar itu dan meletakkan koper-koper milik Wendy di dekat lemari dengan pernak-pernik lucu khas anak perempuan yang menempel apik di atas sana. Seperti hello kitty, barbie, kuda poni serta bunga-bunga berbagai bentuk dan warna.

Chanyeol berbalik, menundukkan pandangannya pada gadis mungil yang tengah memperhatikan setiap jengkal kamar baru yang akan dia tempati, "Baiklah, Wendy. Mulai sekarang kau tidur disini, okay?"

Wendy mengangguk antusias, senyum di bibirnya kian mengembang saat memindai seisi kamarnya, warna pink yang menjadi warna kesukaannya tampak begitu mendominasi. Gadis itu berjalan menuju kasur dan mendudukkan bokongnya disana. Wendy terkikik geli seraya merebahkan tubuhnya di atas kasur. Kasurnya juga sangat nyaman dan empuk. Jangan lupakan seprainya yang bermotif hello kitty, animasi kesukaannya sejak kecil.

Chanyeol, pria matang itu hanya menggeleng melihat bagaimana kelakuan gadis muda bermarga Son itu, dia bersidekap dada lalu menyandarkan punggung tegapnya ke permukaan pintu, "Apa ada hal lain yang kau inginkan sebelum aku pergi?"

Wendy lantas bangkit, dahinya reflek mengkerut ketika telinganya menangkap kata pergi yang keluar dari bibir pamannya, "Pergi? Ahjussi mau pergi kemana? Apa Wendy boleh ikut?"

Chanyeol mendengus kesal, "Aku mau pergi kemana itu bukan urusanmu, gadis kecil. Istirahat saja di rumah. Kalau kau lapar, ambil saja apapun yang ada di kulkas."

Wendy lantas berdiri ketika melihat pria jangkung itu hendak melangkah pergi, "Tapi ... Tapi, Wendy mau ikut Ahjussi!"

Chanyeol menggeram dalam hati. Anak ini benar-benar ...

"Mommy bilang pada Ahjussi untuk menjaga Wendy. Masa Wendy baru datang, Ahjussi malah mau pergi ninggalin Wendy di rumah sendirian?" Wendy menunduk, suara kian mengecil seiring dengan kedua bahunya yang mulai bergetar.

Chanyeol berkedip ria. Dia memiringkan wajahnya dan memperhatikan gestur tubuh Wendy yang mulai menunjukkan tanda-tanda khas seseorang ingin menangis. Apa gadis itu sungguh akan menangis sekarang? Tidak mungkin! Pasti dia tengah pura-pura, bukan?

Iya, betul. Dia pasti sekarang tengah berpura-pura dan berharap agar dirinya membatalkan niatnya untuk pergi. Cih! Apa gadis itu berpikir hanya dengan isak tangis belaka, Park Chanyeol, pria matang berusia 30 tahun dengan sejuta pengalaman hidup akan luluh padanya? Keep dreaming, babygirl! Keep dreaming!

"Jangan cengeng, gadis kecil. Ingat, kau sekarang sudah besar. Bukan lagi anak kecil yang harus kuperhatikan setiap saat." gertak Chanyeol dengan nada sedatar mungkin. Beberapa detik setelahnya, telinga lebar Chanyeol tiba-tiba menangkap suara isakan. Kedua mata Chanyeol membola sempurna. Wendy, dia benar-benar menangis!?

"Hiks ... Hiks ... Ahjussi jahat ... Hiks ..."

Ah, sialan! Ternyata dia benar-benar menangis!

"He-Hei, jangan menangis. Tenanglah, aku ... Aku hanya bercanda kok." Chanyeol gelagapan. Dia mendekati Wendy. Dia menepuk bahu Wendy dan membawa Wendy untuk duduk di ranjangnya. Dia berlutut tepat di depan Wendy dan menghapus air mata Wendy.

"Wendy ... Hiks ... Wendy mau Ahjussi disini ... Hiks ..." wajah gadis itu sudah kacau karena air mata. Bahkan, Chanyeol bisa melihat bagaimana Wendy berulang kali menarik ingusnya agar tidak keluar dari hidungnya. Iyuh!

Chanyeol segera mengambil sapu tangan di kantong celananya dan memberikan kain itu pada Wendy, "Ini ambil."

Wendy langsung menyambar kain itu dan mengeluarkan seluruh ingus yang menumpuk di dalam hidungnya. Chanyeol hanya bisa bergidik ngeri sekaligus pasrah akan nasib sapu tangan limited edition merek Gucci miliknya itu.

