I love you, Ahjussi!
•••
"KALIAN PENYIHIR JELEK! MENJAUHLAH DARI PACAR WENDY!"
Membeku. Jessy dan Jisoo membeku ditempatnya berdiri. Tak percaya dengan apa yang mereka dengar dari bibir orang ini.
"A-apa katamu? Pacar?" sela Jisoo dengan raut wajah tak percaya.
Wendy geram, dadanya naik turun menahan amarah saat melihat kedua nenek penyihir ini sudah membuat Ahjussi kesayangannya tampak kesakitan seperti itu.
"KALIAN KETERLALUAN! LIHAT! KALIAN SUDAH MEMBUAT PACAR WENDY KESAKITAN! WENDY TIDAK TERIMA!" Wendy kembali memekik tak suka, kali ini dengan air mata yang jatuh dari pelupuk matanya.
"Yak! Kau berisik sekali!" bentak Jisoo.
Jessy memperhatikan penampilan Wendy dari ujung kepala sampai ujung kaki, ia tertawa mengejek sembari memperhatikan kuku-kukunya yang berkutik merah, "Sebenarnya aku tak percaya jika wanita tengil sepertimu menjadi pacarnya. Tapi, yah ... Selera Chanyeol sekarang jauh lebih rendah dari yang aku bayangkan."
"KALIAN BERDUA! MINGGIR! AGH, WENDY BILANG MINGGIR!" Tak ingin berlama-lama menghadapi kedua Ahjumma jahat itu. Wendy menerobos, menggapai tangan lebar sang paman dan berusaha menariknya dari jangkauan mereka.
Chanyeol perlahan membuka matanya, perhatiannya tertuju pada sosok mungil yang tengah menggenggam erat tangannya. Mungil, lembut dan hangat. Saat mereka agak jauh, berhasil menembus kerumunan orang-orang yang tampak heran dengan gelagat mereka yang agak enah dan menapaki kaki mereka di luar gedung.
Bahu gadis itu bergetar. Tangis yang berusaha ia tahan dari tadi perlahan pecah, "Ahjussi ... Hiks ... Kita pulang sekarang ya? Ke rumah? Tidak apa-apakan, Ahjussi? Hiks ..."
Chanyeol menatap sayu bahu polos Wendy yang tampak ringkih di matanya.
"Wendy hanya ... Hiks ... Wendy tak mau melihat Ahjumma-Ahjumma jelek itu menyakiti Ahjussi lagi. Hiks ... Hiks ... Mereka ... Mereka jahat sekali."
"Baiklah. Ayo ... Kita pulang." Dengan gumaman pelan. Chanyeol menyetujui permintaan Wendy. Membawa gadis itu ke dalam mobil, menghidupkan mesin dan menjauh dari pesta itu.
Tak ada satupun dari mereka berdua yang ingin memecah keheningan. Wendy yang sibuk menatap beberapa gedung pencakar langit dari balik jendela dan Chanyeol yang berusaha sangat keras untuk fokus ke jalanan.
"Uh ... Panas ..."
Saat mereka masuk ke jalan bebas hambatan yang akan mengantarkan mereka ke rumah, Chanyeol merasakan dirinya sudah mencapai ambang batas, "Haah ... Haah ..." Chanyeol menurunkan laju mobil mereka dan memarkirkannya di tepi jalan yang kini sudah teramat sepi.
"Ahjussi? Kenapa kita berhenti disini? Inikan belum sampai ke rumah?"
"Ugh ... Maaf ... Agh ..." Chanyeol mengetuk-ngetukkan kepalanya beberapa kali ke stir mobil. Batinnya mengumpat. Semakin lama ditahan, semakin gerah rasanya. Dia sudah tidak kuat.
"Ahjussi? Ahjussi masih sakit ya? Astaga Ahjussi berkeringat banyak sekali!?" Wendy yang kembali dibuat resah dengan keadaan sang paman yang semakin aneh.
'Obat perangsang sialan ... Ugh ... Aku sudah tidak tahan lagi ... Aku butuh pelepasan .. Aku harus ... Tapi ... Bagaimana caranya?' manik hitam Chanyeol bergulir ke arah Wendy yang sedang sibuk mengelap dahinya yang berkeringat, 'Aku ... Aku tidak ingin menyakitinya. Apa yang harus aku lakukan?'
"Wendyhh ..." Chanyeol menarik lepas dasi yang membelit lehernya dan menyerahkan benda itu kepada Wendy, "Apa aku boleh ... Hah ... Minta tolong sebentar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lolita ✔
Hayran KurguBagi cinta, yang namanya umur tak lebih dari sekedar deretan angka. Itu benarkan? COMPLETED | Started at, 07-01-2021