I love you, Ahjussi!
•••
"Ahjussi ..."
"Hm?"
"Ahjussi mau kemana?" Wendy yang kesadarannya masih awang-awang karena baru bangun tidur tampak sedikit linglung saat berjalan mendekati sang paman yang tengah duduk di lantai sambil memakai sepatu olahraganya.
"Ahjussi mau pergi keluar sebentar, ke tempat teman." balas Chanyeol, sekilas menoleh ke belakang, ke arah Wendy yang tampak menggemaskan. Baru bangun tidur rupanya.
"Mau ke tempat Kai Ahjussi, ya?"
"Iya." Chanyeol sekilas mengangguk. Wendy kelihatannya sudah hapal siapa saja teman baik sang paman.
Rasa kantuknya kini telah memudar. Jari-jari mungil itu saling bertautan. Dengan bibir mengerucut, hati kecil sang gadis menggerutu. Ada rasa tak rela saat sang paman mau pergi keluar dengan pakaian bebas seperti anak muda. Bisa saja saat sang paman sudah berada di luar, banyak wanita berbadan montok yang akan menggodanya.
Atau bahkan pamannya malah berpapasan dengan penyihir-penyihir jahat itu lalu mereka akan menyakiti pamannya lagi. Pikirannya melayang kemana-mana, Wendy masih ingat bagaimana kedua Ahjumma itu tega mengerjai pamannya hingga kesakitan seperti kemarin. Membuat Wendy emosi saja. Biar mereka itu jauh lebih tua darinya. Wendy tidak takut.
Tidak. Wendy tidak mau paman tercintanya kembali tersakiti. Tapi, Wendy juga tidak bisa begitu saja meminta sang paman untuk berdiam diri di rumah. Chanyeol juga punya yang namanya kehidupan. Tidak seperti dirinya yang selalu monoton di rumah. Wendy tak ingin pamannya malah merasa tak nyaman dan memilih untuk pergi menjauhinya.
Wendy kembali bertanya, "Hm, perginya enggak lamakan, Ahjussi?"
"Iya, enggak lama, palingan sebelum jam 11 siang nanti sudah pulang."
Wendy tersenyum manis. Wajahnya mendongak, mengikuti raga sang paman yang sudah bangkit dari posisi duduknya tadi, "Ahjussi." kedua tangannya terbentang lebar, "Wendy mau peluk."
Chanyeol tersenyum geli melihat tingkah Wendy yang semakin manja. Tanpa basa-basi, pria jangkung itu datang menghampiri Wendy, sedikit membungkukkan tubuhnya dan memeluk raga mungil gadis itu teramat erat.
"Tinggal baik-baik di rumah. Jangan buka pintu kalau yang datang orang asing. Kalau ada apa-apa. Cepat hubungi aku ya, Wendy."
"Iya, Ahjussi."
Chanyeol mengusap punggung mungil Wendy. Kedua matanya tertutup saat hidungnya mencium aroma segar yang memabukkan menguar dari tubuh Wendy. Chanyeol sedikit menelusupkan kepalanya, menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher sang gadis. Diam-diam mengecup lembut permukaan kulit Wendy yang seputih susu.
'Hyung, Noona, aku cicip Wendy sedikit saja ... Tidak apa-apa, kan?'
Cup! Cup!
"Ahjussi, hihihi! Kenapa cium-cium di sana sih? Leher Wendy jadi geli!" Wendy terkikik geli. Sensasi geli ia rasakan saat bibir tebal sang paman bersentuhan dengan kulitnya. Apalagi saat ia merasakan hisapan kecil di atas sana. Rasanya aneh dan juga geli, tapi dia suka.
Chanyeol menarik wajahnya dari sana. Tersenyum lembut lalu mengacak-acak mahkota pirang Wendy, "Aku pergi dulu ya."
"Hati-hati di jalan ya, Ahjussi!"
"Iya."
Wendy tidak tahu. Sang paman keluar bukan karena ada urusan penting ke rumah Kai. Melainkan keluar untuk memberikan waktu dan ruang baginya untuk berpikir jernih tentang apa yang terjadi di alam pikirannya akhir-akhir ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lolita ✔
FanfictionBagi cinta, yang namanya umur tak lebih dari sekedar deretan angka. Itu benarkan? COMPLETED | Started at, 07-01-2021