Chapter 6

544 76 22
                                    

I love you, Ahjussi!

•••

Kai tengah bersenandung santai, mengunci pintu apartemennya dan berbalik, "YA AM- astaga. Aku kira siapa." Kai hampir saja berteriak. Ia mengelus dada bidangnya yang tengah bergemuruh.

"Ha-Hai." wanita itu melambaikan tangannya sembari memaksa sudut bibirnya agar terangkat.

Dahi Kai mengerut dalam, memastikan apa orang yang dia lihat ini benar-benar orang yang terlintas di dalam pikirannya, "Kau ... Jessy?"

"Ah, rupanya kau masih mengenal wajahku. Ngomong-ngomong, sudah lama ya kita tidak berjumpa, Kai."

"Uh, iya. Memang sudah sangat lama." Kai melipat kedua tangannya di dada.

"Kau tetap tampan seperti biasa, Kai."

"Heh, kau juga tampak sempurna seperti biasa, Ahn Jessy." Kai memamerkan senyuman nada mengejek, "Setelah sekian lama pergi. Ada keperluan apa kau tiba-tiba datang kemari, huh?"

"Hai, apa salah jika aku datang untuk sekedar berkunjung ke rumah teman lama?" balas Jessy dengan nada seramah mungkin.

Sementara, Kai hanya memasang wajah sedatar tembok pada wanita yang telah menjadi tokoh utama merangkai kenangan buruk di masa lalu. Masa lalu dia dan sahabat karibnya.

"Sejak kapan kita pernah menjadi teman?" Kai tidak memperlihatkan satupun tanda-tanda ingin bersahabat dengan wanita cantik di hadapannya ini.

Kai mendengus kesal, melihat wajah Jessy benar-benar mengingatkannya pada mantan kekasihnya, Krystal Jung. Wanita dewasa yang memiliki kecantikan yang mampu memperdaya semua pria. Karakter mereka juga lumayan sama. Tepatnya, sama-sama egois.

"Jujur saja, kau susah-susah datang ke apartemenku yang kumuh ini hanya untuk mencarinya, bukan? Jika benar itu yang kau inginkan, kau hanya akan menyia-nyiakan waktumu yang sangat berharga. Jadi, pergilah!" Kai mendengus kesal dan mulai melangkah pergi meninggalkan wanita itu.

"Kai!" Jessy menarik lengan kekar pria berkulit eksotis itu, "Aku mohon, jangan pergi. Aku hanya ingin ... aku ingin meminta maaf atas segala hal yang pernah aku lakukan padanya! Aku sudah menghubunginya beberapa kali. Tapi, dia tidak pernah menjawab. Tolong beritahu aku, dimana dia tinggal sekarang?"

"Terserah apapun maumu, Nona Jessy. Tapi, aku tidak akan pernah membantu orang sepertimu." Kai menggeram. Dia menghempaskan tangan Jessy yang tadi melingkar manis. Memaksa wanita itu untuk melepaskan tangannya lalu pergi begitu saja.

"Kai, tolong dengarkan aku sekali saja! Kai!" Jessy kali ini berteriak namun diabaikan oleh Kai.

•••

"Daripada menjadi beban tambahan di rumah ini. Lebih baik gunakanlah tenagamu untuk membantuku beres-beres." Chanyeol menyindir Kai yang tengah bersantai-ria di sofa tunggal di ruang kerjanya. Menghabiskan waktu dan segala properti di rumahnya untuk hal-hal yang tidak berguna.

Seperti sekarang, pria berkulit tan itu tampak asyik menyeruput sekotak jus jambu biji di tangannya seraya bergumam tak jelas-antara mengomel dan bernyanyi-yang sempat membuat telinga lebar Chanyeol risih dengan eksistensi sahabatnya ini.

"Hah, apa kau tidak kasihan melihat keadaanku sekarang, Chan? Leherku ini rasanya mau patah." Kai menghela nafas dan menyandarkan batang lehernya ke sofa, "Ternyata, menjadi guru yang baik itu bukanlah hal yang mudah. Aduh, leherku. Aigoo, sakit sekali."

"Jangan katakan padaku lehermu sakit gara-gara kau asyik mengintip isi rok para gadis di tempatmu mengajar?"

"Yak, kau ini!" Kai menyela, "Untuk apa aku harus susah payah mengintip jika aku bisa membayar seorang jalang untuk melihat isi celana dalamnya padaku?" Hening sejenak, Kai kembali mencerna apa yang terlintas di dalam kepalanya, "Tapi, omonganmu ada benarnya juga sih. Jalang-jalang yang kubayar rata-rata sudah longgar semua. Tidak ada yang rapat seperti-"

Lolita ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang