Chapter 28

613 68 42
                                    

I love you, Ahjussi!

•••

"Salam kenal, namaku Kang Seulgi."

"Wendy, Wendy Son."

"Wah, kamu benaran orang asli korea? Wajahmu keliatan seperti orang luar ya?"

"Masa sih?"

Kedua gadis mungil itu berjabat tangan selama beberapa detik. Memperkenalkan diri mereka masing-masing dan sedikit bercakap-cakap, ditemani oleh dua pria dewasa yang berdiri tepat disamping mereka. Kai berdiri di sebelah Seulgi dan Chanyeol yang tentu saja setia berada di sisi Wendy.

"Tidak apakan kalau hari ini aku ajak Seulgi buat mampir kesini?" Kai sengaja datang ke tempat Chanyeol di sore hari, ingin berkunjung sekaligus memperkeruh suasana hati sahabatnya yang kian terguncang akhir-akhir ini.

Sebut saja dia sahabat yang sedikit jahat karena berniat ingin memprovokasi pikiran sahabatnya sendiri. Tapi apalah daya hatinya yang kesal setengah mati melihat Chanyeol yang tak henti-hentinya mengelak dari perasaannya sendiri. Ayolah, dia saja sudah mendapat gadis sebaik dan selembut Kang Seulgi yang mampu menggeser wanita-wanita yang pernah ia kencani di masa lalu, membuka lembaran baru bersama si gadis. Wendy juga sudah jelas-jelas menyukai Chanyeol selayaknya seorang pria masih tak pria itu pedulikan.

Ibaratnya sudah ada berlian di depan mata, masa Chanyeol tidak mengambil kesempatan untuk melangkah lebih jauh? Mau sampai kapan coba Chanyeol menolak?

"Ya, tidak masalah. Masuklah." Chanyeol mempersilahkan keduanya untuk masuk. Seulgi tersenyum malu-malu, menganggukkan kepalanya pada teman barunya yang memiliki garis wajah khas perempuan berdarah bule—Wendy—dan mengikuti Kai dari belakang. Keduanya duduk di sofa panjang, Seulgi duduk dengan penuh kesopanan—kedua kakinya tertutup rapat dan kedua tangannya yang bersimpuh di atas lutut—sementara Kai duduk dengan gaya khas berandalan, satu kaki ditaruh di atas meja layaknya rumah sendiri.

Chanyeol menutup pintu, sedikit menggerutu di bawah helaan nafasnya, "Kamu itu guru atau preman pasar sih? Coba berikan contoh yang baik kepada muridmu itu, bagaimana tata cara bertamu yang baik dan benar."

Kai hanya menyengir tanpa dosa, "Hehehe! Maaf, kebiasaan di rumah." mendengarnya, Chanyeol hanya memasang wajah datar. Kata maaf sudah keluar tetapi Kai sama sekali tak berniat untuk merubah posisi duduknya. Helaan nafas berat kembali keluar, tabiat Kai memang susah untuk diubah.

Chanyeol datang menghampiri tamu, "Mau minum apa?"

"Mau yang dingin-dingin saja. Seulgi juga mau kan?" Kai menoleh ke arah Seulgi, gadis itu tersenyum kecil sambil menganggukkan kepalanya. Menyetujui tawaran sang guru.

"Tunggu sebentar. Biar aku bikinkan." Chanyeol berniat untuk segera melangkah ke dapur. Tapi, langkahnya terhenti saat suara Wendy tiba-tiba menginterupsi.

"Ahjussi! Wendy mau ikut bantuin, boleh ya?" pinta sang gadis dengan mata berbinar.

"Hm, boleh." jawaban singkat itu sontak membuat Wendy berteriak kegirangan. Wendy dengan suka rela mengikuti Chanyeol untuk masuk ke area dapur. Meninggalkan Kai dan Seulgi di sofa, ikut membantu sang paman untuk menyiapkan hidangan. Chanyeol membuat air sirup dan memukul es batu sedangkan Wendy tengah menyiapkan beberapa makanan ringan sebagai camilan.

"Hati-hati Wendy." Chanyeol memperhatikan langkah Wendy yang tampak tergopoh-gopoh ingin membawa banyak camilan kepada tamu. Suasana hati Wendy tampak sangat cerah dan antusias mau menyambut tamu.

Chanyeol terlebih dahulu keluar dari dapur. Pandangannya lurus ke depan. Tak ada firasat buruk atau apapun yang sejenisnya. Awalnya dia biasa-biasa saja. Hingga ia melihat sepasang manusia berbeda jenis kelamin itu tampak begitu lengket satu sama lain.

Lolita ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang