Chapter 23

462 63 32
                                    

I love you, Ahjussi!

•••

Semua serba salah. Awalnya mau mencari udara segar dengan keluar rumah bersama sahabatnya, si mesum sialan itu malah cengar-cengir sendiri membayangkan daun muda. Mau pulang cepat ke rumah. Dia nanti harus berhadapan dengan gadis paling kiyomi di matanya sekarang, Wendy Son. Apalagi harus menyaksikan si kurcaci yang tengah menjalankan tugasnya sebagai guru untuk Wendy.

Walau Kyungsoo itu tipikal orangnya tegas, tidak neko-neko, memegang janji dan yang terpenting, yang paling Chanyeol syukuri, dia sudah menikah. Tapi, tetap saja ada rasa tak suka di dalam relung hatinya setiap melihat bagaimana kedekatan mereka saat proses belajar-mengajar. Sungguh panas rasanya.

Chanyeol merasa dirinya benar-benar terjebak di situasi yang rumit dan menjepit. Ibaratkan buah simalakama. Jika maju, dia akan terkena imbasnya. Jika mundur, dia juga yang sakit hati. Chanyeol merasa takdir hidupnya tengah dipermainkan oleh Tuhan. Sepertinya Tuhan benar-benar ingin mengerjai alur hidupnya yang sudah kacau balau dengan memberikan bumbu-bumbu tambahan yang sudah memorak-porandakan pondasi hidupnya selama ini.

Kembali ke dunia nyata, dimana ada dia dan Kai yang tengah duduk santai di ruang utama. Dan jangan lupa, sosok gadis muda yang tengah meletakkan 2 gelas minuman hangat.

"Ini minumnya. Silahkan dinikmati."

"Terimakasih buat tehnya, Seulgi. Hm, kelihatannya enak nih." Kai mengedipkan matanya pada Seulgi. Seulgi mengerucutkan bibirnya, bergumam kecil dengan sorot mata memelas pada sang guru, mata itu yang seolah berkata, 'Ssaem, jangan begitu. Seulgi jadi malu.'

Seulgi segera mengalihkan kontak matanya dengan sang guru seraya menahan rona merah yang malu-malu muncul di permukaan pipinya kepada tamu yang gurunya perkenalkan sebagai temannya tadi.

Seulgi segera mengalihkan kontak matanya dengan sang guru seraya menahan rona merah yang malu-malu muncul di permukaan pipinya kepada tamu yang gurunya perkenalkan sebagai temannya tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chanyeol mendongak, tersenyum simpul saat gadis bermata sipit itu menaruh segelas teh hangat tepat dihadapannya. Kang Seulgi, gadis itu juga membalas senyuman Chanyeol sekedarnya lalu kembali masuk ke dalam membawa nampan kayu yang tadi ia gunakan untuk membawa gelas.

"Kalem sekali. Umurnya berapa, Kai?"

"Oh, enggak salah masih 16 tahun, bulan depan nanti dia ulang tahun yang ke 17." balas Kai setelah menyeruput manja teh yang gadis itu hidangkan padanya.

Umurnya 16 tahun, ya? Seumuran dengan Wendy rupanya.

Chanyeol mengambil gelas itu, matanya mendelik tajam pada Kai yang tengah senyam-senyum sendiri menatap punggung Seulgi yang telah menghilang, "Kenapa laki-laki urakan tak tahu diri sepertimu bisa dapat daun muda model beginian sih? Heran."

"Tentu saja bisa." Kai menepuk dada bidangnya, membanggakan diri, "Karena aku ini orangnya baik, tampan dan rajin menabung. Jadi, aku bisa mendapatkan hati gadis selembut Seulgi. Tuhan itu memang adil ya, Chanyeol? Tahu saja kalau aku lagi mencari-cari jodoh. Hehehe."

Lolita ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang