I love you, Ahjussi!
•••
Beberapa hari kemudian.
"Rapat selesai sampai disini. Terimakasih semuanya." Kepala sekolah yang sudah berusia lanjut itu menutup rapat dadakan yang diadakan setelah jam mengajar selesai lalu keluar dari ruangan yang diikuti oleh beberapa orang lainnya.
"Hah, selesai juga akhirnya." Kai menekan-nekan tengkuk lehernya yang kaku sejak rapat dimulai.
"Kai-ssi, teman-teman yang lain ingin pergi minum. Kau mau pergi bersama kami?"
"Huh, minum-minum ya. Memangnya mau pergi kemana?" Kai menoleh ke arah Wonho—guru sejarah—yang tengah merapikan berkas yang sedikit berserakan di mejanya.
"Ke tempat biasa." jawab Wonho.
Kai berpikir sejenak. Tempat yang terlintas di pikiran Kai adalah club malam langganan yang jaraknya lumayan jauh dari sekolah. Dimana club itu juga menjadi tempat Chanyeol berteriak tak jelas sembari mengungkapkan perasaannya yang hancur karena Jessy dan Kai harus susah payah menggotong teman bongsornya itu hingga sampai ke rumah membuatnya kembali bernostalgia.
Mata Kai menyempit, ia menyikut lengan Wonho sembari berbisik, "Katakan padaku, siapa yang sedang patah hati kali ini?"
"Aish, untuk urusan itu mana aku tahu." Wonho mengangkat bahunya acuh, "Aku dengar mereka hanya ingin bersenang-senang di akhir pekan. Intinya, kau mau pergi atau tidak?"
Bugh!
Kai menepuk keras bahu Wonho seraya berkata dengan suara lantang, "Tentu saja aku ikut!"
Perempatan reflek muncul di atas kening Wonho, "Kalau kau bukan senior, aku pasti sudah mencekikmu."
•••
"Jadi ... Biar aku tebak, kau ditolak olehnya? Benarkan?"
Jisoo memicingkan matanya ke arah wanita berpenampilan bak super model yang menjadi teman minumnya saat ini, "Kau sedang menertawaiku, Nona Ahn?"
"Tidak, tidak, aku hanya memastikan saja dugaanku benar apa tidak. Dan ternyata itu benar." Wanita itu tertawa kecil sambil menggoyang-goyangkan gelas kaca berisi alkohol dosis tinggi.
"Aku merasa harga diriku terinjak-injak oleh dia." Jisoo kembali menenggak minumannya, "Sebelumnya, tidak pernah ada pria yang berani menolak ajakanku. Sementara dia ... Agh, Chanyeol sialan. Apa hebatnya dia sampai berani menolakku seperti itu!?"
"Kehebatannya? Hm, apa ya? Ahh ... Chanyeol itu orangnya jujur, pekerja keras, sedikit keras kepala tetapi juga penyayang. Dan untuk urusan ranjang ..." Wanita itu tersenyum miring pada Jisoo, "Dia sangat jantan."
"Kau!"
"Dengar ya! Aku sudah memberimu 1 kali kesempatan untuk mendekatinya. Dan karena sekarang kau sudah gagal. Akulah yang berhak untuk mendapatkannya. Dia adalah milikku." Ahn Jessy, wanita itu mengunci mulut Jisoo yang akan mengumpat dengan jari telunjuknya.
Jisoo menepis tangan Jessy, menghentakkan gelasnya dengan wajah merah padam karena reaksi alkohol yang mulai beraksi, "Aku ... Hik ... Kalau apa yang kau katakan tentangnya itu benar. Aku jadi heran, kenapa dulu kau malah melepaskan pria seperti Chanyeol?"
Jessy bungkam, ia kembali mengisi gelasnya dengan alkohol, "Aku juga tidak tahu."
Glup! Glup!
Jessy segera menghabiskan apa yang ada di dalam gelasnya, bangkit berdiri dan meluncur ke lantai dansa. Dimana banyak sekali pria bermata keranjang yang sedang mengincar dirinya.
"Uhh ... Hei, kau mau kemana?"
"Menghabiskan waktu untuk bersenang-senang."
Jisoo melambaikan tangannya, "Jangan lupa pakai pengaman ya!"
Merasa disindir, Jessy juga membalas ucapan Jisoo dengan sindiran yang senada dengannya, "Kau juga, Jisoo!"
Berbaur dengan sorot lampu pesta dan orang-orang yang berjoget di lantai dansa. Jessy meliukkan badannya yang begitu sempurna bak biola. Mengundang perhatian beberapa pasang kaum adam yang disana. Termasuk beberapa orang yang tengah duduk santai sembari menyesap minuman beralkohol yang tersaji di depan mereka.
"Kau kenal dia?"
"Hell yeah, dia sangat cantik."
"Tubuhnya benar-benar sempurna."
Kai yang tadi hanya duduk bersandar dengan mata tertutup mendengar sayup-sayup suara teman-teman rekan kerjanya yang tengah membicarakan seseorang, lebih tepatnya seorang wanita.
"Hei, hei, apa yang sedang kalian bicarakan, huh? Siapa yang cantik?" Kai membetulkan posisi duduknya dan menenggak botol minuman keras itu di tangannya.
"Wah, ada yang penasaran rupanya." Yang lain tertawa keras mendengar guyonan yang Wonho lemparkan pada Kai.
"Aku ini pria normal. Apa salahnya aku penasaran dengan yang namanya wanita cantik?" Ujar Kai dengan gaya nyeleneh.
"Itu disana. Wanita berdress merah yang ada di lantai dansa." tunjuk Taemin ke arah lantai dansa.
Kai memicingkan matanya. Melihat apa yang Taemin tunjuk lebih dalam, "Yang rambut rambutnya hitam panjang itu?" Taemin mengangguk pelan sembari menghidupkan sepuntung rokok yang tersampir di bibirnya.
Atensi Kai fokus pada wanita yang menyedot seluruh perhatian teman-teman rekan kerjanya. Bagaimana lenggak-lenggoknya yang membuat siapapun terpana dan aura menantang darinya. Alis Kai menukik, semakin dilihat, ia merasa tak asing dengan wanita ini.
Kai menggeleng, 'Krystal? Ah, tidak, tidak, seingatku, rambutnya tidak sepanjang itu. Apa dia Yoona? Tidak, tidak, dia agak pemalu. Tidak mungkin dia bisa menari seperti jalang, apalagi menapakkan kaki di club malam.'
'Jadi, siapa?' Kai kembali bertanya pada dirinya sendiri. Menggali ingatan-ingatannya pada deretan wanita dewasa yang pernah menjadi teman kencannya.
Tring!
Sesaat wanita itu menoleh ke samping dengan senyum nakal terlintas dibibirnya. Rambut panjangnya tergerai indah seakan tersapu oleh angin. Wanita itu tersenyum saat seorang pria asing yang tiba-tiba datang dan menarik pinggulnya dari arah samping.
"Agh, apanya yang hebat? Dia biasa saja bagiku." Kai lantas mengalihkan pandangannya, kembali menengggak air keras yang menjadi pelampiasan kekesalannya saat ini.
'Wanita sialan, kenapa dia ada disini sih? Merusak mood ku saja.'
.
.
.
.
.To Be Continues
A.n :
Jessy adalah salah satu contoh perempuan yang tidak bersyukur. Jangan ditiru ya, guys :)))
Btw, maaf kalau akhir-akhir ini agak lama up. Biasa, kesibukan :))
Kalau kalian suka. Tolong berikan dukungan baik berupa vote, komentar dan follow agar tidak ketinggalan info :*
Salam dari cecan #plak
KAMU SEDANG MEMBACA
Lolita ✔
FanficBagi cinta, yang namanya umur tak lebih dari sekedar deretan angka. Itu benarkan? COMPLETED | Started at, 07-01-2021