I love you, Ahjussi!
•••
"Haah ... Leganya." Wendy menghela nafas lega setelah kembali dari kamar mandi. Langkah kakinya yang ringan, bibirnya yang terus menggumamkan lagu kesukaannya dan matanya yang berbinar menatap seseorang yang tengah duduk di sofa.
Wendy terkikik geli. Pamannya terlihat sangat serius mengamati layar televisi. Terlintas ide jail di otaknya untuk mengejudkan sang paman yang tampaknya masih belum menyadari kehadirannya. Wendy lantas berjalan dengan ujung kakinya, menyelinap seperti pencuri dan dengan gerakan tangkas memeluk leher sang paman dari arah belakang.
"Ahjussi!"
"Yak! Kau- Wendy Son!? Kau mau aku mati kena serangan jantung ya?"
Wendy melepaskan pelukannya, ia tertawa lepas, puas melihat reaksi sang paman yang tampaknya sangat terkejut karenanya. Dia lalu langsung mengambil tempat duduknya di samping Chanyeol yang tengah mengelus dadanya.
"Habisnya Ahjussi tadi serius sekali. Sampai-sampai Ahjussi tidak sadar kalau Wendy ada disini." ucap Wendy, mencari pembelaan diri.
Chanyeol menatap berang wajah manis gadis ini. Dia mengalihkan wajahnya seraya bergumam dengan nada mengumpat. Dia rasanya ingin marah tapi tak bisa ketika kedua mata Wendy yang berbinar-binar menatap lurus ke arahnya. Rasanya dia seperti tengah memarahi seekor anak kucing yang polos.
"Ahjussi."
"Hm?"
Wendy menunjuk layar televisi yang sedang menampilkan seorang pria yang tampak kacau serta dikelilingi oleh botol-botol minuman beralkohol disisinya, "Kenapa dia sampai sesedih itu?"
"Kenapa bertanya?"
"Wendy cuma penasaran." Wendy memainkan jari-jarinya, "Mommy bilang filmnya bagus. Cuma kata Mommy, film ini belum cocok untuk Wendy. Jadi, Wendy tidak tahu bagaimana jalan ceritanya."
"Oh, begitu ya?" Chanyeol berdehem, dia paham maksud Yoora kenapa wanita itu tidak memperbolehkan anak gadisnya yang super duper polos itu untuk menonton cuplikan film tadi. Singkatnya, ini adalah film panas bergenre romansa yang tidak baik dikonsumsi oleh remaja tanggung seperti Wendy.
Mungkin saja Wendy sudah terbiasa dengan adegan kissing yang biasa ada di dalam drama. Tapi, khusus untuk film-film panas seperti ini. Adegannya lebih jauh dari sekedar berciuman.
"Hm, mau menjelaskannya darimana ya?" Chanyeol mengusap dagunya, "Ahjussi jelaskan secara singkat saja ya? Bolehkan?"
"Mau-mau!" Wendy mengangguk antusias, dia merapatkan kedua kakinya dan meletakkan kedua tangannya di atas lutut. Seperti anak SD yang sedang mendengarkan penjelasan dari sang guru.
"Suatu hari, di abad pertengahan, ada seorang pria dari kalangan biasa, dia bekerja sebagai pelukis jalanan. Tidak banyak orang yang meminta jasanya untuk melukis. Seminggu, mungkin paling banyak ada 2 orang atau bahkan tidak ada satupun. Tapi, dia tetap bersyukur karena masih bisa mencari uang dengan cara lain."
Wendy memiringkan kepalanya, "Dengan cara lain?"
"Ya, seperti menjadi seorang pelayan atau menjadi upah harian membersihkan kandang kuda." ujar Chanyeol, "Kehidupan pria itu terus berputar seperti itu-itu saja. Bekerja, pulang, makan dan bekerja lagi. Sampai pada suatu hari, dia bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik yang datang meminta dirinya untuk dilukis."
Jari-jari Wendy mengerat, dia bisa melihat bagaimana raut wajah sang paman yang perlahan berubah. Seolah memendam luka yang teramat dalam.
"Pria itu mulai tertarik dengannya. Disaat dirinya sangat memerlukan uang untuk menyambung hidup. Dia malah dengan sukarela memberikan lukisannya pada wanita itu sebagai hadiah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lolita ✔
FanfictionBagi cinta, yang namanya umur tak lebih dari sekedar deretan angka. Itu benarkan? COMPLETED | Started at, 07-01-2021