I love you, Ahjussi!
•••
Di malam hari yang tenang.
Gadis mungil itu kini sudah rapi dengan piyama tidurnya. Rambut pirangnya dia biarkan terurai begitu saja di balik punggungnya. Melihat pria jangkung yang tengah sibuk memotret sebuah objek di ruang kerjanya. Dan gadis itu melihat sebuah jam khusus pria yang tampak elegan ada disana. Ditimpa cahaya lampu dan cipratan cahaya kamera.
"Ahjussi lagi sibuk ya?"
Chanyeol sedikit menjauhkan kameranya dan menoleh ke arah gadis yang tampak antusias dengan apa yang sedang ia lakukan, "Iya. Tapi, sebentar lagi selesai kok."
Cekrek!
Cekrek!
Wendy tak banyak berbicara, dia hanya mengangguk dan membiarkan pria itu menyelesaikan pekerjaannya. Mata bundarnya terlihat berbinar ketika melihat bagaimana seriusnya sang paman dalam menggeluti pekerjaannya sebagai seorang fotografer profesional.
Setelah beberapa menit berlalu, Chanyeol kembali ke meja kerjanya, memasukkan memori kameranya ke dalam komputer dan melihat bagaimana hasil kasar dari jepretan kameranya. Setelah dirasa semuanya sudah cukup. Dia mencabut memori kameranya dan mematikan tombol power perangkat keras itu.
"Ini beneran sudah selesai?" Wendy menghampiri Chanyeol yang tengah merapikan meja kerjanya.
"Menurutmu, Nona kecil?"
"Hm, menurut Wendy, Ahjussi sudah selesai."
"Nah, itu tahu. Nona kecil keluarga Son memang pintar ya." ujar Chanyeol mengejek. Seperti biasa.
Wendy mengerucutkan bibirnya. Sedikit kesal dengan pamannya yang tak henti-henti melayangkan ejekan padanya. Dan Nona kecil? Ugh, menyebalkan sekali.
"Ya, ampun. Baru digituin udah ngambek. Dasar." Chanyeol mencubit gemas hidung mungil milik gadis itu hingga Wendy mengaduh kesakitan.
"Iiih! Ahjussi, sakit tahu!" Wendy mengusap hidungnya yang sedikit memerah. Chanyeol menggeleng sembari terkikik geli melihat tingkah Wendy. Walau anak kecil ingusan ini sudah menjadi seorang gadis tapi kelakuannya tetaplah sama seperti Wendy kecil yang ia gendong 10 tahun yang lalu.
"Ahjussi, Wendy boleh minta ... Uhm, minta tolong enggak?"
"Hm? Minta tolong apa?"
"Ahjussi, tolong bacakan ini buat Wendy?" Wendy lalu menyodorkan sebuah buku cerita bergambar padanya.
"Biasanya, sebelum Wendy tidur. Daddy selalu membacakan dongeng buat Wendy. Tapi, karena akhir-akhir ini Daddy sibuk sama pekerjaannya. Daddy lebih sering pulang malam dan jarang membacakan dongeng buat Wendy." tutur Wendy dengan tatapan memelas.
Chanyeol tampak tak percaya dengan apa yang Wendy sodorkan. Gadis berumur 16 tahun, usia dimana seharusnya dia mulai membaca hal-hal berbau remaja malah menyodorkan sebuah buku cerita bergambar khusus anak-anak padanya.
Dan lagi, membaca dongeng sebelum tidur? Bukankah kebiasaan itu biasanya hanya dimiliki oleh anak-anak sekolah dasar?
Gadis ini lama tinggal di Negeri Adidaya, Amerika Serikat. Negara yang terkenal akan kebebasannya. Tapi, otak Wendy terlihat seperti kertas putih yang belum pernah tercoreng sedikitpun oleh noda. Chanyeol sedikit penasaran, sistem pendidikan seperti apa yang Jungguk dan Yoora berikan untuk Wendy sehingga gadis itu masih memiliki otak yang teramat polos untuk seorang gadis remaja sepertinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lolita ✔
Fiksi PenggemarBagi cinta, yang namanya umur tak lebih dari sekedar deretan angka. Itu benarkan? COMPLETED | Started at, 07-01-2021