Ah, demi Tuhan. Lebih baik sapu tangannya yang kotor daripada dia harus pergi ke dokter THT karena dicecar habis-habisan oleh mulut ular kakaknya.

Gadis itu kembali menyodorkan sapu tangan pamannya. Chanyeol bisa merasakan seluruh tubuhnya merinding hebat hanya dengan melihat sapu tangannya yang sudah habis tercemar. Chanyeol dengan cepat menggeleng dan berkata, "Sapu tangan itu untukmu saja, Wendy."

"Beneran ... Hiks ... Ini untuk Wendy?"

"Iya, itu untuk Wendy."

'Sebenarnya aku masih sayang. Tapi, haah ... Sudahlah. Apa boleh buat?' batin Chanyeol bersuara dengan perasaan tak ikhlas karena harus merelakan sapu tangan kesayangannya.

Berbanding terbalik dengan dirinya yang tersenyum lebar bak malaikat seraya mengusap puncak kepala Wendy dengan penuh kasih sayang.

"Baiklah, baiklah. Maafkan Ahjussi. Ahjussi tidak akan kemanapun hari ini. Jadi, janji pada Ahjussi, jangan menangis lagi ya?" Chanyeol memegang lembut kedua lengan Wendy. Berharap rengekan gadis itu segera mereda.

"Ahjussi janji? Hiks ..." Wendy yang sudah agak tenang mulai memberanikan diri untuk menatap pria dewasa yang tengah berlutut di depannya.

"Iya, Ahjussi janji." Chanyeol mengulas senyum hangat di bibirnya.

Wendy diam sejenak, memperhatikan senyum pertama yang pria itu tunjukkan setelah sekian lama mereka tidak berjumpa. Wendy tidak dapat menahan dirinya untuk tidak tersenyum walau dirinya masih tampak kacau karena isak tangisnya tadi.

"Uhm, Wendy suka." Wendy menunduk malu-malu.

"Suka apa, hm?"

"Ahjussi sangat ... Sangat tampan kalau tersenyum." cicitnya. Dan jangan lupakan permukaan pipi Wendy yang sudah semerah tomat.

"Ah, benarkah?" Chanyeol tertawa melihat kepolosan Wendy saat ini. Rasa kesalnya yang tadi bergumul pada Wendy berangsur-angsur menghilang. Dia bangkit lalu melangkah pergi dari kamar. Tapi, sebelum keluar dari kamar. Dia memberi pesan pada Wendy.

"Istirahat dan ganti baju ya, Wendy. Dua puluh menit lagi aku tunggu di dapur."

•••

Chanyeol meletakkan sepiring 2 piring nasi goreng panas di atas meja makan. Bersamaan dengan itu, Wendy datang menghampiri. Wendy yang sudah tampak segar, mengenakan baju kaos santai dan celana jeans selutut. Kedua mata Wendy tampak berbinar melihat makanan yang tersaji di hadapannya. Nasi goreng seafood. Walau sederhana namun mampu mengundang seleranya.

"Ini Ahjussi yang masak sendiri?" dia bertanya. Seolah-olah tak percaya pria segagah pamannya ini pandai memasak.

Chanyeol tersenyum miring sembari melepaskan kain apron yang ia kenakan tadi, "Tentu saja, Wendy." ujarnya dengan nada bangga. Dia menyodorkan salah piring ke arah gadis mungil itu yang dengan senang hati Wendy terima.

Hasil keringatnya memasak kini terbayarkan ketika melihat bagaimana lahapnya Wendy memakan masakannya yang tergolong sangat sederhana, "Wah, kelihatannya Wendy lapar sekali. Bukannya tadi katanya di bandara kamu sudah makan ya? Awas loh nanti gemuk." kekeh Chanyeol.

Pipi Wendy yang tampak menggembung karena terisi penuh semakin membuat Chanyeol gemas. Wendy tampak tidak terima ketika Chanyeol mengatainya gemuk. Ia mengunyah habis makannya lalu berkata, "Wendy tadi makannya cuma sedikit kok, Ahjussi. Makanya Wendy makan lagi."

"Oh, gitu." Chanyeol mengangguk. Gadis ini ternyata mudah sekali digoda. Lihat saja, wajah manisnya kini tampak mengecut walau mulutnya masih senantiasa mengunyah makanannya.

.
.
.
.
.

To Be Continues

A.n :

Kalau suka jangan lupa ya dukungannya! Baik berupa vote dan komentar. Kalau mau follow juga lebih bagus 🙈

Lolita ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang